Kisah Petani Melon Semperiuk A, Jono Hadapi Banjir Kini Raup Untung
Jono menggarap kebun melon di tanah seluas 0,5 hektar di Desa Semperiuk A Kecamatan Jawai Selatan. Budidaya melon telah digeluti Jono
Penulis: Imam Maksum | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Musim panen buah melon tiba menghampiri petani melon di Desa Semperiuk A Kecamatan Jawai Selatan, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, Jumat 17 Oktober 2025.
Sejumlah petani mulai sibuk memetik buah melon yang siap untuk dipasarkan. Melon mereka mencukupi kebutuhan pasar lokal, domestik hingga ekspor ke luar negeri.
Di bawah terik matahari, beberapa petani sibuk mengemas melon agar siap dipasarkan. Mereka duduk beralaskan terpal plastik. Berteduh di bawah rindang pohon supaya sengat sang surya tak langsung membakar kulit.
Salah satunya Jono, petani melon yang relatif masih muda usianya. Kebun melon miliknya itu sudah masuk masa panen. Wajahnya begitu ceria.
• Mahasiswa dan Pemuda di Sambas Sepakat Rawat Toleransi, PWPM Kalbar Gelar Dialog Kebangsaan
Jono menggarap kebun melon di tanah seluas 0,5 hektar di Desa Semperiuk A Kecamatan Jawai Selatan. Budidaya melon telah digeluti Jono sejak empat tahun belakangan.
"Saya sudah empat kali panen melon, panen pertama itu balik modal," kata Jono, Jumat 17 Oktober 2025.
Jono kembali bercerita, saat panen kedua dirinya mendapatkan keuntungan namun relatif masih sedikit. Pada masa panen ke tiga hingga ke empat, keuntungannya mulai bertambah.
"Panen pertama balik modal. Panen kedua ada ke untungan namun masih sedikit. Panen ke tiga nambah keuntungan hingga masa panen keempat," kata Jono.
Dia menambahkan, di masa panen ke empat saat ini melon yang dihasilkan menyentuh 2 ton dengan harga jual Rp14.500 per kilogram.
"Panen ke empat total melon saat ini yang kami hasilkan mencapai 2 ton dengan harga per kilogram 14.500 Rupiah," katanya.
Dua ton melon yang dihasilkan Jono merupakan hasil menggarap lahan setengah hektar. Ia menanam sebanyak 3000 batang melon.
"Hasil panennya itu dari jumlah tanaman lebih kurang 3000 batang melon," tutur Jono.
Menurut Jono, saat masa panen ini dirinya juga melibatkan sejumlah petani di desa untuk membantunya, walaupun panen melon dengan tenaga sendiri masih dapat dilakukan.
"Beberapa petani kadang membantu untuk panen. Kalau panen sendiri bisa," kata Jono.
Dia menjelaskan siklus panen melon dilakukan setiap umur 60 hari setelah tanam. Setelah panen tanaman akan mati dan kembali untuk menyiapkan lahan untuk masa tanam baru.
melon
petani
Semperiuk
Sambas
Berita Terbaru Tribun Pontianak
Kalbar
Kalimantan Barat
Jumat 17 Oktober 2025
| Bupati Kubu Raya Harap Perusahaan Sawit Berikan Dampak Positif Pada Masyarakat |
|
|---|
| DPRD Kayong Utara : Jangan Tunggu Banjir Parah Baru Normalisasi Parit |
|
|---|
| Bupati Sujiwo Imbau Warga Kubu Raya Tingkatkan Kewaspadaan Saat Berkendara |
|
|---|
| Pisah Sambut Camat Sungai Pinyuh, Kapolsek Tekankan Sinergi Jaga Kamtibmas yang Kondusif |
|
|---|
| Menyalakan Kesadaran di Jalan Raya, Astra Motor Kalbar Gencarkan Edukasi untuk Semua Kalangan |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.