Wakil Dubes Polandia Stefan Piotr Firlus Kunjungi Pontianak
Polandia dan Indonesia juga memilih Garuda sebagai lambang nasional mereka, tetapi ada juga kesamaan lebih konkret daripada hanya simbol-simbol itu..
Penulis: Stefanus Akim | Editor: Faiz Iqbal Maulid
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Polandia dan Indonesia memiliki banyak kesamaan, termasuk warna bendera (merah dan putih) dengan urutan yang berlawanan.
Polandia dan Indonesia juga memilih Garuda sebagai lambang nasional mereka.
Tetapi ada juga kesamaan lebih konkret daripada hanya simbol-simbol itu.
Polandia dan Indonesia telah mengalami pertumbuhan ekonomi dinamis dan stabil yang membuat kedua negara termasuk di antara negara-negara dengan performa ekonomi terbaik secara global.
Untuk mengeksplorasi semua peluang untuk memperkuat kerjasama dengan Indonesia, Kedutaan juga mencapai wilayah-wilayah terpenting dan terkemuka di Indonesia.
Dalam kerangka ini, Stefan Piotr Firlus, Wakil Duta Besar Polandia Bidang Ekonomi dan Politik di Kedutaan Polandia di Jakarta mengunjungi Pontianak, antara 22-23 Februari 2024.
Pada 22 Februari, Piotr Firlus menghadiri konferensi "Kolaborasi pada Peluang Investasi Antara Tim Eropa dan Provinsi Indonesia Menuju Transisi Energi yang Adil" di Hotel Mercure Pontianak, 22 Februari 2024.
Konferensi itu dibuka oleh Pj Gubernur Kalbar Harisson dan Manajer Program, Kehutanan, Sumber Daya Alam, dan Energi Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia Eloise O’Carroll.
• Dongkrak Kunjungan Wisatawan, Pemprov Gelar Rangkaian Event Meriahkan Mini Festival Cap Go Meh
Selama konferensi, Firlus menyajikan pengalaman Polandia dalam transisi energi, termasuk peningkatan efisiensi energi atau integrasi e-mobilitas ke dalam sektor transportasi.
Polandia memiliki banyak teknologi yang ditawarkan termasuk solusi kota pintar LED atau transportasi bersih, pengisi daya untuk kendaraan listrik, atau teknologi kereta api mutakhir.
Selama kunjungannya di Pontianak, Firlus juga mengadakan pertemuan dengan sejumlah pihak. Di antaranya dengan otoritas Pelabuhan Pontianak.
Pertemuan tersebut termasuk presentasi dan diskusi mendalam dengan Hambar Wiyadi, General Manager PT Pelindo Regional 2 Pontianak dan timnya tentang strategi pengembangan Pelabuhan Pontianak serta Terminal Kijing dan peluang kerjasama dengan industri maritim Polandia.
Kedutaan Polandia berfokus pada bagaimana memperkuat kerjasama saling menguntungkan antara Polandia dan Indonesia di semua sektor terkait maritim.
Firlus juga mengunjungi kampus Universitas Tanjungpura yang mengesankan di Pontianak, Kalimantan Barat.
Ia mengadakan pertemuan yang sangat baik dengan Rektor Universitas Tanjungpura, Profesor Dr Garuda Wiko.
"Saya senang bahwa Universitas Tanjungpura telah berhasil berkerjasama dengan Universitas Nicolaus Copernicus di Torun. Saya melihat potensi besar untuk kerjasama dalam kerangka beasiswa NAWA pemerintah Polandia. Saya harap buku tentang Polandia yang saya sumbangkan ke perpustakaan Universitas, termasuk publikasi tentang Profesor Józef Zwierzycki, akan populer di kalangan anggota komunitas akademik. Menantikan kerjasama lebih lanjut." kata Firlus.
Firlus juga mengunjungi Universitas Widya Dharma Pontianak.
Ia berterima kasih kepada Rektor Universitas Widya Dharma Dr M Hadi Santoso, atas diskusi mendalam tentang peluang pertukaran mahasiswa dan membangun hubungan universitas ke universitas.
Firlus juga mengunjungi Monumen Khatulistiwa untuk mempromosikan Joseph Conrad - salah satu novelis terkenal.
Nama asli Jospeh Conrad adalah Józef Konrad Korzeniowski.
Ia lahir di Polandia pada 3 Desember 1857 dan meninggal di Inggris pada tanggal 3 Agustus 1924.
• Kejati Kalbar Tetapkan 5 Tersangka Korupsi Renovasi Waterfront Sambas
Tahun ini, Kedutaan Polandia memperingati 100 tahun wafatnya Jospeh Conrad.
Novel pertama Joseph Conrad adalah "Almayer's Folly," yang diterbitkan pada tahun 1895. Novel tersebut berlatar di Borneo.
Ceritanya membuat Borneo semakin terkenal sebagai tempat yang menarik.
Novel paling terkenal Joseph Conrad berjudul "Lord Jim".
Di dalam buku ini juga Borneo disebutkan beberapa kali.
Novel ini memberikan sekilas tentang dunia maritim di Asia Tenggara pada masa Conrad. Selain itu, cerita-cerita tersebut menunjukkan konteks sejarah Borneo pada akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20.
"Kedutaan Polandia di Jakarta sangat senang memperingati karya-karya Jospeh Conrad," kata Firlus.
"Buku-buku Josph Conrad menunjukkan semangat kemanusiaan, cinta akan kebebasan, dan menyajikan deskripsi yang brilian tentang kehidupan maritim pada abad ke-XIX.
Buku-bukunya juga menekankan situasi di Asia Tenggara pada abad ke-XIX,” ujarnya.
Yang sangat penting, novel-novel Joseph Conrad menjelaskan Borneo yang megah, menakjubkan, dan penuh semangat.
"Saya sangat senang mengunjungi Pontianak pada tahun 2024, di tahun yang memperingati 100 tahun setelah kematian Joseph Conrad. Senang berkunjung ke kota di mana Sungai Kapuas yang indah memasuki Laut Jawa dan kota dengan Tugu Khatulistiwa. Saya ingin menekankan bahwa dalam daftar hal yang harus Anda lakukan pada tahun 2024 (yang disebut "bucket list") tambahkan juga poin "Saya akan membaca setidaknya satu buku Jospeh Conrad". Sungguh layak waktu Anda. Buku-bukunya universal dan menampilkan Borneo - pulau yang indah dan penuh semangat," kata Firlus.
(*)
Dapatkan Informasi Terkini dari Tribun Pontianak via SW disini
Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini disini
40 Soal dan Jawaban Ulangan Bahasa Indonesia Kelas 5 Semester 1, Siap Hadapi Ujian |
![]() |
---|
BMKG: Jumlah Hotspot di Kalbar Menurun, Kualitas Udara Masih Baik |
![]() |
---|
BMKG Sebut Pontianak Diguyur Hujan Karena OMC |
![]() |
---|
Hotspot Nol, BPBD Kalbar Imbau Masyarakat tetap Waspada terhadap Cuaca Ekstrem |
![]() |
---|
Personel Polsek Pontianak Utara Siapkan Media Tanam Jagung di Ponpes Al-Khairat Darussalam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.