Breaking News

Dinkes Sintang Dorong Perkuat Deteksi Dini dan Kolaborasi Tangani Kasus TBC

Edi Harmaini, menegaskan bahwa upaya penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di daerah harus dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Istimewa
DESA SEHAT SIAGA - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edi Harmaini berfoto bersama dengan Bupati Sintang Gregorius Herkulanus Bala usai Launching Desa Sehat Siaga TBC yang digelar di Pendopo Bupati Sintang, Selasa 11 November 2025.  

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINTANG – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sintang, Edi Harmaini, menegaskan bahwa upaya penanggulangan penyakit Tuberkulosis (TBC) di daerah harus dilakukan secara kolaboratif dan berkelanjutan.

Hal itu disampaikannya dalam kegiatan Launching Program Desa Sehat Siaga TBC yang digelar di Pendopo Bupati Sintang, Selasa 11 November 2025. 

Edi menjelaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah mencanangkan komitmen nasional dan kepemimpinan tinggi dalam delapan program Quick Win kesehatan, salah satunya menurunkan insiden kasus TBC sebesar 50 persen pada tahun 2029. 

“Strategi utama untuk mencapai target nasional itu adalah deteksi dini kasus TBC. Karena itu, kami sudah memasukkan skrining TBC ke dalam kegiatan cek kesehatan gratis yang rutin dilakukan di masyarakat,” ujarnya. 

Menurutnya, kader posyandu memiliki peran penting dalam deteksi dini, dengan melakukan skrining gejala TBC di setiap kegiatan pelayanan kesehatan.
Selain upaya deteksi, Dinas Kesehatan juga memperkuat sistem pengobatan dan pencegahan yang dilaksanakan hingga tingkat desa. 

“Obat-obatan TBC semuanya ditanggung oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan, dan bisa diakses hingga ke tingkat posyandu. Desa yang kita launching hari ini sebagai Desa Sehat Siaga TBC sudah mulai melaksanakan pencegahan, pengobatan, hingga promosi kesehatan secara kolaboratif,” jelasnya. 

Edi menegaskan bahwa penanganan TBC tidak bisa dilakukan oleh sektor kesehatan saja, tetapi membutuhkan dukungan dari seluruh pemangku kepentingan. 

“Kita tidak bisa berdiri sendiri. Semua harus bergerak bersama. Program ini adalah bagian dari pelaksanaan 11 program prioritas nasional di bidang kesehatan,” tegasnya. 

Baca juga: Bupati Sintang Launching Desa Sehat Siaga, Dorong Kolaborasi Menuju Indonesia Bebas TBC 2030

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kalimantan Barat, terdapat lebih dari 6.000 kasus terduga TBC di seluruh provinsi. Dari jumlah tersebut, Kabupaten Sintang baru berhasil menemukan sekitar 3.000 kasus terduga, atau baru mencapai 50 persen dari target penemuan kasus. 

Sementara untuk kasus positif TBC di Sintang tercatat lebih dari 1.000 pasien, dengan 849 di antaranya sedang menjalani pengobatan. 

“Capaian kita masih rendah. Kasus terbanyak ada di Kecamatan Sepauk, diikuti Serawai dan Tempunak. Ini pekerjaan berat, apalagi kasus TBC juga sudah ditemukan pada anak-anak usia sekolah di bawah 14 tahun,” ungkapnya. 

Edi menjelaskan, setiap kali ada satu orang yang terdiagnosis TBC, seluruh anggota keluarga harus menjalani skrining untuk mencegah penularan lebih lanjut. 

“Bayangkan kalau satu orang dalam keluarga terkena TBC, maka satu keluarga harus diperiksa sampai tuntas — termasuk anak-anak di sekolah,” katanya. 

Ia juga menyoroti pentingnya kepatuhan minum obat bagi penderita TBC agar pengobatan tuntas dan tidak menimbulkan resistansi. 

“Kepatuhan minum obat harus dipantau. Jangan sampai pasien berhenti di tengah jalan. Kalau pengobatan tidak tuntas, penyakit bisa kambuh dan menular lagi,” ujarnya. 

Melalui konsep Desa Sehat Siaga TBC, Edi berharap setiap desa dapat memiliki kesiapan sumber daya dan komitmen bersama dalam menanggulangi TBC. Desa juga didorong untuk melakukan monitoring dan skrining aktif dengan memanfaatkan dana desa. 

“Tujuan utama program ini adalah meningkatkan penemuan terduga TBC dan memastikan pengobatan berjalan lancar. Desa bisa menggunakan dana desa untuk mendukung kegiatan skrining bersama puskesmas dan pustu,” jelasnya. 

Edi menutup dengan menegaskan bahwa eliminasi TBC hanya dapat dicapai jika seluruh komponen masyarakat terlibat aktif. 

“TBC bukan hanya urusan tenaga kesehatan. Ini tanggung jawab bersama. Kalau semua bergerak, saya yakin Sintang bisa menuju bebas TBC,” pungkasnya. (*)

- Baca Berita Terbaru Lainnya di GOOGLE NEWS
- Dapatkan Berita Viral Via Saluran WhatsApp

!!!Membaca Bagi Pikiran Seperti Olahraga Bagi Tubuh!!!

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved