80 Persen Penyakit Jantung Bisa Dicegah, Jangan Lewatkan Sedetikpun

dr Danayu mengucapkan penyakit jantung tidak selalu menunjukkan gejala sejak awal, berbeda dengan batuk pilek yang langsung terasa.

Tribunpontianak.co.id/Istimewa
SAKIT JANTUNG - dr. Danayu Sanni, SpJP(K), FIHA. Ia mengatakan Federasi Jantung Internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara dari Afrika, Amerika, Eropa, Asia, hingga Timur Tengah, setiap tahun menetapkan peringatan Hari Jantung Sedunia setiap 29 September dengan tema berbeda. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Dokter Spesialis Jantung, dr Danayu Sanni Prahasti, Sp.JP (K), FIHA, FAsCC, mengatakan Federasi Jantung Internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara dari Afrika, Amerika, Eropa, Asia, hingga Timur Tengah, setiap tahun menetapkan peringatan Hari Jantung Sedunia setiap 29 September dengan tema berbeda.

Untuk tahun ini, tema yang diusung adalah "Don’t Miss A Bit" atau jangan lewatkan sedetik pun, yang bermakna mengajak masyarakat lebih peduli terhadap kesehatan jantung

Menurut dr Danayu, serangan jantung masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, padahal 80 persen kasus dapat dicegah. 

"Jangan lewatkan sedikit pun waktu untuk mengenali kondisi jantung kita. Kesakitan akibat serangan jantung bisa dicegah sejak faktor risiko muncul melalui medical check up, terapi berkelanjutan, dan menjaga pola hidup sehat," ujar dr Danayu saat di podcast tribunpontianak.co.id, pada Kamis, 11 September 2025.

dr Danayu mengucapkan penyakit jantung tidak selalu menunjukkan gejala sejak awal, berbeda dengan batuk pilek yang langsung terasa.

Oleh sebab itu, menurutnya, masyarakat perlu melakukan medical check up sejak masih berada pada tahap faktor risiko.

"Jangan lewatkan sedetik pun untuk mencegah penyakit jantung. Mulai dari mengenali kondisi, melakukan terapi berkelanjutan jika terdiagnosis, hingga menjaga pola hidup agar tetap sehat. Itulah makna dari tema ‘Don’t Miss A Bit’, jangan lewatkan sedetik pun," jelas dr Danayu. 

dr Danayu menegaskan penyakit jantung tidak hanya menyerang orang tua, tetapi juga bisa terjadi pada anak muda, bahkan bayi dengan jantung bawaan sejak lahir.

Baca juga: RSUD dr Soedarso Pontianak Bangun Gedung KRIS, Warga Harap Pasien Lebih Nyaman

Ia menambahkan ada beberapa faktor risiko penyebab penyakit jantung seperti merokok atau vape, darah tinggi, kencing manis, dan kolesterol. 

dr Danayu menjelaskan gejala umum penyakit jantung biasanya ditandai nyeri pada dada sebelah kiri yang menjalar ke tangan, disertai keringat dingin, sesak napas, jantung berdebar, hingga muntah-muntah.

"Tetapi gejala yang tidak biasa juga banyak seperti nyeri bahu, nyeri dipunggung bahkan menyerupai sakit mag juga bisa yang paling jarang tapi ada itu nyeri pada bagian rahang," katanya. 

dr Danayu menyebut bahwa gejala penyakit jantung bisa berbeda-beda pada setiap orang, sehingga tidak bisa disamakan berdasarkan pengalaman orang lain. 

Sehingga pemeriksaan medis dengan alat seperti USG jantung, EKG, atau CT scan koroner diperlukan untuk mengetahui kondisi jantung secara objektif.

Ia menyebut, penelitian juga menunjukkan gejala serangan jantung pada pria dan wanita berbeda. 

"Biasanya pada wanita itu tidak sespesifik seperti sakit dada. Terkadang bentuknya atau rasanya mirip gerd seperti rasa kurang nyaman di lambung karena tidak sekhas itu sakit jantung. Tetapi bukan berarti gerd penyakit yang langsung mengarah ke jantung. Kemudian ada juga sakit bahu, punggung seperti sakit yang berulang tetapi tidak melakukan aktivasi," ujarnya. 

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved