Tekan Inflasi Jelang Akhir Tahun, Pemprov Kalbar Jaga Ketersediaan Bapok di Pasar

Ia menambahkan, Kalbar siap melaksanakan arahan pemerintah pusat untuk tidak menaikkan tarif transportasi umum dan air minum. 

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ISTIMEWA
RAPAT KOORDINASI - Sekda Harisson saat mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Nasional yang dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Tito Karnavian, secara virtual dari Ruang Data Analisis Kantor Gubernur Kalbar, Selasa 4 Oktober 2025. 

Kenaikan harga emas perhiasan disebut menjadi penyumbang dominan inflasi nasional. Harga emas dunia meningkat hingga 40 persen, didorong oleh penguatan dolar Amerika Serikat serta tingginya permintaan dari negara-negara yang tengah berkonflik geopolitik dengan AS, seperti Rusia. 

Fenomena global ini berimbas pada meningkatnya pembelian emas oleh masyarakat di dalam negeri.

“Kenaikan harga emas di pasar internasional sangat berpengaruh terhadap kondisi dalam negeri. Ini menjadi catatan penting bagi kita semua bahwa faktor eksternal juga memiliki dampak besar terhadap inflasi nasional,” ungkap Tito.

Selain faktor emas, inflasi juga disebabkan oleh berbagai aspek moneter dan distribusi. 

Kelebihan uang yang beredar, keterlambatan impor, serta gangguan distribusi akibat cuaca ekstrem dan infrastruktur yang belum optimal turut memengaruhi harga sejumlah kebutuhan pokok.

“Gangguan distribusi, masalah transportasi, hingga kenaikan harga BBM dan pupuk bersubsidi menjadi faktor yang harus kita atasi bersama,” pungkas Mendagri Tito. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved