Mahasiswa Tak Sekadar Kuliah, Tapi Turut Hidupkan Ekonomi Lokal

Fahmi menjelaskan, konsumsi masyarakat merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, selain investasi dan belanja pemerintah. 

Penulis: Anggita Putri | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Ayu Nadila
BIAYA HIDUP - Cyntia (baju pink) Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Suci (baju batik) Mahasiswa FKIP saat diwawancarai mengenai biaya hidup mereka di Pontianak, Rabu 15 Oktober 2025.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kehadiran ribuan mahasiswa di Kota Pontianak tidak hanya memberikan dampak sosial dan budaya, tetapi juga berkontribusi besar terhadap pergerakan ekonomi daerah.

Pengamat Ekonomi Universitas Tanjungpura (Untan) Pontianak, M. Fahmi, menyampaikan bahwa terdapat sekitar 45 ribu mahasiswa yang menempuh pendidikan di berbagai kampus di Pontianak. Jumlah ini, kata dia, menjadi kekuatan ekonomi tersendiri bagi kota tersebut.

“Tentu ini sangat memberikan nilai, khususnya dalam menumbuhkan dan menggerakkan roda perekonomian kota Pontianak,” ujar Fahmi kepada Tribun Pontianak, pada Sabtu 18 Oktober 2025.

Menurutnya, mahasiswa berperan penting melalui spending atau pengeluaran rutin yang mencakup kebutuhan harian, biaya kuliah, penginapan, alat-alat kuliah, hingga hiburan.

“Rata-rata pengeluaran mereka per hari bisa berkisar 2–3 dolar AS, atau sekitar Rp20–50 ribu. Jika dikalikan dengan sekitar 45 ribu mahasiswa, tentu dampaknya sangat besar terhadap konsumsi dan ekonomi Pontianak,” jelasnya.

Mahasiswa di Pontianak Habiskan Hingga Rp 2 Juta per Bulan untuk Biaya Hidup

Fahmi menjelaskan, konsumsi masyarakat merupakan salah satu pendorong utama pertumbuhan ekonomi, selain investasi dan belanja pemerintah. 

Karena itu, keberadaan mahasiswa di Pontianak tidak hanya berdampak pada sektor pendidikan, tetapi juga menjadi katalis pertumbuhan ekonomi lokal.

Lebih lanjut, Fahmi menyebut bahwa mahasiswa juga berkontribusi dalam sektor ekonomi informal. 

Banyak di antara mereka yang menjalankan usaha kecil seperti jasa kursus, penjualan makanan, hingga jasa kreatif lainnya.

“Mereka ini juga sumber tenaga kerja muda yang potensial. Aktivitas ekonomi informal yang dilakukan mahasiswa ikut menstimulasi pertumbuhan ekonomi,” tambahnya.

Untuk mendukung peran tersebut, Fahmi mendorong pemerintah daerah agar menyediakan fasilitas yang mendukung produktivitas mahasiswa, seperti tempat kos yang memberikan suasana yang ramah belajar dan berdampak pada lingkungan temapt mereka, akses transportasi ke kampus, hingga ruang publik yang nyaman untuk belajar dan berkreasi.

“Regulasi dan fasilitas yang baik tentu akan menciptakan lingkungan yang produktif bagi mahasiswa. Misalnya, penginapan yang nyaman dan aman, atau asrama yang layak huni dan pastinya persn pemerintah juga diperlukan,”ucapnya.

Fahmi menambahkan, rata-rata pengeluaran mahasiswa Pontianak mencapai Rp1–3 juta per bulan. 

Angka ini dapat memberikan dampak signifikan bagi perputaran uang di kota tersebut apabila dikelola dengan baik.

Ia juga mengingatkan pentingnya literasi keuangan bagi mahasiswa agar lebih bijak dalam mengatur pengeluaran, terutama untuk kebutuhan pokok dan pendidikan.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved