Siswi SMKN 4 Berkelahi

BREAKING NEWS - Beredar Video Perkelahian Diduga Siswi SMKN 4 Pontianak, Satu Siswi Dikeroyok

Dalam video tersebut terlihat beberapa siswi perempuan, mengepung seorang siswi lain yang sedang duduk.

Penulis: Ayu Nadila | Editor: Tri Pandito Wibowo
Instagram @Informasipontianak
BREAKING NEWS - Beredar Video Perkelahian Diduga Siswi SMKN 4 Pontianak, Satu Siswi Dikeroyok 

(Baca: Istri Tersangka Pengeroyokan Hermansyah Menangis Histeris )

Seiring berjalan waktu, malam itu, kata dia, anaknya bisa beristirahat, dan ketika pagi bangun keadaan kepalanya masih bengkak benjol.

Tapi masih bisa beraktivitas bermain dan lainnya, karena memang anaknya aktif, atau kurang secara intelek (Autis).

"Pada hari Senin anak saya selalu mengatakan sakit, ini sakit sambil memegang kepalanya yang benjol, selama sakit juga kita berikan obat, untuk pengobatan," tuturnya.

Namun memang, menurut Doni pada hari senin efek dari pukulan sudah nampak, karena sampai merah, benjol bahkan muntah-muntah, badannya panas dan kesakitan.

"Jadi saya bawa ke Puskesmas, dan diberikan obat tapi tidak ada perubahan, jadi ke 24 jam, beri obat juga tidak ada perubahan. Jadi dibawa lagi sekaligus visum ke RS Yarsi walaupun waktu itu memang belum sampai ke visum pada hari Selasa," ujarnya.

(Baca: Pria Jepang Ini Sulut Meriam Karbit, Begini Ekspresinya )

Pada Rabu, Ia pun merasa kondisi anaknya semakin parah.

"Jadi saya bicara kepada istri,mak ini nampaknya saya tidak akan tinggal diam, akan buat laporan ke Polisian karena kondisi anak kita sudah tidak beres," katanya.

Sebagai orangtua, Ia pun pergi ke Polsek terdekat untuk membuat laporan. Diakuinya pula pada saat itu, anaknya sudah tidak mampu untuk duduk dan hanya berbaring.

Setelah membuat laporan, Ia disuruh pihak Kepolisian untuk melakukan visum ke RS Yarsi. Dan setelah visum, pihak Kepolisian menuturkan cukup dirinya yang pergi kembali ke Polsek, anaknya cukup dirumah.

"Tetapi pada saat itu, selang beberapa waktu pada sore sampai malam hari, abang dan kakak ipar saya datang ke rumah, mereka memberikan pemikiran dan saya berikan keputusan anak saya harus dibawa ke rumah sakit untuk di scan," tuturnya.

Ia beserta keluarga pun berangkat ke RS Soedarso untuk memeriksa bagian kepala. Dari hasil pemeriksaan diketahui ada pendarahan di bagian otaknya.

"Saat itu saya tidak berkata apa-apa, dan hampir menangis. Lalu pihak yang melakukan scan juga menunjuk tempat-tempat dikepala yang ada pendarahan, bahkan menurut ahli yang memegang komputer scan tersebut, anak saya tidak hanya dipukul menggunakan tangan tetapi menggunakan suatu benda," bebernya.

Begitu mendapatkan hasil, Ia pun kembali ke UGD, dan dokter menyarankan untuk dirawat, dan menginap.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved