Kratom Kini Jadi Polemik, Banyak yang Kecanduan di BNN Tapi Termasuk Mata Pencarian Warga Kalbar
Syarif Kamaruzzaman, mengungkapkan sejumlah langkah sedang dirancang serta dijajaki oleh Pemprov Kalbar terkait Kratom.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Tanaman Kratom atau daun purik adalah salah satu mata pencarian bagi masyarakat Kapuas Hulu yang memiliki nilai ekonomis tinggi.
Namun, belakangan sumber pendapatan bagi masyarakat itu bisa saja terancam, hal itu jika pemerintah benar-benar menetapkan Kratom sebagai narkotika golongan 1.
Kepala Disperindag ESDM Kalbar, Syarif Kamaruzzaman, mengungkapkan sejumlah langkah sedang dirancang serta dijajaki oleh Pemprov Kalbar terkait Kratom.
Tujuannya tentu saja petani bisa menjual dengan harga mahal, namun tak melanggar hukum.
Langkah tersebut antara lain dengan menerbitkan Peraturan Gubernur Kalimantan Barat Nomor 33 Tahun 2022 tentang pengembangan hasil hutan bukan kayu dan memasukkan Kratom sebagai tumbuhan obat.
Selai itu, Pemprov Kalbar bersama dengan Kanwil Bea dan Cukai Kalbagbar akan melakukan pembahasan rencana pengenaan cukai pada tanaman dan produk Kratom.
"Pemprov Kalbar dengan Bea Cukai akan melakukan pembahasan terkait cukai. Hal ini dilakukan agar lebih memudahkan pengendalian peredaran Kratom dari tingkat petani, distribusi dan produksi," terangnya saat diwawancarai TribunPontianak, Senin 24 Juli 2023.
• Delagasi AS dan Petani Kalbar Temui Menkes Budi Bahas Kratom
Langkah selanjutnya Pemprov Kalbar juga akan menyediakan laboratorium pengujian guna mengontrol standarisasi produk ekspor Kratom.
"Menyediakan lab pengujian (biologis dan kimia) untuk standarisasi produk ekspor Kratom," tandasnya.
Terkait harga Kratom yang saat ini murah, Syarif Kamaruzzaman, menambahkan ada beberapa faktor yang mengakibatkan harga Kratom saat ini cenderung turun/murah.
Faktor yang pertama, terjadinya hukum pasar, produksi Kratom di Kalbar melimpah sedang pertumbuhan pembeli terbatas.
"Maka harga akan cenderung turun," ucapnya.
Faktor kedua, maraknya transaksi jual beli online membuat Kratom terjual secara bebas.
Banyak Kratom yang tidak sesuai standar dijual murah di online, sehingga menyebabkan harga normal ikut turun.
"Semakin mudah melakukan transaksi secara online tanpa ada kendali mutu sesuai standar yang berlaku," katanya.
Penyebab ketiga, pembeli asing bermodal besar saat ini juga bisa mendatangi petani langsung dan menawar dengan harga serendah mungkin.
"Sehingga menurunkan nilai saing Kratom di pasar lokal dan pasar ekspor," jelasnya.
Pantauan Disperindag Kalbar, perkiraan harga pasar Kratom saat ini berkisar di Rp 32.000 hingga Rp 35.000 per kg (harga petani/remahan).
"Tapi ini pantauan aja, itu tergantung lagi dengan negosiasi mereka dari pihak penjual dan pembeli," ujarnya.
Sedangkan nilai jual di Amerika secara umum 4 - 6 US$ per kg, tergantung mutu dan jenis barang.
Agar harga Kratom tetap stabil, kata Syarif Kamaruzzaman, Pemprov Kalbar beberapa upaya.
• Pemda Kapuas Hulu Tegaskan Akan Tetap Dukung Keberadaan Daun Kratom Agar Tak Dilarang
Tunggu Riset BRIN
Seperti diketahui Badan Narkotika Nasional (BNN) Republik Indonesia saat ini masih menunggu hasil penelitian terkait Kratom, dan memang belum memasukkan Kratom dalam golongan Narkotika.
Namun demikian, saat ini BNN telah melakukan rehabilitasi terhadap banyak orang terkait kecanduan Kratom.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Kepala BNN RI Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose saat penutupan Operasi Laut Interdiksi Terpadu di Pelabuhan Dwikora Pontianak, Selasa 6 Juni 2023 lalu.
"Sekarang masih dilakukan penelitian oleh BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional) apakah masuk nantinya dalam golongan 1 atau tidak, sampai dengan sekarang masih dilakukan penggodokan di tingkat pemerintah, namun belum masuk dalam daftar narkotika golongan 1 atau 2," ujar Komjenpol Petrus Reinhard Golose.
"Tetapi yang harus diingat, di BNN sudah banyak yang kecanduan atau addicted, direhabilitasi yang menggunakan Kratom, pohon ini tidak bersalah, yang bersalah ialah pengelolaannya, sama seperti daun Koka, daun koka sebelum dikelola tidak apa-apa, namun setelah dikelola menjadi kokain, masuk menjadi most dangerous substansis," lanjutnya
BNN sendiri dikatakannya telah melakukan penelitian terkait Keratom, namun pihaknya juga masih menunggu hasil penelitian dari BRIN terkait Kratom, apakah akan dimasukkan ke dalam narkotika atau tidak.
Sikap pemerintah tersebut mendapar tanggapan dari sejumlah pihak, termasuk dari Gubernur Kalbar Sutarmidji dalam beberapa kali kesempatan.
Dalam satu kesempatan Sutarmidji menyampaikan terdapat lebih dari 300 ribu masyarakat Kalimantan Barat menggantungkan hidupnya dari Kratom.
Di Kalimantan Barat, Sutarmidji mengungkapkan terdapat lebih dari 20 juta batang pohon Kratom.
Bila Kratom dimasukkan ke dalam obat-obatan terlarang, maka menurut Sutarmidji akan sangat berdampak bagi masyarakat Kalbar.
"Kratom ini pasar dunianya ada, Amerika beberapa negara bagian, Eropa juga ada. Kemudian kaitan dengan itu dari sisi ekonomi menghidupi lebih dari 300 ribu masyarakat Kalbar, sumber kehidupan mereka dari situ," ungkap Midji, belum lama ini.
• Penyebab Harga Kratom Murah, Simak Penjelasan Kadisperindag Kalbar
Ia menilai dibanding melarang Kratom lebih baik membuat regulasi tentang tata kelola Kratom.
"Sekarang yang perlu kita fikirkan lebih dari 300 ribu masyarakat Kalbar ini, lebih bagus kita tata kelola. Tata kelola hanya untuk diekspor dijual di luar negeri, supaya mereka juga punya pasar yang baik berkelanjutan, tidak bisa dibiarkan antara dilarang atau tidak, mereka (petani) bisa dipermainkan, dibilang kualitas tidak bagus dan sebagainya," jelasnya.
Agar memiliki pasar yang baik dan berkelanjutan, Midji menyampaikan Pemerintah Provinsi akan menyiapkan laboratorium untuk memastikan kualitas Kratom. "Ini tidak bisa dibiarkan antara dilarang atau tidak, kalau misalnya ini boleh untuk tata kelola, maka Lab akan kita siapkan, agar kualitasnya bagus, bahkan ketika seorang senator amerika datang, mereka siap memfasilitasi itu," katanya.
Midji menjelaskan bahwa Kratom memiliki pasar resminya sendiri dan masih legal serta masih ada negara yang masih menerima Kratom.
"Kalau memang ini berbahaya, zat adiktifnya lebih tinggi, yang jadi pertanyaan saya kenapa ada negara yang bisa nerima, padahal Narkotika dalam bentuk apapun dilarang di berbagai negara, dan Kratom ini tidak, Kratom ini bahkan dijadikan media terapi yang mereka ketergantungan zat adiktif," terangnya.
Mengeluh Harga Murah
Sementara itu sejumlah petani mengeluhkan harga Kratom yang murah.
Padahal sejauh ini Kratom masih menjadi salah satu mata pencaharian masyarakat wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, sehingga terus ada produktivitas atau olahan danau Kratom.
Namun harga beberapa bulan terakhir ini harga daun Kratom di Kapuas Hulu masih murah, baik mentahan maupun remahan. Mentahan sebelumnya harga mencapai Rp 5-6 ribu perkilogram, dan sekarang hanya Rp 3-4 ribu per kilogram.
Sedangkan daun Kratom yang sudah menjadi remahan awalnya harga mencapai Rp 20-23 ribu perkilogram, dan sekarang jauh murah hanya Rp 10-13 ribu perkilogram.
Seorang petani daun Kratom, Ujang Amad, menyatakan, saat harga masih mahal, lumayan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dalam rumah tangga, dan bisa membiayai anak-anak sekolah.
Petani Kratom lainnya, Udin juga menambahkan keberadaan Kratom memang mendongkrak perekonomian masyarakat. Hanya saja saat turun drastis, hal ini juga membuat pendapatan berkurang jauh.
"Namun sekarang ini harga daun Kratom murah hanya Rp 10-13 ribu perkilogram (remahan), dan mentahan mencapai Rp 3-4 ribu perkilogram. Diharapkan harga daun Kratom bisa kembali mahal," ungkapnya.
Seorang pembeli Danau Kratom, Suryadi menjelaskan, jual beli daun Kratom di wilayah Kapuas Hulu masih saja berjalan dengan baik, hanya saja harga jual kadang turun kadang naik.
"Sekarang harganya murah di kalangan petani daun Kratom," ujarnya.
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini
| Anak Muda di Pontianak Ungkap Alasan Belum Ingin Beli Rumah |
|
|---|
| Dinkes PP KB Kapuas Hulu Pastikan 23 Puskesmas Sudah Ada Laboratorium |
|
|---|
| Pasca Dugaan Keracunan MBG, Pemda Evaluasi Program MBG di Kapuas Hulu |
|
|---|
| Bertemu Kelompok Tenun Lokal di Desa Kumpang Ilong Sekadau, Windy Dorong Pengembangan Tenun Lokal |
|
|---|
| Semarak Kelam Tourism Festival 2025, Kartiyus Apresiasi Kerja Keras Panitia |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/Daun-Kratom-atau-Purik-yang-sudah-menjadi-mata-pencaharian.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.