Ketua DAD Sanggau Ingatkan Masyarakat Adat Dayak Jaga Jati Diri di Tengah Arus Modernisasi 

Yohanes Ontot menyampaikan bahwa DAD Kabupaten Sanggau sudah berdiri cukup lama dan menjadi lembaga yang mengakomodir masyarakat adat dayak.

Penulis: Hendri Chornelius | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Hendri Chornelius
BINCANG SPESIAL - Ketua DAD yang juga Bupati Sanggau, Yohanes Ontot saat bincang spesial bersama Pemred Tribun Pontianak, Safruddin di studio Tribun Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat 14 November 2025.  

Ringkasan Berita:
  • Terkait peran DAD Sanggau dalam memperkuat jati diri masyarakat adat dayak di eras modernisasi di Kabupaten Sanggau, Yohanes Ontot menjelaskan yang sudah dilakukan saat ini adalah konsolidasi terhadap pengurus yang ada.
  • Termasuk dengan para temenggung dan ketua adat dan apapun istilahnya diberbagai daerah yang ada.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SANGGAU - Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) yang juga Bupati Sanggau, Yohanes Ontot bincang spesial Lewat Tribun Pontianak Official Podcast (Tripon Cast) di Studio Tribun Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat 14 November 2025. 

Podcast yang dipandu Pemred Tribun Pontianak Safruddin, membahas terkait DAD Sanggau:Menjaga jati diri ditengah arus modernisasi dan berkontribusi nyata bagi daerah.

Pada kesempatan ini, Yohanes Ontot menyampaikan bahwa DAD Kabupaten Sanggau sudah berdiri cukup lama dan menjadi lembaga yang mengakomodir masyarakat adat dayak di Kabupaten Sanggau.

"Selain DAD Kabupaten, juga ada DAD ditingkat Kecamatan. Jadi sudah sangat lengkap dan ada di setiap Kecamatan di Kabupaten Sanggau,"kata Yohanes Ontot.

Terkait peran DAD Sanggau dalam memperkuat jati diri masyarakat adat dayak di eras modernisasi di Kabupaten Sanggau, Yohanes Ontot menjelaskan yang sudah dilakukan saat ini adalah konsolidasi terhadap pengurus yang ada termasuk dengan para temenggung dan ketua adat dan apapun istilahnya diberbagai daerah yang ada.

"Jadi harus kita lakukan terus komunikasi dan lain sebagainya terkait dengan bagaimana pengembangan dan mempertahankan jati diri masyarakat adat dayak,"jelasnya.

Sehingga lanjut Ontot, dengan demikian tentu masyarakat adat dayak atau lembaga ini menjadi sebuah lembaga yang tidak hanya untuk orang dayak, tapi dia harus mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah dalam hal pembangunan.

"Yang bisa dilakukan oleh dirinya secara pribadi dan kelompok masyarakat adat itu sendiri. Baik dalam menjaga dan memelihara keamanan dan kenyamanan dan ikut serta terlibat dalam kegiatan pembangunan,"ujarnya.

Baca juga: Polres Sanggau Musnahkan 16,6 Kg Sabu, Komitmen Tegas Berantas Peredaran Narkotika

Ontot juga mengakui bahwa ada tantangan dalam melestarikan budaya ditengah era teknologi seperti saat ini. Tentu tak mudah seperti membalikkan telapak tangan juga. "Tapi kita bersyukur, untuk masyarakat adat dayak sampai hari ini sudah kita lakukan konsolidasi, kemudian dengan berbagai cara pendekatan-pendekatan, kegiatan-kegiatan terutama dengan adanya gawai-gawai yang dilaksanakan.

"Karena gawai ini juga salah satu media untuk bagaimana mengajak masyarakat adat ini menjaga atau melestarikan adat budaya dan seni budaya. Ini kita lakukan, puncaknya untuk Kabupaten Sanggau dilaksanakan pada 7 sampai 9 Juli setiap tahun. Ramainya sangat luar biasa, semangat masyarakat adat dayak ini untuk melaksanakan gawai tingkat Kabupaten ini luar biasa,"ujarnya.

Pada pelaksanaan gawai dayak ini juga dilaksanakan berbagai perlombaan, jadi sangat luar biasa masyarakat adat dayak ini dalam mengikuti gawai ini. Sebelum puncaknya di Kabupaten, gawai dilaksanakan mulai dari dusun-dusun setelah panen padi. Jadi bersyukur kepada Tuhan atas hasil panen yang didapatkan. 

Pada pelaksanaan gawai adat dayak nosu minu podi tingkat Kabupaten misalnya, juga bisa mensuport UMKM lantaran ada stand kuliner atau stand pameran didalamnya. Jadi ada timbal baliknya, melestarikan budaya dan juga bagaimana penguatan ekonominya. "Dampak ekonominya sangat luar biasa, tidak hanya bagi masyarakat adat dayak tapi untuk semuanya,"jelasnya.

Ontot juga mengapresiasi dengan masyarakat adat dayak, terutama generasi muda yang juga ikuti terlibat dalam melestarikan tradisi, budaya dan adat istiadat yang saat ini ada yang dikemas untuk dijadikan destinasi wisata. "Kemudian dikreasikan lagi diberbagai even, orang dayak inikan banyak tara cara istiadatnya. Hari-hari ini saya lihat sangat cerdas, terutama kaum mudanya. Mereka jadikan sebuah tarian, sebuah cerita, sebuah lagu. Jadi dikreasikan. Ini sebenarnya menceritakan adat atau tradisi pada jaman dahulu,"tuturnya.

"Contoh lagu pak Paolus Hadi, selain Doleng Dona Do dengan Onih Agah, ada satu lagu yang menceritakan terkait dengan kehidupan masyarakat adat, kewajiban masyarakat adat pada waktu itu menjaga alam, budaya, harus patuh dengan orang tua, menjaga alam, tidak bertentangan dengan alam, tidak merusak alam. Pesannya ada disana, di syair-syair yang ada di lagu tersebut,"tambahnya.

Selain tradisi dan seni budaya yang ada, masyarakat adat terutama kaum muda ini juga berupaya lagi untuk mencari lagi dan menggal lagi. Dan yang sudah ada dipertahankan sepanjang masih relevan dan memberikan daya dorong dalam menginspirasi kehidupan sebuah masyarakat adat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved