Pemprov Gencarkan Operasi Pasar untuk Kendalikan Inflasi di Kabupaten Sintang, Imbas Harga BBM Naik
Besaran DTU yang dihitung sebesar penyaluran DAU bulan Oktober-Desember 2022 dan penyaluran DBH triwulan IV Tahun Anggaran 2022.
“Sehingga harga pasaran tergantung tangkapan. Kalau tangkapan banyak, murahlah ikan baung itu. Kalau tangkapan sedikit, maka harga mahal, ini menyumbang inflasi,” jelasnya
Sutarmidji mengatakan yang harus dijaga adalah beras, jangan sampai inflasi. Sebab beras itu penyumbang inflasi pangan sampai di atas 70 persen.
“Makanya saya jaga betul beras ini. Kemarin kita lihat beras 5 kilogram itu Rp 55 ribu di pasar. Lalu kita jual Rp 45 ribu, supaya harga tetap stabil. Bulog juga harus memperhatikan itu,” tegasnya.
Terhadap tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2022 terhadap Agustus 2021) di Kabupaten Sintang 7,4 persen. Dikatakannya yang menjadi salah satu faktor penyumbangnya adalah sayur yang datang dari Pontianak.
“Faktornya rata-rata di pangan. Apalagi ada BBM dan transportasi udara. Nanti akan ada operasi pasar di Sintang. Nanti dilihat harga yang naik, kalau gula naik, gula yang kita operasi, kalau telur, ya telur. Tapi saya minta untuk beberapa komponen,” ujar Sutarmidji.
Sutarmidji mengatakan saat ini sedang mengkaji bagaimana mendatangkan cabai dengan mensubsidi ongkos angkut melalui Perusda Pontianak. “Kita coba subsidi ongkos angkutnya. Kita nanti minta dari Perusda Pontianak, terkait (subsidi ongkos) angkutan dari daerah produksi ke daerah Pontianak, dan daerah pasar,” katanya.
Imbas Harga Sawit
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten Sintang, Yustinus menyebut ada banyak faktor yang menyebabkan inflasi tinggi di Kabupaten Sintang. Selain karena kenaikan harga BBM, tapi juga imbas lesunya harga TBS sawit.
"Faktor menyebabkan inflasi tinggi saya lihat faktor alam juga, perubahan iklim, kemudian pengaruh kenaikan harga BBM juga. Kemudian turunnya harga sawit juga berpengaruh ini ke inflasi," kata Yustinus, Rabu 14 September 2022.
Pemerintah Kabupaten Sintang sudah dan akan berupaya untuk menekan laju inflasi. Mulai dari sidak ketersediaan sembako di pasar melihat kebutuhan pangan terutama sembako, sayur, lauk dan sebagainya.
"Jika kurang kita bisa melakukan kerjasama dengan daerah lain. Itu salah satu strategi kita. Kemudian kita juga berusaha setiap minggu evaluasi melihat stok ketersediaan pangan, jangan sampai kita mengalami keterbatasan," katanya.
Yustinus mendorong masyarakat produktif memanfaatkan lahan pekarangan untuk mengembangkan tanaman pangan untuk pengendalian inflasi.
"Kita berharap inflasi kita cepat turun karena memang yang disampaikan beberapa waktu lalu itu situasi bulan agustus, sekarang sebenarnya sudah turun 5 sekian persen. Tentu kita mengimbau pada masyarakat jangan sampai inflasi kita tinggi, kita terus mendorong masyarakat untuk produktif, melakukan kegiatan penanaman sayuran di pekarangan, kemudian memanfaatkan pekarangan menanam kebutuhan sayur mayu," ujar Yustinus.
Menyikapi tingkat inflasi, Pemkab Sintang belum memberikan keterangan lebih lanjut terkait langkah dan kebijakan daerah dalam menangani inflasi. Rencananya, besok baru akan digelar rapat bersama.
"Besok kita rapat dengan Ibu Sekda, membahas soal inflasi. Hasilnya nanti kita sampaikan," kata Wakil Bupati Sintang, Melkianus ditemui usai membacakan jawaban Bupati Sintang atas pandangan fraksi di kantor DPRD Sintang, Rabu.