Psikolog: LGBT Bisa Sembuh, Kita Rangkul, Tarik dari Penyebabnya
Perubahan perilaku anak perlu diperhatikan dengan seksama, terutama di tengah situasi keluarga modern yang minim interaksi dan komunikasi.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Psikolog Dr. Fitri Sukmawati menegaskan bahwa perilaku menyimpang, termasuk orientasi seksual seperti LGBT, tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan merupakan hasil dari berbagai faktor yang saling berkaitan.
“Pelaku menyimpang itu kan tidak serta-merta, di ujug-ujug sama. Orang mengalami gangguan kepribadian itu tidak serba-tiba langsung. Artinya, banyak penyebab,” ujar Dr. Fitri saat diwawancarai, Jumat 11 Juli 2025.
Ia menjelaskan bahwa dalam diri setiap individu terdapat peran maskulin dan feminin, namun jika peran-peran ini berkembang secara tidak seimbang, terutama dalam lingkungan sosial yang tidak sehat, maka dapat memicu penyimpangan perilaku.
“Kalau kita normal ya, peran maskulin, feminin, itu semua ada di dalam tubuh kita. Cuma ketika kita perempuan, peran maskulin-nya mungkin lebih sedikit daripada feminin-nya,” jelas dosen IAIN Pontianak ini.
Menurutnya, peran orang tua menjadi kunci utama dalam mendeteksi dan mencegah penyimpangan perilaku sejak dini.
Perubahan perilaku anak perlu diperhatikan dengan seksama, terutama di tengah situasi keluarga modern yang minim interaksi dan komunikasi.
“Kurangnya komunikasi itu menjadi salah satu penyebabnya. Anak jadi tidak dekat dengan orang tuanya, tidak terbuka, dan akhirnya dia melakukan ini,” ungkap Dr. Fitri.
Ia menekankan bahwa saat anak sudah menunjukkan tanda-tanda penyimpangan, orang tua tidak seharusnya memarahi atau menghakimi, melainkan merangkul dan mendampingi anak untuk keluar dari pengaruh lingkungan negatif.
Baca juga: KELOMPOK LGBT dan Kaum Homo Sasar Remaja Pontianak! Psikolog Ungkap Peran Orangtua Sangat Penting
“Nggak perlu kita marahin. Kita rangkul, berusaha menjauhkan dari komunitasnya, dan tarik atas penyebabnya. Orang tuanya harus mendampingi, bukan menyalahkan atau membiarkan,” tegasnya.
Dalam pandangan psikologi, lanjut Dr. Fitri, proses pemulihan membutuhkan modifikasi perilaku dan pemutusan hubungan dari komunitas yang mendorong penyimpangan.
“Dia harus modifikasi perilaku, memperlepas, meninggalkan komunitas itu. Kalau dia masih di situ, ya dia nggak akan berubah. Artinya, dia sudah tidak sehat,” tuturnya.
Dari sisi keislaman, ia menambahkan bahwa seseorang yang menyimpang harus diarahkan kembali ke komunitas yang benar agar dapat menjalani kehidupan yang lebih sehat secara mental.
“Kalau dalam Islam, artinya dia kembali lagi kepada komunitas yang benarnya,” pungkasnya. (*)
- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!
| Polda Kalbar Gelar Jumat Curhat Bahas Pengawalan dan Keselamatan Berlalu Lintas |
|
|---|
| Dinas Kesehatan Pontianak Gelar Jalan Sehat Peringati HKN ke-61, Ungkap Capaian Bebas Frambusia |
|
|---|
| Wakil Bupati Juli Suryadi Dorong Penguatan Peran Posyandu Saat Buka Pelatihan Kader se-Mempawah |
|
|---|
| Pemkab Kayong Utara dan Tropenbos Gelar Konsultasi Publik terkait Penyusunan Peta ABKT |
|
|---|
| Koperasi Desa Merah Putih Diakselerasi, Nashirul Haq Tekankan Peran Strategis Koperasi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/ay-nad-20725.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.