Apa itu Virus Marburg? Diperingatkan oleh Kemenkes, Belum Ada Pengobatan
Diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai virus Marburg.
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Berikut ini informasi mengenai virus Marburg.
Diketahui Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai virus Marburg.
Adapun peringatan tersebut disampaikan melalui akun instagram resmi Kemenkes pada Rabu 29 Maret 2023.
Namun berdasarkan laporan, belumada kasus dari virus ini di Indonesia hingga saat ini.
Lantas apa sebenarnya virus Marburg? Berikut ulasannya.
• Film Resident Evil, Virus yang Bermutasi Jadi Zombie Dilengkapi Keseruan Horornya
Dikutip dari keterangan unggahan yang sama milik Kemenkes, virus Marburg merupakan penyebab terjadinya demam berdarah di beberapa negara di Afrika.
Virus Marburg saat ini mengalami peningkatan penularan di Guinea Khatulistiwa yang tercatat sebanyak 29 kasus dengan 27 kematian.
Selain itu, juga terjadi di Tanzania dengan lima kematian dari delapan kasus yang tercatat.
Dikutip dari Centers of Disease Control and Prevention (CDC), penyakit virus Marburg adalah demam berdarah yang jarang, namun parah dengan menyerang manusia dan primata.
Virus Marburg tergolong ke dalam virus RNA zoonosis atau bawaan hewan yang masih satu famili dengan virus Ebola.
Virus ini memiliki masa inkubasi atau selang waktu ketika pertama kali tertular hingga muncul gejala sekitar dua hingga 21 hari.
Diketahui bahwa virus Marburg berasal dari inang kelelawar rousettur aegyptiacus atau kelelawar buah rousette Mesir yang berasal dari Afrika.
Kelelawar tersebut merupakan kelelawar penghuni yang mudah ditemukan di seluruh Afrika.
Adapun virus Marburg kali pada 1967 setelah 31 orang terinfeksi dan tujuh orang meninggal dalam wabah serentak di Marburg dan Frankfurt di Jerman serta Beograd di Serbia. Wabah besar lainnya termasuk:
- 1998-2000, RD Kongo: 154 kasus, 128 kematian.
- 2005, Angola: 374 kasus, 329 kematian.
- 2012, Uganda: 15 kasus, empat kematian. 2017, Uganda: tiga kasus, tiga kematian.
- 2022, Ghana: tiga kasus, dua kematian.
Gejala Marburg Virus yang Perlu Diwaspadai
Virus marburg menyebabkan gejala yang datang tiba-tiba dan dapat menjadi semakin parah. Seperti Ebola, penyakit marburg virus dapat menyebabkan pendarahan parah, syok, kegagalan organ, bahkan kematian.
Sementara itu, gejala infeksi marburg virus meliputi:
- Demam.
- Rasa tidak enak badan.
- Sakit badan dan sakit kepala.
- Gangguan gastrointestinal, termasuk diare berair, mual, dan kram. Biasanya sekitar tiga hari setelah gejala muncul.
- Lesu.
- Ruam yang tidak gatal pada perut, dada, dan punggung yang rata dan berwarna merah dengan benjolan kecil, mirip dengan ruam yang disebabkan oleh demam berdarah.
- Perubahan neurologis seperti kebingungan, kejang, dan delirium.
- Pendarahan parah, biasanya lima hingga tujuh hari setelah gejala mulai terjadi.
- Kegagalan organ.
- Kelainan darah, termasuk jumlah darah putih rendah atau trombosit rendah.
- Kelainan pada ginjal, hati, dan fungsi pembekuan.
Dalam banyak kasus, gejala muncul sekitar satu minggu (5 hingga 10 hari) setelah seseorang terinfeksi virus.
Namun, gejala tersebut dapat muncul di mana saja dari dua hari hingga tiga minggu. Hal yang perlu diwaspadai, penyakit marburg virus sering kali berakibat fatal.
• Jelang Partai Final Piala Dunia 2022 Qatar Lawan Argentina, Squad Prancis Terserang Virus Menular
Bahaya Marburg Virus bagi Tubuh
Efek jangka panjang dari penyakit marburg virus tidak begitu dikenal seperti virus lainnya. Hal ini disebabkan, setidaknya sebagian, dengan tingkat kematian yang tinggi di beberapa wabah dan kelangkaan penyakit. Sulit untuk mempelajari masalah kesehatan setelah seseorang pulih dari infeksi marburg virus, ketika hanya sedikit orang yang mengalaminya.
Konon, wabah sebelumnya telah meninggalkan beberapa petunjuk tentang bagaimana virus dapat mempengaruhi kesehatan seseorang dalam jangka panjang. Komplikasi yang membahaya untuk tubuh akibat marburg virus berupa:
- Mialgia (nyeri otot).
- Artralgia (nyeri sendi).
- Hepatitis (pembengkakan pada hati).
- Asthena (kelemahan).
- Penyakit mata.
- Psikosis.
• Muncul Virus Baru Mirip Covid Kini Ditemukan pada Kelelawar, Apa Dampaknya ke Manusia?
Belum Ada Pengobatan untuk Marburg Virus
Saat ini tidak ada obat untuk menyembuhkan marburg virus.
Adapun perawatan hanya untuk mengelola gejala dan mencegah terjadinya komplikasi atau kematian.
Perawatan tersebut dapat berupa:
- Mengelola rasa sakit.
- Mengisi kembali cairan dan elektrolit untuk mencegah dehidrasi.
- Menstabilkan kadar oksigen dan tekanan darah.
- Mengganti darah atau faktor pembekuan dalam kasus pendarahan.
- Mengobati infeksi atau komplikasi sekunder.
Produk Hasil Penelitian Dosen Kesehatan Inspiratif |
![]() |
---|
Pengabmas Program Desa Sehat Poltekkes Terbaik di Kalbar |
![]() |
---|
Waspada Terima Pesan Gambar di WA, Bisa Jadi Virus Pembobol M-Banking, Ini Mengatasinya! |
![]() |
---|
DAFTAR Tim Lolos ke Semifinal Piala Afrika 2025 Lengkap Jadwal, Asa Senegal Rebut Juara Back-to-Back |
![]() |
---|
Botswana Bangkit dari Ancaman HIV, Jadi Teladan Dunia 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.