Florida Ida Dorong Perempuan Jadi Garda Terdepan Cegah IMS di Sintang

Florida Ida juga menyoroti kuatnya stigma dan minimnya keberanian perempuan untuk membicarakan kesehatan reproduksi, terutama di wilayah pedesaan.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
FOTO BERSAMA - Kepala Bidang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak pada Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Kabupaten Sintang, Florida Ida, menjadi narasumber pada kegiatan Sekolah Islam Gender (SIG) yang diselenggarakan oleh Pengurus Korps PMII Putri Komisariat STAIMA Sintang. 
Ringkasan Berita:
  • Florida Ida juga menyoroti kuatnya stigma dan minimnya keberanian perempuan untuk membicarakan kesehatan reproduksi, terutama di wilayah pedesaan.
  • Ia menekankan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada keluarga, terutama anak-anak dan remaja, agar memiliki pemahaman yang benar mengenai perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG - Kepala Bidang Perlindungan dan Kesejahteraan Anak pada Dinas Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KBP3A) Kabupaten Sintang, Florida Ida, menjadi narasumber pada kegiatan Sekolah Islam Gender (SIG) yang diselenggarakan oleh Pengurus Korps PMII Putri Komisariat STAIMA Sintang

Di hadapan para mahasiswi STAIMA Sintang, Florida Ida menyampaikan materi khusus bertema Advokasi Perempuan dalam Pencegahan Infeksi Menular Seksual (IMS) di Kabupaten Sintang. Peserta terdiri dari Anggota PMII Rayon STAIMA, Anggota PMII Komisariat STAIMA, serta Kader PMII se-Kabupaten Sintang.

Dalam pemaparannya, Florida Ida menegaskan bahwa perempuan memiliki posisi strategis dalam menjaga kesehatan keluarga dan menjadi garda terdepan dalam upaya pencegahan penyakit, termasuk IMS.

“Angka kasus IMS secara nasional cenderung meningkat, dan ini perlu menjadi perhatian serius di daerah, termasuk Kabupaten Sintang. Perempuan harus memiliki keberanian, pengetahuan, dan akses informasi yang benar tentang kesehatan reproduksi. Pencegahan IMS bukan hanya tanggung jawab tenaga kesehatan, tetapi juga keluarga, lingkungan, dan seluruh elemen masyarakat. Edukasi yang tepat dan terbuka akan menyelamatkan generasi masa depan,” tegasnya.

PLN IP UBP Sintang Raih Juara 1 Cofiring PLTU Terbanyak se-Indonesia

Florida Ida juga menyoroti kuatnya stigma dan minimnya keberanian perempuan untuk membicarakan kesehatan reproduksi, terutama di wilayah pedesaan.

“Banyak perempuan masih menganggap tabu membahas kesehatan reproduksi. Akibatnya, mereka kurang memahami cara pencegahan, tanda-tanda klinis, maupun akses layanan kesehatan yang tersedia,” kata Ida.

Ia menekankan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam memberikan edukasi kepada keluarga, terutama anak-anak dan remaja, agar memiliki pemahaman yang benar mengenai perilaku hidup sehat dan bertanggung jawab.

“Perempuan harus berani menjadi agen perubahan, mengingatkan pasangan, menjaga kesehatan keluarga, dan mengadvokasi program pencegahan IMS. Jika perempuan kuat, maka keluarga akan sehat dan masyarakat akan lebih berdaya,” jelasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Florida Ida turut menyampaikan bahwa Pemerintah Kabupaten Sintang melalui KBP3A akan terus memperkuat program advokasi, komunikasi, dan edukasi publik berbasis komunitas, serta meningkatkan kolaborasi lintas sektor, termasuk dinas kesehatan, sekolah, lembaga keagamaan, dan organisasi masyarakat. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved