Berita Viral

7 Fakta Pelajar SMP Tewas dengan Tengkorak Remuk, Diduga Dipukul Teman Sekelas 2025

Tragedi pelajar SMP tewas dengan tengkorak remuk di Grobogan gegerkan warga. Baca 7 fakta lengkap dugaan bullying hingga tuntutan keadilan keluarga.

YouTube Tribun Pekanbaru Official
PELAJAR TEWAS - Foto ilustrasi hasil olah YouTube Tribun Pekanbaru Official, Senin 13 Oktober 2025, memperlihatkan tragedi pelajar SMP tewas dengan tengkorak remuk di Grobogan gegerkan warga. Baca 7 fakta lengkap kasus dugaan bullying hingga tuntutan keadilan keluarga. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID - Kasus pelajar SMP tewas dengan tengkorak remuk di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, mengguncang dunia pendidikan dan masyarakat luas.

Korban, Angga Bagus Perwira (12), siswa kelas VII SMP Negeri 1 Geyer, ditemukan tak bernyawa di dalam ruang kelas pada Sabtu 11 Oktober 2025. 

Diduga kuat, Angga menjadi korban penganiayaan dan perundungan (bullying) oleh teman-teman sekelasnya.

Dalam hasil autopsi yang dilakukan di RSUD Dr. R. Soedjati Soemodiardjo, Purwodadi, ditemukan tanda kekerasan fisik di kepala serta kerusakan otak akibat tengkorak bagian belakang remuk. 

Peristiwa tragis ini menambah panjang daftar kasus kekerasan di lingkungan sekolah yang berujung maut.

Berikut ini 7 fakta lengkap dugaan bullying hingga tuntutan keadilan keluarga.

Siswa SMK Dituduh Pakai Narkoba, Ibu Gugat Guru usai Hasil Tes Negatif

[Cek Berita dan informasi berita viral KLIK DISINI]

1. Korban Bernama Angga Bagus Perwira, Siswa Pendiam dan Penurut

Angga dikenal sebagai bocah pendiam, penurut, dan tidak neko-neko. 

Kakeknya, Pujiyo (50), yang menjadi wali sejak kecil, menceritakan bahwa cucunya itu jarang sekali mengeluh. 

Namun, belakangan Angga tampak enggan berangkat ke sekolah karena sering diejek dan dirundung oleh teman sekelasnya.

“Sarapan saja tidak mau, katanya malas sekolah. Saya curiga karena dibully,” tutur Kustinah, nenek korban, dengan mata berkaca-kaca.

Rasa takut dan tekanan psikologis yang dialami Angga disebut membuatnya semakin menarik diri dari lingkungan sekolah.

2. Diduga Jadi Korban Bullying Sejak Lama

Fakta lain mengungkap bahwa Angga kerap menjadi korban perundungan verbal dan fisik. 

Bahkan, keluarga sempat melaporkan tindakan tersebut ke pihak sekolah. 

Sayangnya, laporan itu tidak ditindaklanjuti serius.

Menurut keterangan teman sekelasnya, Angga sering dijadikan bahan ejekan. 

Pada hari kejadian, ia bahkan diadu untuk berkelahi dengan salah seorang teman bernama AD (12) saat jam pelajaran dimulai, namun guru belum hadir di kelas.

“Angga dikeroyok dan kepalanya dipukuli berkali-kali. Setelah itu dia kejang-kejang dan meninggal,” ujar APR, teman seangkatan Angga.

3. Tengkorak Remuk dan Penggumpalan Darah di Kepala

Dari hasil autopsi Biddokkes Polda Jawa Tengah, ditemukan adanya penggumpalan darah di kepala dan remuk pada bagian bawah tengkorak belakang. 

Dugaan kuat, korban mengalami benturan keras akibat pemukulan.

“Ada benturan di kepala kanan dan kiri, tengkorak di bawah otak remuk,” ungkap kakek korban, Pujiyo, mengutip keterangan dokter.

Temuan medis tersebut memperkuat dugaan bahwa Angga meninggal bukan karena kecelakaan, melainkan akibat kekerasan fisik yang berat.

Siswa SD Kertek Tewas Dipukuli di Sekolah, Tragedi Mengerikan Bullying 2025

4. Keluarga Syok dan Tuntut Keadilan

Tangis pecah di rumah duka di Desa Ledokdawan, Kecamatan Geyer. 

Ibu korban, Ike Purwitasari (34), bahkan nyaris pingsan saat melihat jasad putranya dimandikan. 

Ayahnya, Sawendra (38), yang merantau sebagai pekerja industri kulit di Cianjur, tiba di rumah duka dini hari dengan air mata tak terbendung.

“Sepatu bola yang kamu minta sudah Bapak beli, Nak. Tapi kamu tak sempat memakainya,” ucap Sawendra lirih.

Keluarga menuntut pengusutan tuntas dan hukuman seadil-adilnya terhadap para pelaku. 

Mereka menilai pihak sekolah lalai dalam pengawasan dan tidak tanggap terhadap laporan perundungan sebelumnya.

5. Proses Autopsi dan Penyelidikan Polisi

Kasus ini kini ditangani oleh Satreskrim Polres Grobogan yang bekerja sama dengan Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Jawa Tengah.

Kasat Reskrim Polres Grobogan, AKP Rizky Ari Budianto, menyebut bahwa pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk teman-teman sekelas korban serta guru SMPN 1 Geyer.

“Masih dalam proses penyelidikan. Semua saksi kami periksa,” ujarnya singkat.

Penyelidikan difokuskan untuk memastikan siapa pelaku utama dan bagaimana kronologi kekerasan bisa terjadi tanpa pengawasan guru.

6. Sekolah Dinilai Lalai dalam Pengawasan

Keluarga korban menilai sekolah gagal menciptakan lingkungan belajar yang aman. 

Beberapa saksi menyebut peristiwa pengeroyokan terjadi saat jam pelajaran, namun tidak ada guru di kelas. 

Kondisi ini menimbulkan pertanyaan besar soal tanggung jawab pihak sekolah.

“Kalau saja guru masuk kelas tepat waktu, mungkin anak saya masih hidup,” ujar Sawendra dengan nada kecewa.

Sejumlah aktivis perlindungan anak di Jawa Tengah pun menyoroti lemahnya sistem pencegahan bullying di sekolah-sekolah negeri. 

Menurut mereka, tragedi ini harus menjadi momentum perbaikan tata kelola pendidikan dan perlindungan siswa.

Siswa SMP Jual Teman Demi Rp100 Ribu, Transaksi Capai 500 Ribu Sekali Pesan

7. Pemakaman Haru dan Doa Terakhir

Jenazah Angga dimakamkan pada Minggu 12 Oktober 2025 pagi di TPU Dusun Muneng, Desa Ledokdawan. 

Ratusan pelayat berjalan kaki mengiringi prosesi pemakaman sepanjang satu kilometer.

Tangis pilu terdengar dari keluarga dan warga desa. Bagi mereka, Angga bukan sekadar siswa biasa, tapi sosok anak berprestasi dan penyayang keluarga.

“Dia anak baik, gak pernah macam-macam. Tuhan lebih sayang dia,” kata salah satu guru SD tempat Angga dulu belajar.

Kasus pelajar SMP tewas dengan tengkorak remuk di Grobogan tahun 2025 ini bukan sekadar berita kriminal, tetapi juga alarm moral bagi seluruh pihak keluarga, sekolah, dan pemerintah. 

Setiap anak berhak mendapatkan lingkungan belajar yang aman dan bebas dari kekerasan.

Kini publik menanti langkah tegas aparat penegak hukum dalam mengusut tuntas kematian Angga, agar tak ada lagi nyawa pelajar yang melayang sia-sia akibat bullying dan pengabaian di sekolah.

(*)

Artikel ini telah terbit di kompas.com dengan judul “Gak Mau Sekolah…” Isyarat Terakhir Angga Sebelum Tewas Dibully Teman-temannya dan Tribun Jateng dengan judul Angga Diadu dengan Teman Sekelas sebelum Tewas di SMPN 1 Geyer

* Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
* Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp
!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved