Kepala Kesbangpol Kalbar Merinding Dengar Pencurian Darah Orang Utan
BKSDA Kalbar juga pernah menangani kasus upaya penyelundupan Bekantan ke Vietnam.
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Faiz Iqbal Maulid
"Kalau produksi kayu, bisa bayar utang negara? Tambang? Merusak semua itu. Utang negara terbayar nggak? Kalau manfaatkan ini (darah orangutan melalui bioprospeksi), ketiaknya biawak, kayaknya bisa lunas utang negara," paparnya.
Kepala Kesbangpol Kalbar, Manto mengatakan, yang perlu kita jaga sama-sama saat ini di Kalbar adalah keanekaragaman hayati dengan segala plasma nutfahnya yang misterius itu jangan sampai dicuri oleh orang lain.
"Merinding saya ketika mendengar informasi bahwa darah Orangutan kita dicuri orang asing dibawa keluar negeri dipacking dalam format pulpen. Itukan kejahatan transnasional yang terorganisir, intelek, sepintar para peneliti," katanya pada kegiatan yang sama.
Hanya saja masalahnya, tidak semua orang bisa mendeteksi keberadaan peneliti-peneliti seperti ini. Banyak mereka yang datang undercover.
"Diantaranya menggunakan visa wisata, juga visa tenaga kerja," kata Manto.
Menurut manto, rekomendasi untuk peneliti asing sudah diperketat bahkan ekstra ketat.
"Cuman masih saja kebobolan. Itu tadi karena mereka tidak masuk ke Kalbar dengan status sebagai peneliti. Dia datang dengan visa kerja, visa wisata. Oleh karena itu tidak bisa kami awasi melalui dokumen," ungkap Manto.
Bukan hanya pengawasan terhadap orang asing. Menurut Manto, pengawasan juga perlu dilakukan terhadap orang Indonesia yang berkolaborasi dengan orang asing, yang menjual beberapa flora dan fauna yang sudah kita lindungi.
"Kita memahami bahwa orang Indonesia masih kesulitan ekonomi. Perutnya masih alami kesulitan. Jadi kepepet untuk jual-jual barang yang harganya jadi mahal. Tapi yang saya khawatirkan adalah jual belinya di jalan tikus yang sekarang ini sudah ada 154 jalan tikus di perbatasan. Saya yakin lebih dari 154," katanya.
• Hewan dan Tumbuhan di Kalbar Rawan Dicuri, DPRD Provinsi Sebut Perlu Lakukan Ini
Manto mencontohkan, jika pergi ke Badau, kebun sawit Sinar Mas di Badau bertetangga dengan kebun sawit Malaysia.
"Tidak ada pembatas, pagar di situ. Jadi dari kebun sawit ke kebun sawit itu kita pakai mobil. Boleh saya katakan bahwa setiap celah antara sesama pohon sawit itu adalah lintasan jalan tikus," katanya.
"Jadi seandainya 166 kilometer sepanjang perbatasan, sesungguhnya potensi lintasan untuk menjual plasma nutfah kita keluar negeri sangat banyak," katanya.
Oleh karena itu, Manto mengatakan dirinya akan berkomunikasi dengan Pangdam Tanjungpura terkait hal ini. Sebab prajurit TNI yang tergabung dalam Pamtas sudah terbukti berprestasi.
"Pamtas sudah terbukti berprestasi paling banyak nangkap narkoba masuk ke wilayah Indonesia. Jadi dia perketat barang dari Malaysia ke Indonesia. Saya akan sampaikan ke Pangdam agar mengawasi juga barang yang keluar dari Indonesia agar jangan sampai plasma nutfah dicuri orang dibawa keluar," katanya.
Leny Hapsari dari Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati Spesies dan Genetik (KKHSG) mengatakan, ada beragam modus yang dilakukan pelaku pencurian keanekaragaman hayati atau dikenal dengan biopiracy.
RM Wiwied Widodo
BKSDA
Kalimantan Barat
Virus Ebola
Sintang
Bukit Kelam
Pelabuhan Dwikora
Orangutan
Manto
Leny Hapsari
CUACA Kalbar Hari Ini di 14 Daerah! Waspada Kayong Utara Udara Kabur, Pontianak Cerah di Siang |
![]() |
---|
Kejaksaan Negeri Sambas Musnahkan Barang Bukti 39 Perkara Inkrah |
![]() |
---|
Penutupan Hotel Dangau Singkawang Bukan Karena Masalah, Tapi Sudah Dijual |
![]() |
---|
SMAN di Kapuas Hulu Tunggu Petunjuk Terkait Pendaftaran Tes Kompetensi Akademik |
![]() |
---|
BPJS Ketenagakerjaan Singkawang Tindak Lanjuti Usulan OPD, Dorong Regulasi Perlindungan Pekerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.