Breaking News

Ketua DPRD Sambas Kaget Dapat Info Warga Ditangkap Densus 88

"Pulang malam harus tahu, harus dicari dan harus diambil perhatian terhadap pergaulan anak-anak itu. "

Penulis: Tito Ramadhani | Editor: Nasaruddin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID / TITO RAMADHANI
Ketua DPRD Sambas, Arifidiar   

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Tito Ramadhani

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Ketua DPRD Sambas, Arifidiar mengungkapkan sama sekali belum mendengar adanya informasi seorang pria, warga Kabupaten Sambas yang ditangkap personel Densus 88 Anti Teror dan Polda Kalbar di Bandara Internasional Supadio, Senin (27/11/2017).

"Belum dapat info saya, sama sekali. Saya kaget mendengar informasi ini. Sampai pihak yang berwajib menangkap warga yang terindikasi seperti itu, tentulah itu adalah argumentasi indikasi pakar. Argumentasi indikasi pihak kepolisian, nah itu banyak terjemahan," ungkapnya saat dikonfirmasi, Senin malam.

Baca: Bejat! Pria Singkawang Ini Setubuhi Anak Tirinya Hingga Hamil, 4 Tahun yang Mengerikan

Arifidiar menegaskan, tertangkapnya pria tersebut, merupakan bentuk ketelitian aparat kepolisian dan pihak terkait.

Namun begitu, Arifidiar berharap, masih ada dimungkinkan terjadinya salah tangkap.

"Terjemahan pertama, ya bahwa polisi dalam hal ini karena ini urusan keamanan negara, urusan terkait terorisme tentu harus super jeli. Kemudian NH ini warga Kabupaten Sambas. Nah itu sejeli apa pun, sesuper teliti apapun faktor salah tangkap masih mungkin saja terjadi, masih dimungkinkan. Oleh karena itu, di satu sisi saya salut dengan pihak kepolisian yang cukup jeli. Namun di sisi lain, saya kaget dan berharap ini salah," tegasnya.

(Baca: Ahli Hukum Nilai Penanganan Terorisme Terkesan Berlebihan, Tersangka Punya Hak Didampingi Pengacara )

Lantaran aparat berwenang telah melakukan penangkapan terhadap NH, warga Desa Sekuduk, Kecamatan Sejangkung, Kabupaten Sambas tersebut, Arifidiar tentunya hal tersebut merupakan hasil dari kinerja profesionalisme.

"Tetapi soal polisi sudah mengamankan, saya kira itu tidak salah, tentu pihak kepolisian punya profesionalisme dalam menentukan hal-hal yang terindikasi seperti ini. Walau pun harapan saya ini salah, saya tidak menginginkan sekali ada warga Kabupaten Sambas yang sampai begitu. Yang jelas, kita sebetulnya di Sambas ini dari semua hal, baik Pilkada, Pemilu Legislatif kemudian apa pun biasanya lebih manut, lebih musyawarah dan lebih adem. Kecuali hal-hal tertentu yang sudah puncak, gitu. Lalu tiba-tiba ada begini. Ini saya agak menyesalkan kalau ini memang benar," jelasnya.

Jika memang terindikasi kuat, Arifidiar mengimbau agar seluruh pihak mewaspadai dan melakukan deteksi dini dengan mengaktifkan kembali Siskamling di tingkat-tingkat Rukun Tetangga.

"Kalau ini benar, sekali lagi. Tentu mengharuskan semua pihak harus waspada, karena ternyata sudah ada, ini kalau informasi ini benar ya. Sehingga kita tentu ingin wajibkan Siskamling lagi dan sebagainya. Atau perlu ditatar RT-RT, dusun-dusun, karena kita tidak mau lalu Kabupaten Sambas juga ikut-ikutan dengan hal-hal seperti ini," terangnya.

Ia menegaskan, kondisi dan situasi di Sambas selama ini sebetulnya orang-orangnya sangat religius.

"Kemudian ilmu agama di Sambas ini cukup tinggi. Bahkan sampai bisa membedakan mana yang syirik dan mana yang tidak, dan memang secara sejarah Sambas memiliki Maharaja Imam, Syech Muhammad Basiuni Imran itu yang memang sampai terkenal di dunia. Itu dari segi sejarah, dari segi praktek sehari-hari banyak pengajian-pengajian dan banyak jamaah-jamaah masjid, tabligh juga ada, yang kita lihat orientasinya memang orientasi ke akidah yang tidak sampai begini.

Selain meningkatkan kewaspadaan terhadap paham-paham radikalisme, Arifidiar mengimbau agar warga masyarakat semakin meningkatkan kehati-hatian terhadap pergaulan diri maupun anggota keluarga masing-masing.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved