Pengamat Pendidikan Nilai Positif Penghapusan Jurusan IPA, IPS, dan Bahasa di SMA
Hanya saja menurutnya sebelum kebijakan ini ditetapkan tentu sudah dipikirkan betul oleh para pengambil kebijakan.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Pengamat Pendidikan Kalimantan Barat, Suherdiyanto SPd MPd menilai penghapusan jurusan IPA, IPS, dan Bahasa untuk jenjang SMA merupakan sebuah kebijakan yang sudah sesuai dengan arah dan target yang ingin dicapai dalam penerapan Kurikulum Merdeka.
"Mengapa? Karena di mindset siswa maupun masyarakat ketika ada penjurusan IPA, IPS, maupun Bahasa seolah-olah dalam dunia pendidikan itu ada kelas-kelas, jadi ada kelas yang sepertinya superior, kemudian ada yang inferior," ujarnya.
"Penghapusan jurusan ini pada jenjang SMA akan membangun sebuah pemikiran baru, pemahaman baru, bahwa SMA adalah sebuah satuan jenjang pendidikan yang memang memberikan akses layanan pendidikan yang sama kepada semua siswa tidak membedakan antara kemampuan yang lebih dominan pada otak kiri maupun otak kanan," jelasnya.
Sebagaimana dalam penjelasan penghapusan itu, ia menjelaskan bahwa ketika siswa memasuki kelas 11 dan 12 maka akan diberikan opsi untuk memilih mata pelajaran yang sesuai dengan minat dan keinginan yang berkaitan dengan cita-cita atau harapan ke depan dari siswa itu sendiri.
• 55 SOAL Ujian Sekolah Bahasa Jawa Kelas 9 SMP / MTs, Kunci Jawaban UAS PAS SAS Semester 1
"Di dalam Kurikulum Merdeka bahwa siswa kelas 11 dan 12 boleh memilih mata pelajaran atau peminatan yang sesuai keinginan siswa itu sendiri, yang tentunya itu terkait dengan minat bakat yang dapat menunjang untuk meneruskan di jenjang berikutnya atau keinginan cita-cita di masa yang akan datang," ucapnya.
Menurutnya hal Ini akan memberikan ruang yang cukup opsional dan cukup terbuka serta sangat membantu, sehingga siswa tidak perlu mempelajari semua mata pelajaran, melainkan boleh memilih sesuai minat dan bakat untuk penguatan ketika ingin masuk kuliah di fakultas tertentu.
"Misalkan ada siswa SMA yang ingin masuk di Fakultas Kedokteran, tentunya dia harus fokuskan mengambil mta pelajaran yang akan berkaitan dengan kedokteran, seperti Biologi, IPA dan lain sebagainya, begitu," katanya.
"Kalau ingin menjadi guru mungkin lebih punya kecenderungan memilih mata pelajaran sosial, kemudian yang sifatnya kepada pengetahuan yang mendukung untuk masuk ke Fakultas Keguruan," tambahnya.
Selain itu, lanjutnya, kebijakan ini juga dinilai akan memberikan opsi yang baik kepada para siswa untuk lebih eksploratif dan melihat apa yang ada dalam diri siswa itu sendiri sehingga potensinya bisa dikembangkan melalui mata pelajaran yang diambil.
"Tentunya di kelas 10 semua siswa akan mendapatkan mata pelajaran yang sama tanpa membedakan jurusan IPA, IPS, maupun Bahasa," tuturnya.
Di sisi lain, ia menambahkan, memang setiap kebijakan pasti ada pro dan kontra.
Hanya saja menurutnya sebelum kebijakan ini ditetapkan tentu sudah dipikirkan betul oleh para pengambil kebijakan.
"Bahwa kebijakan ini harapannya akan membawa dampak yang positif terhadap cara pandang masyarakat, cara pandang praktisi pendidikan untuk melihat pendidikan itu tidak semata-mata hanya sebatas untuk mengejar aspek kognitifnya, tapi bagaimana juga mengejar aspek psikomotorik maupun aspek afektifnya," sebutnya.
"Jadi ini harus menjadi satu kesatuan yang dan terintegrasi dalam pola dan sistem pembelajaran di satuan pendidikan yang tentunya muaranya adalah dari pada kebijakan atau kurikulum yang akan digunakan 5 sampai 10 mendatang," tandasnya.
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak DI SINI
Kejaksaan Negeri Sambas Musnahkan Barang Bukti 39 Perkara Inkrah |
![]() |
---|
Penutupan Hotel Dangau Singkawang Bukan Karena Masalah, Tapi Sudah Dijual |
![]() |
---|
SMAN di Kapuas Hulu Tunggu Petunjuk Terkait Pendaftaran Tes Kompetensi Akademik |
![]() |
---|
41 Soal Ujian Bahasa Inggris Kelas 8 SMP Lengkap Kunci Jawaban Merdeka 2025 |
![]() |
---|
BPJS Ketenagakerjaan Singkawang Tindak Lanjuti Usulan OPD, Dorong Regulasi Perlindungan Pekerja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.