Tak Hilang Tenun Sambas Ditelan Zaman

bu empat anak ini menuturkan, sulitnya membuat kain tenun bergantung pada motif tenun yang hendak dibuat.

Penulis: Imam Maksum | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Imam Maksum
TENUN SAMBAS - Munah, warga Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan, Sambas, Kalbar. Ia merupakan pengrajin tenun di Sambas, Selasa 13 Februari 2025. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SAMBAS - Siang itu, 18 Februari 2025 cuaca terik. Matahari agak condong ke barat. Semilir angin sesekali berhembus.

Dari deretan rumah di pinggir sungai di Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan, mata saya tertuju ke rumah berdinding papan. Ukuran rumah itu agak kecil dibanding rumah-rumah lain.

Langkah saya pelan, mendekat ke rumah itu. Suara papan jembatan berbunyi.

"Assalamualaikum, saya Imam Reporter Tribun Pontianak," ucap saya mengenalkan diri.

Di teras rumah sudah menunggu seorang perempuan tua. Senyumnya tipis.

"Waalaikum salam, Silahkan masuk," sahut Munah, pemilik rumah mempersilahkan saya masuk.

Saya duduk di kursi ruang tamu. Di depannya ada meja tak begitu besar. Dinding ruangan terpajang sejumlah foto. Rumah itu berlantai papan. Jendelanya terbuka, sesekali angin menghelus kulit.

Di ruangan itu pula ada tenun kayu, milik Munah. Panjangnya dua meter, lebar satu meter. Tingginya sekira satu setengah meter.

Benang-benang terikat di atas tenun. Warnanya beragam, kuning, hitam, dan coklat. 

Mesin tenun itulah alat kerja Munah, warga Dusun Semberang, Desa Sumber Harapan. Ia salah satu pengrajin tenun Sambas sudah belasan tahun lamanya. 

Ia duduk di kursi kayu tenun, tangan Munah memegangi ujung-ujung alat itu. Jemarinya sesekali menarik ujung benang. Sementara kedua kakinya sudah berpijak ke kayu yang terjuntai di bawah alat tenun.

Ketika Munah menenun, tangannya menghentakkan kayu yang terikat benang. Kedua kakinya mendorong kayu yang dipijak. Suaranya terdengar sedikit nyaring. Bunyi itu berirama khas. 

Setiap tenun kayu itu berbunyi, Munah melajukan gerakan yang sama berulang ulang. Merapikan benang, hingga menghentakkan kayu agar benang terjahit rapi.
 
"Seperti inilah alat tenun di Desa Sumber Harapan, ada benang-benang yang sudah disiapkan," kata Munah melihatkan tenunannya.

Mesin tenun itu sudah berusia puluhan tahun. Bila ada bagian yang rusak maka diganti.

Baca juga: Pangkalan LPG di Sambas Dapat Tambahan Stok Jelang Ramadan

"Kalau rusak diganti, warga di sini ada yang pandai cara memperbaikinya," ucap Munah.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved