80 Persen Penyakit Jantung Bisa Dicegah, Jangan Lewatkan Sedetikpun

dr Danayu mengucapkan penyakit jantung tidak selalu menunjukkan gejala sejak awal, berbeda dengan batuk pilek yang langsung terasa.

Tribunpontianak.co.id/Istimewa
SAKIT JANTUNG - dr. Danayu Sanni, SpJP(K), FIHA. Ia mengatakan Federasi Jantung Internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara dari Afrika, Amerika, Eropa, Asia, hingga Timur Tengah, setiap tahun menetapkan peringatan Hari Jantung Sedunia setiap 29 September dengan tema berbeda. 

Lebih lanjut, dr Danayu menegaskan pentingnya membedakan antara serangan jantung dan henti jantung. 

Henti jantung adalah kondisi ketika jantung berhenti berdetak sehingga aliran darah ke otak dan tubuh terhenti, menyebabkan kekurangan oksigen dan membutuhkan tindakan resusitasi segera.

"Henti jantung bisa disebabkan oleh serangan jantung koroner akibat plak yang menumpuk atau karena gangguan irama jantung. Sedangkan serangan jantung bisa menimbulkan henti jantung, atau gejala lebih ringan seperti sesak napas," ungkapnya.

Ia menegaskan meski saling berkaitan, serangan jantung dan henti jantung merupakan dua kondisi berbeda dengan penanganan yang juga tidak sama.

Disisi lain, ia mengucapkan satu-satunya cara menyelamatkan pasien serangan jantung adalah segera membawanya ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena membutuhkan peralatan medis dan keterampilan khusus untuk penanganan.

Ia menjelaskan bagi pasien yang sudah terdiagnosis serangan jantung, terdapat obat khusus yang bisa diberikan di bawah lidah. 

Baca juga: E-Resep Permudah Layanan Obat di RSUD dr Soedarso

"Obat ini cepat terserap karena langsung bertemu pembuluh darah di bawah lidah. Jika ditelan, obat akan melalui proses pencernaan sehingga penyerapannya lebih lama," sebut Danayu. 

dr Danayu menyebut serangan jantung koroner dipengaruhi kondisi cabang pembuluh darah jantung. Jika satu cabang tersumbat, aliran darah masih bisa ditopang cabang lain. 

Namun, jika cabang utama rusak, jantung tidak dapat lagi berdetak. Perbedaan durasi seseorang meninggal saat terkena serangan jantung ditentukan oleh seberapa besar sumbatan dan seberapa kuat otot jantungnya.

Menurut dr Danayu, penyakit jantung adalah kondisi yang harus dikontrol seumur hidup. 

"Versi sembuh penyakit jantung itu adalah bisa beraktivitas normal tanpa serangan, tapi tetap harus minum obat secara rutin," ujarnya.

Ia menyebut, RSUD dr Soedarso Pontianak saat ini memiliki enam dokter jantung, lima di antaranya konsultan dengan keahlian khusus, seperti jantung koroner/intervensi, jantung anak, aritmia, hingga spesialis imaging jantung seperti USG dan CT scan. 

"Semakin banyak dokter jantung, semakin banyak pasien bisa dilayani. Sekarang orang tahu di RS Soedarso bisa mendapat layanan lengkap tanpa harus keluar daerah," jelasnya.

Fasilitas jantung di RS Soedarso juga terus berkembang. Layanan kateterisasi jantung sudah tersedia sejak 2019, didukung lima unit EKG, USG jantung, dan CT scan. 

Selain itu, edukasi rutin pencegahan penyakit jantung juga dilakukan, termasuk penyuluhan mingguan dan kegiatan Hari Jantung Sedunia bersama Perhimpunan Dokter Jantung Indonesia.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved