Capaian Imunisasi Campak di Kalbar Masih Rendah, Baru 33,6 persen hingga Juli 2025

Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya menjadi tiga wilayah konsentrasi peningkatan cakupan imunisasi,

Penulis: Anggita Putri | Editor: Jamadin
Humas Dinkes Provinsi Kalbar
BERI KETERANGAN - Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, dr. Erna Yulianti mengatakan sepanjang tahun 2024, tercatat 101 kasus kematian ibu. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Cakupan imunisasi campak atau rubella di Kalimantan Barat masih tergolong rendah. Hingga Juli 2025, secara kumulatif angkanya baru mencapai 33,6 persen. 

Kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Provinsi Kalbar melalui Dinas Kesehatan untuk terus menggencarkan upaya peningkatan kepercayaan masyarakat terhadap imunisasi.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, dr Erna Yulianti, menegaskan bahwa capaian tersebut masih menjadi pekerjaan rumah besar yang harus segera dibenahi. 

Menurutnya, langkah-langkah konkret telah disiapkan untuk memperbaiki situasi, mulai dari edukasi yang masif, transparansi informasi, hingga pelibatan tokoh masyarakat dan tenaga kesehatan.

“Langkah ini diharapkan mampu menghapus keraguan publik sekaligus memperkuat kesadaran bahwa imunisasi menjadi kunci perlindungan kesehatan anak dan pencegahan penyakit menular,” kata Kadinkes, Selasa 2 September 2025.

Selain itu, Dinkes Kalbar juga memperkuat kapasitas pengelola program imunisasi melalui pelatihan dan pendampingan tenaga pelaksana di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga puskesmas. 

DPRD Kalbar Minta Pemerintah Galakan Vaksinasi Guna Cegah Penyakit Campak pada Anak

Strategi lain yakni kolaborasi lintas sektor dengan tokoh agama, tokoh masyarakat, hingga kader PKK dalam menyosialisasikan pentingnya imunisasi.

Promosi kesehatan pun digencarkan melalui berbagai kanal, termasuk media sosial dan program talkshow “Rotikab (Obrolan Terkini Seputar Kesehatan di Kalbar)” untuk menyampaikan manfaat serta risiko jika anak tidak mendapatkan imunisasi campak/rubella.

Kadinkes juga menyoroti sejumlah faktor yang menjadi penyebab rendahnya cakupan imunisasi, mulai dari masih banyak anak yang belum mendapatkan imunisasi dasar lengkap, kurangnya kesadaran orangtua, hingga maraknya berita hoaks terkait vaksin yang beredar di masyarakat.

“Pontianak, Mempawah, dan Kubu Raya menjadi tiga wilayah konsentrasi peningkatan cakupan imunisasi, karena merupakan daerah dengan temuan kasus campak/rubella tertinggi di Kalbar. Namun daerah lain tetap tidak kita kesampingkan,” tegasnya.

Ia memastikan, ketersediaan vaksin MR untuk campak/rubella saat ini masih mencukupi dengan stok sebanyak 3.640 vial yang siap disalurkan sesuai kebutuhan kabupaten/kota.

 

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved