Minta Bulog Kalbar Kelola Tata Niaga Beras dengan Baik, Sutarmidji :Jangan Sampai Sumbang Inflasi

Penulis: Jimmi Abraham
Editor: Jamadin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Kalimantan Barat, H Sutarmidji launching Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium Tahun 2019 di halaman Kantor Bulog Divisi Regional Kalbar, Kamis (3/1/2019

Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Rizky Prabowo Rahino

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK – Gubernur Kalbar, H Sutarmidji meminta Badan Urusan Logistik Divisi Regional (Bulog Divre) Kalimantan Barat pastikan kelola tata niaga beras dengan baik di Provinsi Kalimantan Barat. Pasalnya, ia tidak ingin beras jadi penyumbang inflasi.

“Tahun 2018 lalu, Pemprov Kalbar menutup tahun dengan inflasi yang lumayan walaupun tidak melebihi target. Hanya 3,85 persen saja. Jangan sampai beras sumbang inflasi,” ungkapnya saat launching Ketersedian Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium Tahun 2019 di halaman Kantor Bulog Divisi Regional Kalbar, Kamis (3/1/2019).

Tahun 2018, kata dia, sektor beras tidak jadi penyumbang inflasi. Posisi itu harus terus dipertahankan dan diupayakan. Ia juga bersyukur inflasi sektor pangan paling stabil. Tentunya, kondisi ini berimbas kepada daya beli masyarakat yang lebih baik.

Baca: Hadiri Sidang Ujaran Kebencian Isa Anshari, Cornelis: Saya Tidak Pernah Main Facebook

Baca: Edi Suratman: Jalan Mantap Dorong Perekonomian Kota Pontianak 

Baca: Terkait 7 Kontainer Surat Suara Tercoblos, Polri akan Periksa Wasekjen Partai Demokrat

“Alhamdulillah, sektor beras bulan ini juga tidak menjadi penyumbang inflasi,” terangnya.

Bulog Divre Kalbar harus jamin ketersediaan beras medium di daerah-daerah di Provinsi Kalbar.

Setidaknya, beras medium harus memiliki  prosentase broken (kerusakan) beras sekitar 15 persen.  Sutarmidji tidak mau prosentase broken beras medium mencapai 20 persen.

“Kalau beras yang broken itu kalau di negara lain bukan untuk konsumsi manusia. Tapi itu untuk konsumsi ternak," kata Sutarmidji

Mantan Wali Kota Pontianak dua periode itu minta Kepala Bulog Divre Kalbar cepat tanggap dalam mengawasi dan mengontrol para distributor atau agen beras. “Terutama mitra Bulog dalam tata niaga beras,” pintanya.

Baca: Berada di Zona Terlarang, Bawaslu Sekadau Tertibkan Alat Peraga Kampanye

Bulog Divre Kalbar, terang dia, harus jadi pusat informasi dengan ketersediaan beras di Kalbar. Bulog harus tahu berapa jumlah beras yang dimasukkan oleh pihak swasta ke Kalbar.

“Saya harap Bulog Divre Kalbar terapkan sistem beras Bulog satu harga dalam tata niaga beras. Bahan Bakar Minyak (BBM) saja bisa terapkannya,” imbau Sutarmidji.

Terkait beras yang dilaunching, nantinya untuk operasi pasar. Operasi pasar, terang dia, harus satu harga di seluruh gudang Bulog mulai dari Kota Pontianak, Singkawang, Ketapang, Sintang, Sanggau dan Putussibau. Hal ini berfungsi untuk jaga stabilisasi harga.

 “Penjualan beras yang dilaunching nanti harus di bawah Harga Eceran Tertinggi (HET) Kalbar agar harga stabil. Kita lepas 4 truk. Masing-masing truk memuat kapasitas beras sebanyak 7 Ton,” paparnya.

Empat truk itu akan disalurkan masing-masing ke empat pasar yang ada di Kota Pontianak diantaranya Pasar Mawar, Pasar Flamboyan, Pasar Dahlia dan Pasar Kemuning.

Di tingkat daerah, Pemprov Kalbar bersama tim bekerjasama dengan Kodim dan Polres juga melakukan hal sama.

Halaman
12

Berita Terkini