Kecelakaan Maut di Pontianak

Walkot Edi Berharap Pelabuhan Dwikora Pindah dari Pontianak ke Kijing Mempawah

“Tidak ada jalan lain. Kita harus pindahkan pelabuhannya dan bangun outer ring road agar kendaraan berat tidak lagi masuk ke tengah kota,” tegasnya.

|
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID
KECELAKAAN LALULINTAS - Lokasi tempat terjadinya kecelakaan antara mobil kontainer dan pengendara sepeda motor di persimpangan lampu merah Jalan Tanjung Pura dan Jalan Diponegoro, Kecamatan Pontianak Kota, pada Rabu, 12 November 2025 siang. 

Ringkasan Berita:
  1. Edi Kamtono menegaskan kembali permintaan pemindahan Pelabuhan Dwikora ke Kijing karena aktivitas kendaraan berat dari pelabuhan tersebut menjadi penyebab utama kemacetan di Kota Pontianak.
  2. Pemerintah Kota Pontianak telah membatasi jam operasional kendaraan besar, namun kebijakan ini belum efektif sepenuhnya dalam mengurangi kepadatan lalu lintas di jalan-jalan utama kota.
  3. Solusi jangka panjang yang diusulkan adalah pemindahan pelabuhan dan pembangunan outer ring road.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID – Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, kembali menegaskan sikapnya terkait urgensi pemindahan Pelabuhan Dwikora dari Kota Pontianak ke Pelabuhan Kijing

Pernyataan tegas itu disampaikan usai dirinya melayat ke rumah duka almarhum Halid Abdullah bin Abdullah (76), warga yang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas di Gang Pemangkat 1, Kelurahan Akcaya, Kecamatan Pontianak Selatan, Kamis 13 November 2025.

Kecelakaan yang menewaskan Halid Abdullah bin Abdullah terjadi di simpang 4 Parit Besar, Jalan Tanjungpura kemarin Rabu 12 November 2025 siang.

Baca juga: KRONOLOGI Kecelakaan Maut Pemotor Tewas Terlindas Trailer di Simpang Pasar Tengah Pontianak

Dalam kesempatan itu, Edi menyampaikan belasungkawa mendalam atas meninggalnya almarhum. 

Ia berharap keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan kesabaran.

Namun, di balik suasana duka tersebut, Edi juga menyoroti semakin padatnya arus lalu lintas di Kota Pontianak yang menurutnya salah satu penyebabnya adalah aktivitas kendaraan besar dari dan menuju Pelabuhan Dwikora.

“Saya berulang kali meminta untuk memindahkan Pelabuhan Dwikora ke Kijing, karena pelabuhan Kijing sudah beroperasi. Sebenarnya harusnya sudah bisa, karena kapasitas pelabuhan terus meningkat setiap tahun, sehingga jumlah kendaraan juga semakin banyak,” ujar Edi kepada Tribunpontianak.co.id.

Edi menjelaskan bahwa truk kontainer dan trailer dengan kapasitas di atas 20 ton kini kian memadati jalan-jalan utama. 

Pemerintah Kota telah membatasi jam operasional kendaraan berat, namun kebijakan tersebut belum mampu sepenuhnya mengurai kemacetan.

“Kita sudah batasi jam operasionalnya, dari pukul 05.00–08.00 pagi dan 17.00–20.00 malam kendaraan besar dilarang melintas. Tapi di luar jam itu, lalu lintas tetap padat,” jelasnya.

Wali Kota menilai pemindahan Pelabuhan Dwikora ke Kijing merupakan solusi jangka panjang yang harus segera direalisasikan, bersamaan dengan pembangunan outer ring road atau jalur lingkar luar Pontianak.

“Tidak ada jalan lain. Kita harus pindahkan pelabuhannya dan bangun outer ring road agar kendaraan berat tidak lagi masuk ke tengah kota,” tegasnya.

Sebagai penutup, Edi mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dalam berkendara, terutama di beberapa ruas jalan yang rawan kecelakaan seperti Jalan Tanjung Pura, Komyos Sudarso, Imam Bonjol, dan Pak Kasih.

“Saya minta warga waspada dan berhati-hati. Keselamatan harus jadi prioritas,” pesan Edi.

Dengan pernyataan tegas ini, Edi kembali menegaskan komitmennya menjaga keselamatan dan kelancaran lalu lintas di Kota Pontianak sekaligus mendorong percepatan realisasi pemindahan Pelabuhan Dwikora ke Kijing agar kota tak lagi sesak oleh kendaraan berat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved