Apa itu Virus Marburg? Diperingatkan oleh Kemenkes, Belum Ada Pengobatan

Diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai virus Marburg.

|
Editor: Jimmi Abraham
KOMPAS
Berikut ini informasi mengenai virus Marburg yang diperingatkan oleh Kemenkes RI pada Rabu 29 Maret 2023. 

- Kelainan darah, termasuk jumlah darah putih rendah atau trombosit rendah.

- Kelainan pada ginjal, hati, dan fungsi pembekuan.

Dalam banyak kasus, gejala muncul sekitar satu minggu (5 hingga 10 hari) setelah seseorang terinfeksi virus.

 Namun, gejala tersebut dapat muncul di mana saja dari dua hari hingga tiga minggu. Hal yang perlu diwaspadai, penyakit marburg virus sering kali berakibat fatal.

Jelang Partai Final Piala Dunia 2022 Qatar Lawan Argentina, Squad Prancis Terserang Virus Menular

Bahaya Marburg Virus bagi Tubuh

Efek jangka panjang dari penyakit marburg virus tidak begitu dikenal seperti virus lainnya. Hal ini disebabkan, setidaknya sebagian, dengan tingkat kematian yang tinggi di beberapa wabah dan kelangkaan penyakit. Sulit untuk mempelajari masalah kesehatan setelah seseorang pulih dari infeksi marburg virus, ketika hanya sedikit orang yang mengalaminya.

Konon, wabah sebelumnya telah meninggalkan beberapa petunjuk tentang bagaimana virus dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dalam jangka panjang. Komplikasi yang membahaya untuk tubuh akibat marburg virus berupa:

- Mialgia (nyeri otot).

- Artralgia (nyeri sendi).

- Hepatitis (pembengkakan pada hati).

- Asthena (kelemahan).

- Penyakit mata.

- Psikosis.

Muncul Virus Baru Mirip Covid Kini Ditemukan pada Kelelawar, Apa Dampaknya ke Manusia?

Belum Ada Pengobatan untuk Marburg Virus

Saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan marburg virus.

Adapun perawatan hanya untuk mengelola gejala dan mencegah terjadinya komplikasi atau kematian.

Perawatan tersebut dapat berupa:

- Mengelola rasa sakit.

- Mengisi kembali cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.

- Menstabilkan kadar oksigen dan tekanan darah.

- Mengganti darah atau faktor pembekuan dalam kasus pendarahan.

- Mengobati infeksi atau komplikasi sekunder.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved