Kepala Kesbangpol Kalbar Merinding Dengar Pencurian Darah Orang Utan
BKSDA Kalbar juga pernah menangani kasus upaya penyelundupan Bekantan ke Vietnam.
Penulis: Ferlianus Tedi Yahya | Editor: Faiz Iqbal Maulid
Satu di antaranya merupakan polisi aktif Polandia, dua diantaranya pakar Farmasi dan satu lainnya penunjuk jalan yang sering keluar masuk Indonesia.
Beberapa yang diambil mereka diantaranya anggrek, tarantula dan lipan.
BKSDA Kalbar juga pernah menangani kasus upaya penyelundupan Bekantan ke Vietnam.
Meski bukan berasal dari Kalbar, Bekantan berjumlah 29 ekor itu rencananya akan dibawa ke Vietnam.
"Ternyata di sana juga tak dibunuh. Dipelihara baik-baik untuk diambil bagian tertentu pada telinganya. Memang ada apa di telinga Bekantan? Ini juga ada potensi genetik yang kita belum tahu," kata Widodo.
Kasus pencurian terbaru adalah biawak tak bertelinga yang diamankan Polresta Pontianak di Pelabuhan Dwikora pada Maret 2024 lalu.
Biawak yang hanya ada di Kalimantan Barat ini rencananya akan dikirim ke Semarang. Selain itu rencananya akan dikirim ke Abu Dhabi melalui Surabaya.
"Diminta hidup-hidup. Dikirim hidup-hidup. Ternyata hasil penelusuran, ini dibawa ke Semarang kemudian Semarang ke Surabaya. Dari Surabaya melalui darat, entah sampainya kapan, sampai ke Abu Dhabi. Di Abu Dhabi, satu ekornya menjadi Rp 17 juta. Dan itu tak boleh yang dewasa. Remaja dan anak-anak. Biawak seharga Rp 17 juta itu di sana tidak dimakan, tidak dibunuh. Hanya diambil bagian tertentu pada ketiak biawak," kata Widodo.
Widodo mengatakan, setelah pengamanan itu, dirinya berkali kali ditelpon dan mendapat pesan dari nomor yang tak dikenal.
"Yang telpon, yang WA saya tidak dikenal banyak. Apa betul informasinya mengamankan? Boleh pak satu Rp 20 juta," kata Widodo menirukan pesan yang didapatnya.
"Ini juga punya Kalimantan Barat. Bahaya kalau begini terus-terusan. Apalagi hasil pemeriksaan, sudah empat kali ini (penyelundupan biawak tanpa telinga)," ungkap Widodo.
• Hewan dan Tumbuhan Rawan Dicuri, Walhi Kalbar: Tidak Dieksploitasi Melalui Praktek Ekstraksi
Menurutnya, saat ini para pelaku pencurian keanekaragaman hayati Kalimantan Barat tak lagi datang langsung. Namun yang datang hanya uang.
"Mereka tak lagi datang kesini. Nggak pake datang-datang. Sudah ketahuan sama Indonesia kalau datang. Yang datang uangnya doang. jadi Rp 500 sampai 800 ribu untuk satu ekor katak pelangi. Itu. Uangnya yang datang ke masyarakat lokal. Masyarakat lokal tinggal naik gunung, cari bebatuan yang dialiri air banyak di situ katak pelangi. Ambil satu, Rp 800 ribu, selesai. Mau kita periksa, bukan orang asing. Orang kita sendiri yang ngambil," katanya.
Menurut Widodo, pemanfaatan keanekaragaman hayati Kalimantan Barat melalui bioprospeksi harus dilakukan.
Dirinya kemudian membandingkan dengan perusahaan pertambangan dan hutan.
RM Wiwied Widodo
BKSDA
Kalimantan Barat
Virus Ebola
Sintang
Bukit Kelam
Pelabuhan Dwikora
Orangutan
Manto
Leny Hapsari
CUACA Kalbar Hari Ini di 14 Daerah! Waspada Kayong Utara Udara Kabur, Pontianak Cerah di Siang |
![]() |
---|
Kejaksaan Negeri Sambas Musnahkan Barang Bukti 39 Perkara Inkrah |
![]() |
---|
Penutupan Hotel Dangau Singkawang Bukan Karena Masalah, Tapi Sudah Dijual |
![]() |
---|
SMAN di Kapuas Hulu Tunggu Petunjuk Terkait Pendaftaran Tes Kompetensi Akademik |
![]() |
---|
BPJS Ketenagakerjaan Singkawang Tindak Lanjuti Usulan OPD, Dorong Regulasi Perlindungan Pekerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.