Keracunan MBG di Kalbar

Pengawasan MBG di Kalbar Diperketat, Guru Wajib Cicipi Makanan Sebelum Dibagikan ke Siswa

Menurut Agus, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kasus keracunan atau temuan makanan basi yang sempat terjadi di sejumlah daerah lain.

|
Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Anggita Putri
TINJAU MBG - Kepala Regional Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalimantan Barat, Agus Kurniawi, saat ditemui usai meninjau Dapur Mitra MBG di Jalan Sulawesi Pontianak. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Kepala Regional Program Makan Bergizi Gratis (MBG) Kalimantan Barat, Agus Kurniawi, menegaskan pihaknya memperketat pengawasan kualitas makanan yang dikirim ke sekolah-sekolah.

Salah satu aturan yang diterapkan adalah mewajibkan guru mencicipi sampel makanan lebih dulu sebelum didistribusikan kepada siswa.

“Kalau guru mengatakan makanan masih segar dan layak, baru boleh diturunkan dari kendaraan. Kalau sudah kurang bagus, jangan pernah diturunkan. Itu perintahnya,” tegas Agus, Selasa 23 September 2025.

Menurut Agus, langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi kasus keracunan atau temuan makanan basi yang sempat terjadi di sejumlah daerah lain.

“Kalau untuk keracunan, sejauh ini di Kalbar belum ada. Tapi kalau makanan basi, pernah ada satu dua kasus dari sekian banyak sekolah. Itu pun langsung ditangani,” jelasnya.

Agus juga meluruskan isu terkait anggaran MBG. Ia menyebut pagu anggaran berbeda sesuai jenjang pendidikan. Untuk TK hingga kelas 3 SD, dana bahan baku Rp8.000 per porsi, sementara kelas 4 SD hingga SMA Rp10.000. Tambahan Rp5.000 dipakai untuk operasional dan sewa tempat. Dimana Rp3.000 untuk operasional, termasuk gaji relawan, gas, listrik, dan transportasi dan Rp2.000 untuk sewa tempat mitra.

“Jadi angka Rp15.000 itu rinciannya jelas,” paparnya.

Hingga kini, sudah ada 208 Satuan Penyedia Program Gizi (SPPG) di Kalbar, dengan sekitar 180 di antaranya aktif beroperasi. Beberapa dapur bahkan sudah ditutup karena terbukti melakukan pelanggaran.

Baca juga: Guru SMA 1 Pontianak : Internet Gratis Beri Kemudahan Akses Pembelajaran 

“Ada dapur yang ketahuan mark up harga, dan itu langsung kami tutup. Kalau perlu, mitra atau yayasan juga bisa diganti,” tegas Agus.

Selain menjaga kualitas makanan, MBG Kalbar juga berupaya menstabilkan harga bahan baku. Agus menyebut pihaknya sedang menunggu kerja sama dengan Koperasi Merah Putih agar petani lokal bisa menjual hasil panennya langsung ke koperasi, dan SPPG membeli sesuai harga acuan Bappenas.

“Harapannya, ini bisa menekan laju inflasi. Karena sekarang harga ayam dan beberapa bahan pokok sudah melonjak, jadi kepala SPPG dituntut aktif mengecek harga pasar setiap hari,” katanya.

Agus menegaskan, seluruh kabupaten di Kalbar saat ini sudah menikmati program MBG. Namun, untuk memenuhi kebutuhan hingga ke wilayah 3T, Kalbar masih membutuhkan sekitar 580 SPPG.

Ia pun mengajak semua pihak untuk ikut mengawasi jalannya program ini.

“Kalau ada masalah, laporkan langsung. Kami butuh kritik dan masukan dari semua pihak untuk penyempurnaan MBG di Kalbar,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved