2027 Pemkot Bangun Pusat Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Sanitary Landfill, Dana dari Bank Dunia

Edi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengimplementasikan Peraturan Wali Kota Nomor 6 Tahun 2019 tentang pengurangan penggunaan plastik.

Penulis: Tri Pandito Wibowo | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
PENGOLAHAN SAMPAH - Kondisi sampah yang menggunung di TPA beberapa waktu lalu. Sebagai solusinya, pemerintah akan membangun pusat pengelolaan sampah terpadu berbasis sanitary landfill pada 2027, dengan dukungan dana dari Bank Dunia sebesar Rp275 miliar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Pemkot Pontianak saat ini tengah bersiap menutup TPA lama yang masih menggunakan sistem open dumping pada akhir 2026 karena tidak sesuai dengan standar lingkungan. 

Sebagai solusinya, pemerintah akan membangun pusat pengelolaan sampah terpadu berbasis sanitary landfill pada 2027, dengan dukungan dana dari Bank Dunia sebesar Rp275 miliar.

"Kita ingin sistem yang lebih modern, ramah lingkungan, dan berkelanjutan," ungkap saat menjadi keynote speaker dalam acara Eco Speak yang digelar oleh Eco Bhinneka Muhammadiyah Kalbar di halaman Museum Negeri Kalbar, Minggu 1 Juni 2025.

Edi menjelaskan bahwa pihaknya telah mengimplementasikan Peraturan Wali Kota Nomor 6 Tahun 2019 tentang pengurangan penggunaan plastik.

Ia mendorong masyarakat untuk memilah sampah sejak dari rumah serta membuang sampah pada tempat yang sesuai.

Wali Kota mengakui bahwa plastik belum sepenuhnya dapat dihindari dalam kehidupan modern.

Namun, dengan edukasi yang konsisten, masyarakat diharapkan dapat lebih sadar dalam memilah dan mendaur ulang sampah.

Baca juga: Satpol PP Pontianak Tak Main-Main, Pasangan Ilegal Didenda dan Pemilik Kos Dipanggil

Ia juga mengapresiasi peran komunitas lingkungan dan generasi muda yang aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Ke depan, Pemkot akan menggencarkan program penghijauan di lahan-lahan kosong agar Pontianak semakin hijau dan nyaman.

"Sudah tersedia TPS, depo, hingga TPA. Tinggal bagaimana masyarakat menerapkannya dengan disiplin. Botol plastik bisa dijual kembali, sampah organik bisa diolah jadi pupuk atau energi. Semua tergantung pola pikir dan kebiasaan," ujarnya.

Kampanye Kurangi Plastik Jelang Idul Adha

Edi juga mengimbau masyarakat untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, termasuk saat pembagian daging kurban di Hari Raya Idul Adha. Ia mendorong penggunaan alternatif seperti besek bambu, daun pisang, dan wadah ramah lingkungan lainnya.

Regional Manager Eco Bhinneka Kalbar, Octavia Shinta Aryani, menjelaskan bahwa Eco Speak Juni 2025 merupakan wadah dialog lintas komunitas dan agama untuk membahas isu lingkungan secara kultural dan spiritual. Tema yang diangkat adalah "Kampanye Hijau Bebas Kantong Plastik Menuju Pontianak Kota Bersinar."

"Diskusi ini kami buat terbuka dan di ruang publik agar masyarakat bisa langsung terlibat. Ini bentuk edukasi yang inklusif. Perlu edukasi berkelanjutan dan kerja sama semua pihak," jelas Octavia.

Meski aturan larangan kantong plastik telah diterapkan, ia mengakui implementasi di lapangan masih menghadapi tantangan, seperti toko atau pasar yang masih menyediakan plastik.

Dengan pendekatan kolaboratif dan partisipatif, kegiatan Eco Speak diharapkan mampu menginspirasi perubahan perilaku masyarakat menuju Pontianak yang lebih hijau, bersih, dan berkelanjutan. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved