Gubernur Kalbar Ungkap Adanya Peningkatan Sebaran Gejala DBD, Midji Imbau Warga Waspada

Kasus DBD mulai minggu pertama sampai minggu 20 di tahun 2023 terjadi tren kenaikan kasus.

NET/Google
Ilustrasi DBD. Gubernur Sutarmidji mengungkapkan adanya peningkatan tren gejala DBD di Kalbar. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengungkapkan adanya peningkatan sebaran keterjangkitan gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kalimantan Barat. Seluruh masyarakat pun diimbau untuk waspada, agar tidak terjangkit gejala DBD ini.

"Ada gejala keterjangkitan DBD atau demam berdarah dengue meningkat. Lebih waspada dan minta lakukan antisipasi di wilayah terjangkit dengan melakukan fogging, hilangkan genangan air dan kalu menggunakan wadah penampungan air agar selalu dikontrol," ungkap Bang Midji, panggilan akrab Sutarmidji, Selasa 23 Mei 2023.

Plt Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, Feery Safariadi, menyampaikan berdasarkan grafik yang ada untuk Kasus DBD mulai minggu pertama sampai minggu 20 di tahun 2023 terjadi tren kenaikan kasus.

“Kalau dilihat dari grafiknya terutama ditiga bulan mulai Maret, April, Mei 2023 ada peningkatan kasus DBD, ini terlihat dari grafik angka kasus kesakitan yang meningkat di Provinsi Kalbar. Dimana pada Maret ditemukan 63 kasus, April 73 kasus, dan di Mei tercatat ada 71 kasus, yang mungkin masih meningkat lagi. Artinya ada trend kenaikan kasus DBD di Provinsi Kalbar,” ujar Feery.

Sehingga total tiga bulan terakhir ditemukan sebanyak 343 Kasus DBD di Provinsi Kalbar.

Tiga Bulan Terakhir ditemukan 207 Kasus DBD di Kalbar, dan Tiga Diantaranya Meninggal Dunia

Bahkan untuk Case Fatality Rate (CFR) atau angka kematian dari kasus DBD di Kalbar, dikatakan Feery juga sudah mulai meningkat, bahkan untuk Incidence Rate dari kasus kejadiannya dari penyakit DBD tersebut untuk secara Provinsi masih normal.

Dikatakannya secara standar angka Incidence Rate pada angka 10:10 ribu penduduk, di Kalbar saat ini angkanya masih 6:1.

“Tapi jika dirinci kasus per kabupaten kota ada yang meningkat untuk kasus DBD seperti di Kota Pontianak meningkat dan yang paling tinggi di Kabupaten Sintang dan di Kubu Raya,” ujarnya.

Sedangkan untuk kasus kematian penyakit DBD juga tinggi yang ditemukan di tiga kabupaten yakni di Kabupaten Sintang ditemukan 1 kasus, Melawi 1 kasus, Ketapang 1 kasus sampai minggu ke-20 di tahun 2023.

“Sementara untuk kabupaten lain belum ditemukan kasus kematian. Maka secara epidemologi angka kematian diangkat 0,81. Nah memang standarnya memang harus dibawah 1. Tapi apabila ditemukan 1 kasus kematian saja sudah menjadi perhatian penuh dan harusnya bisa di cegah,” tegasnya.

Adapun tiga kasus kematian atas penyakit DBD ini terjadi pada April sebanyak 2 kasus kematian, dan Mei 1 kasus kematian. Maka dari itu, ia mengimbau kepada masyarakat untuk melaksanakan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk di masing- masing rumah, awasi jangan sampai ada genangan air.

Kemudian Diskes Kabupaten Kota juga diminta untuk lebih mengaktifkan pelacakan jentik untuk satu rumah satu jentik, yang memang harus lebih diperhatikan sesuai dengan SK yang sudah ada saat ini. Kemudian pemberdayaan masyarakat.

Ia menjelaskan biasanya penyakit DBD ini dimulai dengan pola demam yang tinggi. Kemudian ada fase menurun, dan ada fase demamnya meningkat lagi.

Namun dikatakanannya yang penting apabila ditemuksn anak yang demam.

Maka untuk segera berkonsultasi kepada dokter terdekat atau membawa anak tersebut ke faskes terdekat di wilayah masing-masing untuk melihat apakah gejala demam biasa atau akibat dari demam berdarah.

“Nanti dokter atau nakesnya akan melakukan pemeriksaan untuk melihat melalui pemeriksaan lab untuk melihat gambaran darahnya,” ujarnya.

“Saya minta masyarakat juga jangan panik, yang penting harus melaporkan, berobat dan berkonsultasi ke dokter atau ke faskes terdekat. Selain itu agar pelaporan tersebut bisa dicatat dalam SKDR,” pungkasnya.

Sejak Awal 2023, Ada 18 Kasus DBD Di Kota Singkawang

Pontianak Normal

Dinas Kesehatan Kota Pontianak mengungkapkan untuk di Kota Pontianak sendiri terdapat 29 kasus DBD, terhitung sejak 1 Januari 2023.

"Sampai sekarang dari 1 Januari, ada 29 kasus DBD," ungkap Kadiskes Kota Pontianak dr Saptiko kepada TribunPontianak.co.id, Selasa 23 Mei 2023.

Saptiko menjelaskan, angka ini masih tergolong normal.

Namun demikian, pihaknya akan tetap waspada dan terus melakukan monitoring terhadap penyebaran kasus DBD ini.

"Kalau dibandingkan tahun lalu masih relatif sama, tapi selalu kita monitor dan waspada," paparnya.

Lebih lanjut, Saptiko juga mengimbau seluruh masyarakat Pontianak untuk waspada dan rutin mengontrol lingkungan sekitar. Menurutnya, hal tersebut sangat bermanfaat untuk mencegah penularan DBD.

"Diharapkan masyarakat setiap seminggu sekali mengontrol rumah dan lingkungan sekitar rumah," pintanya.

"Terutama pada tempat-tempat yang menampung atau ada airnya. Agar dikubur atau dimusnahkan barang yang tak digunakan, menguras dan membersihkan tempat penampungan air, atau menutup tempat penampungan, atau menaburkan bubuk insektisida pada tempat penampungan agar tidak menjadi sarang nyamuk,"

"Mengolesi lotion anti nyamuk atau minyak serai ketika anak-anak ke sekolah atau bermain. Bila demam dua hari segera ke pelayanan kesehatan untuk pemeriksaan dan pengobatan," pungkasnya.

Kasus DBD di Kapuas Hulu Tidak Ada Alami Peningkatan Kasus

4 Kasus di Sanggau

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Sanggau Sarimin Sitepu menyampaikan bahwa dari Januari hingga Mei tahun 2023 sebanyak 4 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Sanggau, Kalbar.

"Sampai hari ini ada 4 kasus dan terjadi di bulan Maret 2023. Sebarannya Kecamatan Kapuas 3 kasus dan Kecamatan Toba satu kasus. Dari semuanya itu tak ada yang meninggal dunia," katanya.

Sarimin juga menjelaskan terkait langkah dari Diskes Sanggau untuk pencegahan kasus DBD, diantaranya pencegahan kasus melalui Gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui Gerakan Laskar Berlian (GLB) anak sekolah.

"Kemudian, pelaksanaan penyelidikan epidemiologi memenuhi syarat untuk dilakukan pengasapan (fogging) terhadap kasus terkonfirmasi, larvasida jentik nyamuk yang dapat diperoleh di Puskesmas secara gratis serta menggalakkan promosi kesehatan terkait penanggulangan DBD," jelasnya.

Oleh karenanya, Sarimin mengimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sanggau, agar selalu menggiatkan kegiatan bersih-bersih di lingkungan sekitar tempat tinggalnya, melalui kerja bakti untuk membersihkan selokan-selokan, parit atau genangan air di lingkungan sekitar.

"Hal ini dilakukan untuk meminimalisir perkembangbiakan jentik dan nyamuk Aedes Aegypti yang dapat membawa virus DBD,"imbuhnya.

Selain itu, masyarakat juga diminta tetap menjalankan program Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan pola 3M plus yaitu menguras tempat-tempat penampungan air, menutup rapat semua tempat penampungan air, dan memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang bernilai ekonomis (daur ulang).

"Jika ada keluarga yang sakit dengan gejala demam berdarah (demam >38 derajat celcius, timbul ruam (bintik merah) segera bawa ke Fasilitas kesehatan terdekat," pungkasnya.

Ada 29 Kasus DBD di Kota Pontianak Sejak 1 Januari 2023, Masyarakat Diminta Waspada

Terpisah Kabid Kesehatan Masyarakat dan sekaligus Plt Sekretaris Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Ade Hermanto, menyatakan untuk kasus DBD sampai Mei 2023 di Kapuas Hulu ada 16 kasus.

Sebanyak 16 kasus itu tersebar di sejumlah kecamatan di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, seperti Kecamatan Empanang sebanyak 5 kasus, Bunut Hulu 2 kasus, Semitau 2 kasus, Badau 1 kasus, Putussibau Selatan 2 kasus, Putussibau Utara 1 kasus, dan Boyan Tanjung ada 3 kasus.

"Semuanya sudah kami lakukan penyelidikan etimologi, fogging fokus dimana penderita DBD itu berada, dan radius 100 meter dari rumah penderita semuanya dilakukan fogging fokus," ujarnya.

Ade menjelaskan, kejadian kasus DBD di bulan Mei 2023 di Kabupaten Kapuas Hulu, tidak ada mengalami peningkatan kasus, dan justru di bulan Mei 2022 ada 26 kasus.

"Pastinya kami sudah melakukan antisipasi dengan memerintahkan kepada puskesmas, agar selalu memberikan penyuluhan kepada masyarakat, supaya tetap melaksanakan 3M plus," ucapnya.

Ade juga menegaskan bahwa, sampai bulan Mei 2023 ini di wilayah Kabupaten Kapuas Hulu, tidak ada kasus DBD yang mengalami kematian.

"Semua penderita DBD bisa kita tangani dengan baik, hingga sembuh dan sehat seperti sediakala," ungkapnya.

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved