Ada Apa dengan Hibah Pembangunan Sekolah Mujahidin Pontianak Sampai Bikin Sutarmidji Pasang Badan?

Sutarmidji menjelaskan, pembangunan sekolah Mujahidin adalah realisasi dari perjanjian antara Pemprov Kalbar dengan Yayasan Mujahidin.

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/TRI PANDITO WIBOWO
Gubernur Kalimantan Barat dalam pertemuan dengan DPRI RI di Pontianak beberapa waktu lalu. Gubernur Sutarmidji menegaskan dirinya bertanggung jawab jika ada kesalahan dalam hibah sekolah Mujahidin Pontianak, Kalimantan Barat. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat, Sutarmidji menegaskan dirinya bertanggung jawab jika ada kesalahan dalam pemberian Hibah pembangunan sekolah Mujahidin.

Hal ini disampaikannya menanggapi pihak yang menyoal Hibah untuk pembangunan sekolah Mujahidin Pontianak, Kalimantan Barat.

"Kalau ada kesalahan dalam pemberian Hibah untuk pembangunan sekolah Mujahidin, maka saya yang salah. Kalau ada indikasi korupsi daalm penggunaan Hibah, kami pengurus yayasan siap bertanggungjawab," tegasnya, Senin 24 Juli 2023.

Sutarmidji menjelaskan, pembangunan sekolah Mujahidin adalah realisasi dari perjanjian antara Pemprov Kalbar dengan Yayasan Mujahidin.

Di mana Yayasan bersedia tanah digunakan dan pemprov membantu biaya pembangunan.

"Kenapa ini saya lakukan, karena Pontianak kelulusan SMP dan ketersediaan daya tampung tidak seimbang. Lebih banyak anak tamat SMP (sekitar 5 ratusan) daripada daya tampung SMA/K negeri dan swasta," katanya.

"Karena lembaga pendidikan ini di bawah Yayasan Mujahidin," tegasnya.

Gubernur Kalbar Sutarmidji Pasang Badan Jika Ada Kesalahan dalam Hibah Pembangunan Sekolah Mujahidin

Dari Hibah itu, kata Midji, telah terbangun 24 ruang belajar yang tersedia sarana prasarana olahraga dan 20 kios sebagai unit usaha yayasan.

Di mana yayasan bisa memperoleh pemasukan Rp 350 juta per tahun untuk menambah kebutuhan perawatan Masjid Raya.

"Hibah yang diberikan memang berulang. Tapi jumlah untuk sekolah tidak sampai Rp 23 Miliar dan bangunan itu nilainya lebih dari Rp 30 M. Korupsinya dimana?," tegas Midji.

Kalau dimasalahkan Hibah terus menerus, maka baca aturan.

Masjid Raya Mujahidin dan Katedral Santo Yosef adalah dua bangunan tempat ibadah yang menjadi tanggungjawab provinsi untuk perawatan dan operasionalnya.

"Jadi saya tegaskan ini ranah diskresi saya sebagai kepala daerah. Silakan tanya pakar hukum," kata Midji.

"Bahkan saya juga minta SMA Santun Untan dinegerikan untuk daya tampung siswa," ungkap Midji.

Kekurangan Guru Jadi Alasan Gubernur Sutarmidji Tak Selesai Bangun 100 SMA/SMK Negeri di Kalbar

Gubernur mengatakan, sebelumnya SMA Mujahidin hanya bisa menampung lima kelas.

Tahu lalu delapan dan tahun ini bisa 10 kelas.

"Dan ini untuk percepatan peningkatan IPM dan solusi ketidak tersedianya ruang belajar," kata Midji.

"Saya siap mempertanggungjawabkan secara hukum jika ada kerugian negara," kata Midji.

"Saya minta masalah ini jangan dijadikan objek balas dendam dan intrik politik," tegasnya.

"Saya lebih berpegang pada apa yang sering diarahkan, lihat manfaat dari suatu kebijakan, jangan selalu mengedepankan prosedur," pungkas Midji.

Gedung SMA dan Sentra Bisnis Yayasan Mujahidin Kalimantan Barat yang terletak di Jalan Ahmad Yani, Kota Pontianak, diresmikan Midji pada Minggu 10 Juli 2022.

Saat peresmian, Sutarmidji mengatakan pembangunan gedung baru tersebut merupakan kerjasama antara Pemprov Kalbar dengan Yayasan Mujahidin untuk membangun sekolah yang representatif.

Dalam perjanjian yang dibentuk antara kedua belah pihak, Pemprov Kalbar menyediakan dana sedangkan Yayasan Mujahidin menyediakan lokasi.

Pengelolaannya dilakukan oleh kedua belah pihak, antara Pemprov Kalbar dan Yayasan Mujahidin.

“Mujahidin punya lahan. Kita buat perjanjian, Mujahidin siapkan lahan, Pemprov memberi Hibah, dan dana umat juga dari Mujahidin untuk membangun sekolah yang representatif,” ujarnya.

Ternyata Ini Kendala Sutarmidji Belum Bisa Bangun 100 SMA/SMK Negeri di Kalbar

Sutarmidji menyebutkan, pembangunan gedung baru tersebut bertujuan untuk menambah daya tampung sekolah jenjang SMA, serta meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kalimantan Barat.

“Sehingga daya tampung SMA semakin besar, IPM kita mudah-mudahan semakin meningkat, itu tujuannya,” harapnya.

Ia juga mengungkapkan alasan membangun gedung baru SMA di kawasan Yayasan Mujahidin.

Saat ini, untuk mencari lahan yang berada di Jalan Ahmad Yani Kota Pontianak, diakuinya cukup sulit dilakukan.

Kebetulan dari Yayasan Mujahidin bersedia menyediakan lokasi.

“Kita kalau mau beli lahan di lokasi Ahmad Yani, mana bisa lagi. Sedangkan kita perlu sekolah itu,” ungkapnya.

Selain itu, kata dia, dari beberapa kelas yang tersedia, SMA Mujahidin memiliki kapasitas untuk menampung 200-300 siswa.

“Mujahidin tahun ini kalau perkiraan saya 200-300 orang boleh terima, Mujahidin ya. Tidak kalah nanti Mujahidin dengan negeri-negeri lain,” tukasnya.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kota Pontianak Hari Ini Di sini 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved