Ketua PWNU Kalbar Ingatkan Bahaya Politik Identitas Jelang Pilkada Serentak 2024
Apa itu politik identitas, kata Syarif, para pakar menjelaskan politik identitas adalah kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu.
Penulis: Muhammad Firdaus | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Menjelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024, Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Pontianak sekaligus Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Barat, KH Syarif mengingatkan bahaya politik identitas.
"Mari kita tolak politik identitas yang sangat berbahaya dan hanya menguntungkan segelintir orang. Mari kita berpihak kepada rakyat supaya mereka tidak terombang-ambingkan oleh retorika politik sesaat," ujarnya, Sabtu 25 Mei 2024.
"Kami sebagai akademisi Pimpinan Perguruan Tinggi, sebagai Pimpinan Ormas Keagamaan Nahdlatul Ulama Kalbar, dan sebagai unsur Pimpinan Paguyuban Etnis di Kalbar, akan mendukung sekuat tenaga kontestan Pilkada Kalbar yang tidak terjebak dalam politik identitas, sebaliknya kami akan menolak segala retorika dan gerakan politik identitas," tegasnya.
Apa itu politik identitas, kata Syarif, para pakar menjelaskan politik identitas adalah kegiatan politik yang berdasarkan identitas individu baik dari etnis, ras, suku, hingga agama.
• Ria Norsan Mendadak Sambangi Kantor PAN Ambil Rekomendasi Dukungan Bacagub Kalbar 2024
Menurut Syarif, politik identitas kebanyakan berbentuk aktifitas politik yang disandarkan kepada identitas tertentu yang cenderung memilah mayoritas dan minuritas baik suku, ras, dan agama.
Oleh karena itu, Syarif menegaskan kalau politik identitas sangat berbahaya bagi keutuhan berbangsa dan bernegara.
Dampak dari politik identitas juga cukup serius karena bisa menyerang golongan tertentu yang menimbulkan diskriminasi hingga radikalisasi.
"Setidaknya politik identitas akan menguras tenaga kita semua untuk mengawal keutuhan NKRI ini," tegasnya.
Dampak buruk lainnya, politik identitas hanya akan menguntungkan orang dan sekelompok kecil golongan tertentu.
"Mereka akan menjual kelompok etnis dan jemaah agamanya. Terutama di saat kedewasaan politik masyarakat sangat tipis," ucapnya.
"Artinya politik identitas hanya akan menyuburkan praktik-praktik money politik. Bahkan money politik itu hanya akan dinikmati oleh segelintir orang, yakni para elit kelompok baik etnis, ras, maupun agama," sebutnya.
• Diusung Partai Demokrat, Fahrur Rofi Bersiap Lakukan Konsolidasi Politik
Lanjut Syarif, saran dan imbauan ini disampaikan kepada tokoh politik supaya ada perkenan untuk teliti kepada elit kelompok yang demikian.
"Sebagai akademisi, tentu apa yang kami imbau ini bukan pepesan kosong," katanya.
Menurut Syarif, sesungguhnya baik jika para calon kontestan berorientasi kemenangan.
Tapi akan menjadi naif jika tujuan berkontestasi itu hanya untuk kemenangan semata, tanpa memperhatikan dampak-dampak negatif.
| 6 Peristiwa Terpopuler Kalbar! Reaksi Ayah Korban Maut Bus Damri Pontianak Liat Jenazah Sang Anak |
|
|---|
| PERINGATAN BMKG Kalbar Terancam Hujan Lebat Disertai Petir hingga Awal November 2025 |
|
|---|
| RESMI Besaran Diskon Harga Tiket Lion Group PNK-CGK Turun di Nataru 2025! Cek Jadwal Periode Berlaku |
|
|---|
| DETIK-Detik Haru Ayah Encep Korban Maut Bus Damri Pontianak Lihat Jasad Anaknya Langsung Lari |
|
|---|
| SAYA LANGSUNG LARI Reaksi Ayah Encep Korban Maut Bus Damri Pontianak Usai Liat Jenazah Sang Anak |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/pontianak/foto/bank/originals/us-Ketua-PWNU-Kalimantan-Barat-Prof-Dr-KH-Syarif.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.