Siswi SMKN 4 Berkelahi
BREAKING NEWS - Beredar Video Perkelahian Diduga Siswi SMKN 4 Pontianak, Satu Siswi Dikeroyok
Dalam video tersebut terlihat beberapa siswi perempuan, mengepung seorang siswi lain yang sedang duduk.
Penulis: Ayu Nadila | Editor: Tri Pandito Wibowo
"Jadi saya pun menjawab, lakukanlah yang terbaik untuk anak saya kalau memang harus menginap, menginap tidak masalah yang penting bisa dilakukan perawatan," ujarnya.
(Baca: Merasa Diduakan oleh Smartphone Pasanganmu? Begini Cara Mengatasinya )
Pada malam itu, Ia mengatakan sempat menunggu sebentar sebelum mendapat kamar di ruangan K, dan hanya berdua dengan anaknya.
Sepanjang malam, kata Doni, anaknya tidak bisa tidur, selalu memegang kepalanya kesakitan, bangun dan minta minum sampai sekitar 04.00 WIB subuh dini hari, muntah berulang-ulang bahkan mungkin lebih sampai 10 kali dari rentang waktu pukul 04.00-06.00 WIB.
Akhirnya pada sekitar 05.30 WIB, Ia pun memanggil perawat karena tangan yang dipasangi infus bengkak.
Hal tersebut, menurutnya kemungkinan karena kencangnnya ikatan infus ditangan, dan ketika coba memasang ulang sempat berulang-ulang sampailah kembali pihak UGD yang memasang kembali infus.
Lalu dokter yang menangani di ruang UGD menuturkan bahwa anakny belum bisa dikembalikan ke ruang rawat karena masih dipantau, dengan memasang segala alat lainnya.
"Kemudian ketika ada resep yang ditebus, saya tebus dan memang anak saya tampak segar saat itu, bisa berbicara dan dipagi hari tiba ibu dan abangnya diberi makan dan lainnya. Anak saya pun tetap mengatakan yang ada dipikirannya yaitu mengatakan, sakit dan jengkel terhadap yang memukul," katanya.
Sempat juga, kata dia, disebutkan namanya dan waktu sesaat dipukul juga bilang bahwa yang memukul adalah RS yang selalu disebutnya.
Sehingga, kata dia, pada waktu itu terarah kepada satu orang dahulu dan orangnya memang ditunjuknya langsung pada waktu malam awal dipukul.
Pada siang hari, Ia mengatakan anaknya sudah berangsur agak segar, sempat ngobrol cerita.
Menurut cerita anaknya, pada malam itu sempat dipukulin, kaki diinjak, pantat ditendang dan dada pun diinjak.
Bahkan, anaknya pun mengatakan benci terhadap pelaku dan ingin membalas dendam.
"Lalu saya mengatakan Ia harus sehat terlebih dahulu dan tidak berpikir macam-macam. Walaupun saat itu saya sempat merasa senang karena bicaranya sudah teratur," bebernya.
Seiring berjalan waktu, dokter pun menuturkan anaknya sudah boleh masuk ruangan, yaitu ruangan ICCU.
Sampai di ruang ICCU dan dipasang alat rekam jantung segala macam, anaknya meronta tidak mau dipasang, bahkan sempat dicopot sendiri, sampai dengan tangannya diikat agar tidak bergerak, namun tetap marah dan meronta.
Terakhir kemarin pada sore, Jumat (08/09/2017) usai pulang mandi, Ia mengatakan perasaannya tidak tenang dan buru-buru mandi, agar segera ke rumah sakit.
Sesampai disana Ia pun mendengar suara anaknya teriak-teriak, dan ketika masuk hendak memberikan buah anggur dan apel Ia melihat kondisi anaknya terpejam dan ketika dipanggil tidak mau menjawab.
"Akhirnya saya perhatikan itu alat detik perdetik berbeda-beda dan saya panggil perawat karena kondisinya berbeda, bahkan tangannya ketika dirasa sudah dingin seperti es," timpalnya.
Mendapati hal itu, kata dia, perawat pun langsung menangani, dengan berbagai alat yang ada.
Namun, hanya hitungan detik, atau tidak sampai lima detik, mulut anaknya terbuka dan tertutup dan tidak tertolong lagi.
"Saya saat itu sebagai orangtua tidak bisa berkata apa-apa, terduduk dan menangis. Dan kami bawa pulang ke rumah sekitar pukul 17.45 WIB," tukasnya.
Yuk follow instagram Tribun Pontianak;