Cerita Petani Cabai di Teluk Keramat Bangkit dari Harga yang Sempat Anjlok
Saat panen bulan Oktober 2025 lalu, harga cabai berada di titik terendah 5000 Rupiah per kilogram.
Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
Ringkasan Berita:
- Yogi mengatakan, saat ini harga jual cabai di tingkat petani berangsur naik sekitar 27 ribu Rupiah per kilogram.
- Menurut Yogi, faktor penyebab harga cabai sempat anjlok beberapa Minggu lalu dikarenakan masuknya cabai dari luar Kalimantan Barat khususnya cabai dari Pulau Jawa.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Yogi (24) seorang petani cabai di Desa Sungai Baru, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, mulai menghela napas panjang, Senin 17 November 2025.
Harga cabai yang sempat anjlok di masa panen sebulan yang lalu membuatnya sedih. Saat panen bulan Oktober 2025 lalu, harga cabai berada di titik terendah 5000 Rupiah per kilogram.
Yogi kini pelan-pelan menghirup napas yang lebih lega karena harga cabai mulai bangkit. Harga cabai yang sempat anjlok itu tak menyurutkan semangat Yogi untuk terus berusaha.
"Sudah beberapa minggu turun naik harga cabai, dari harga 115 ribu anjlok ke 5000 Rupiah per kilogram," kata Yogi, petani cabai Desa Sungai Baru, Kecamatan Teluk Keramat.
Yogi mengatakan, saat ini harga jual cabai di tingkat petani berangsur naik sekitar 27 ribu Rupiah per kilogram.
"November ini sudah agak pelan naik, harga cabai di kisaran 27 ribu Rupiah per kilogram, di bulan November ini," ucapnya.
Menurut Yogi, faktor penyebab harga cabai sempat anjlok beberapa Minggu lalu dikarenakan masuknya cabai dari luar Kalimantan Barat khususnya cabai dari Pulau Jawa.
"Petani cabai kami sempat terkendalanya harga murah karena cabai dari pulau luar masuk ke Kalbar jadi banjir cabai di pasaran," katanya.
Dia mengatakan, ketika cabai-cabai didatangkan dari Pulau Jawa membuat suplai di pasar terpenuhi. Sehingga petani cabai lokal hanya mampu menyuplai pasar terdekat.
"Otomatis cabai lokal di Desa kami ini hanya untuk mensuplai ke pasar-pasar terdekat saja, jadi harganya murah murah," ungkapnya.
Di lahan seluas 0,5 hektar miliknya di Desa Sungai Baru, Yogi menggarap sekitar 3500 batang cabai. Yogi juga merupakan salah satu petani muda yang aktif di desanya.
Dia menjelaskan, harga cabai yang kini mulai merangkak naik kembali menghidupkan semangatnya untuk giat bertaji terutama menanam cabai untuk memenuhi suplai pasar.
Baca juga: Menuju Desa Mandiri Partisipatif, Desa Merabuan Sambas Tingkatkan Kapasitas LKD
Dia mengatakan, faktor musim yang mulai memasuki penghujan berdampak pada banjir yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa. Hal itu membuat harga cabai ikut perlahan naik.
"Saat ini berkenaan memasuki musim banjir musim ada hujan, jadi agak naik karena di Jawa sana ada banjir," ungkapnya.
"Cabai jadi sedikit yang dikirim atau masuk ke Kalbar khususnya ke Sambas itu. Jadi hanya caba lokal yang mengirim ke pasar-pasar jadi agak naik lah harganya," katanya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
| Cap Go Meh Pontianak 2026 Digelar Usai Tarawih, Diprediksi Diikuti 60 Kelompok Naga |
|
|---|
| Api Membesar dari Atap, Kontrakan di Kuini 1 Terbakar Saat Penghuni Tak di Rumah |
|
|---|
| Hari Pertama Operasi Zebra Kapuas 2025 di Bengkayang, Petugas Temukan Pelanggaran Ringan |
|
|---|
| Pelatihan Pemanfaatan AI Tingkatkan Literasi Digital Guru dan Siswa SMP Muhammadiyah 3 Pontianak |
|
|---|
| Terpilih sebagai Duta HIV/AIDS Kalbar 2025, Resky Febrianus Yuga Siap Gencarkan Edukasi ke Sekolah |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/matan-Teluk-Keramat-Kabupaten-Sambas.jpg)