Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut

“Ada peningkatan ekonomi dan kemampuan pemasaran petani. Penjualan dan kemasan produk juga semakin menarik minat konsumen,” katanya.

|
Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - lahan-pertanian-di-atas-tanah-gambut-yang-kini-hijau.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
HAMPARAN - lahan pertanian di atas tanah gambut yang kini hijau subur menjadi bukti keberhasilan pendampingan dan pelatihan yang telah mengubah lahan terlantar menjadi sumber penghidupan bagi masyarakat.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - Menyeleksi-bibit-sayuran-muda-di-laha.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
PETANI - Menyeleksi bibit sayuran muda di lahan gambut dengan penuh ketekunan dan ketelatenan.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - mempelajari-proses-penanaman-dan-panen-di-Kampung.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
TURIS – Turis Asing mempelajari proses penanaman dan panen di Kampung Gambut Siantan Hilir bersama petani.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - Penyiraman-tanaman-di-lahan-gambut-dilakukan-secara-manual.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
PROSES - Penyiraman tanaman di lahan gambut dilakukan secara manual, mencerminkan semangat petani dalam menjaga kesuburan tanah dan keberlanjutan hasil panen.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - kangkung-di-tengah-rintik-hujan-simbol-keteguhan.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
PANEN - kangkung di tengah rintik hujan, simbol keteguhan dalam menghadapi tantangan iklim dan kondisi lahan gambut yang dinamis.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - antara-petani-dan-pihak-Pertamina-menggambarkan-bentuk-nyata-kemitraan.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
INTERAKSI - antara petani dan pihak Pertamina menggambarkan bentuk nyata kemitraan yang saling menguatkan untuk mencapai kemandirian pangan.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - panen-sayuran-hijau-menunjukkan-keberhasilan-petani.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
HASIL - panen sayuran hijau menunjukkan keberhasilan petani dalam menerapkan pola tanam berkelanjutan di tanah gambut yang kaya organik.
Essay Foto - Menuai Sejahtera di Tanah Gambut - pondok-sederhana-sebagai-tempat-persinggahan-sebelum.jpg
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Tri Pandito Wibowo
HASIL PANEN - hasil panen di pondok sederhana sebagai tempat persinggahan sebelum dibawa ke pasar.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Di tengah semangat kemandirian pangan nasional, PT Pertamina Patra Niaga Regional Kalimantan ikut mendukung Asta Cita Presiden Prabowo dengan memberdayakan petani lokal untuk mengolah lahan gambut menjadi pertanian yang produktif dan berkelanjutan.

Program ini menjadi wujud nyata kontribusi Pertamina dalam memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Komitmen itu tampak nyata di Kampung Gambut Siantan Hilir, atau yang akrab disebut Kampung Kuat Sihir, di Jalan Dharma Putra Dalam, Kecamatan Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan Barat.

Melalui pendampingan dan inovasi pertanian berkelanjutan, Pertamina berupaya menjadikan kawasan ini sebagai contoh pengelolaan lahan gambut yang berhasil dan ramah lingkungan.

Dari hamparan gambut yang dulu dianggap sulit diolah, dengan penuh ketekunan, mereka menyemai, menanam, hingga memanen berbagai sayuran seperti sawi, kangkung, tomat, seledri, dan bayam.

Lahan yang dikelola oleh tiga kelompok tani binaan Pertamina Patra Niaga ini menjadi bukti bahwa dengan pendampingan dan semangat gotong royong, lahan gambut pun bisa menjadi sumber kehidupan yang produktif.

Bagi Irwan, petani sekaligus Ketua Badan Usaha Milik Rukun Warga (BUMRW) di Kuat Sihir, bertani di lahan gambut bukan hal mudah, tetapi justru menjadi motivasi untuk terus berinovasi.

“Bertani di lahan gambut memang tidak mudah. Proses pengelolaannya jauh lebih kompleks dibandingkan lahan mineral. Petani harus menebas, mencangkul, mengambil akar-akar kecil, lalu membuat bedengan sebelum menambahkan bahan kimia untuk menekan keasaman tanah,” ujar Irwan, kepada TribunPontianak.co.id, Senin, 27 Oktober 2025.

Baca juga: Perum Bulog Kalbar Launching Penyaluran Bantuan Pangan Alokasi Oktober- November 2025

Di bawah naungan BUMRW, Irwan menyebut menanam di lahan gambut bukan hambatan, melainkan peluang.

Setiap minggu, hasil panen dari Kuat Sihir mencapai belasan ton. Produksi harian kampung ini sekitar 14,7 ton sayur, dengan harga jual di tingkat petani berkisar Rp1.000 - Rp2.000 per kilogram, tergantung jenis dan kondisi pasar.

“Sekali panen bisa menghasilkan sekitar satu ton, dengan pendapatan mencapai Rp1,5 juta. Hasil panen itu kemudian dipasarkan di Pasar Pontianak dan sejumlah pasar lainnya di wilayah Kalimantan Barat,” ujarnya.

Dari total 171 hektare lahan, baru sekitar 30 persen yang dimanfaatkan untuk pertanian hortikultura.

Sisanya ditanami nanas, ubi, pisang, atau digunakan untuk kerja sama komersial lainnya. Namun, Irwan memperkirakan luas lahan pertanian bisa menyusut menjadi 10 - 15 persen di masa depan akibat meningkatnya kebutuhan nonpertanian.

Selain menjadi kawasan pertanian, Kampung Kuat Sihir juga berkembang sebagai destinasi wisata edukasi yang menarik ribuan pengunjung dari dalam dan luar negeri melalui konsep agrowisata berkelanjutan yang memadukan pertanian di lahan gambut dengan keindahan wisata alam.

Melalui program Corporate Social Responsibility (CSR), Pertamina Patra Niaga berkomitmen mendampingi masyarakat Kampung Gambut dengan berbagai inovasi ramah lingkungan. Program ini berfokus pada pertanian berkelanjutan, diversifikasi tanaman, dan pengelolaan limbah pascapanen.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved