Casis Bintara Meninggal

Keluarga Almarhum SD Legowo, Akui Hasil Penyelidikan Polres Sintang Sudah Maksimal

Menurut Khairil, jajaran Polres Sintang telah bekerja maksimal untuk mengungkap misteri kematian SD. Pihak keluarga merasa puas dengan hasil penyelidi

Penulis: Agus Pujianto | Editor: Rivaldi Ade Musliadi
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/AGUS PUJIANTO
Keluarga besar almarhum SD, Casis Bintara Polri yang ditemukan meninggal dunia di lanting pada September tahun lalu menyampaikan terima kasih kepada Polres Sintang yang telah bekerja keras mengungkap penyebab kematian SD. 

Kasat Reskrim Polres Sintang, AKP Wendy Sulistono mengatakan pihaknya telah mengambil keterangan 12 orang saksi termasuk ahli untuk mengetahui penyebab kematian SD.

Menurut Wendi, pada Selasa, 5 September 2023, SD beraktivitas di Polres Sintang bersama rekanya sesama Casis Bintara Polri sampai pukul 11.00 wib waktu istirahat.

"Korban mengikuti apel, kegiatan casis, sarapan sampai waktu istirahat," kata Wendy, Kamis 18 Januari 2024.

Selama waktu istirahat, SD keluar. Terpantau CCTV sekitar pukul 11.15 dia pergi ke Toko Tani Makmur di Jalan MT. Haryono untuk membeli racun rumput.

"Sempat keluar membawa racun rumput Rundup. Namun, pukul 11.33 terpantau kembali ke toko untuk menukar racun rumput gramakuat," ungkap Wendy.

Pada pukul 13.00 wib, SD tidak kembali ke Polres Sintang untuk mengikuti kegiatan Casis. Rekannya, berupaya menghubungi ponselnya sebanyak 7 kali, namun tak diangkat.

Sekitar pukul 13.30 wib, saksi di sekitar lanting di Desa Baning melihat SD berjalan rada sempoyongan seperti orang mabuk di pinggir sungai. Warga juga melihat Casis ini seperti meminum air sungai.

Sekitar pukul 14.00 wib, rekan sesama Casis pergi ke rumah SD. Namun dia tidak berada di tempat.

"Dia meninggalkan rumah tanpa memberitahu bibinya," katanya.

Meski tak merespon panggilan telepon, terdeteksi jika SD sempat membaca isi grup WhatsApp Casis Polres Sintang, namun tak merespon.

Sekitar 16.46 wib, warga sekitar melihat ada seseorang terbaring di lanting. Ternyata itu SD. Warga sempat memeriksa nadinya, namun sudah meninggal dunia.

Setelah divisum di RSUD Ade M Djoen, jenazah SD diotopsi di RS Bhayangkara Anton Soedjarwo di Pontianak.

Kapolres Sintang, AKBP Dwi Prasetyo Wibowo menambahkan, pihaknya sudah berupaya maksimal untuk mengungkap sebab kematian SD supaya keluarga mendapatkan kepastian.

"Semua sudah kami sampaikan ke pihak keluarga, baik hasil otopsi maupun penyelidikan. Kami sudah berupaya maksimal. Kita mencari keterangan dari beberapa orang, yang melihat aktivitas korban dari pagi sampai ditemukan meninggal. Hasil autopsi ada zat berbahaya. Tapi kami hanya bisa menggambarkan kegiatan yang dilakukan korban dari pagi sampai jelang meninggal kalau disimpulkan hasil otopsi ada zat berbahaya. Soal motif, kalau kita tidak bicara dengan korban ya tidak bisa. Kita tidak bisa berasumsi," jelas Kapolres.

Kapolres Sintang menegaskan pihaknya tidak menemukan keganjilan pada korban berdasarkan keterangan dari rekan-rekan sesama casis sewaktu berlatih di Polres Sintang.

“Ini upaya maksimal Kepolisian khususnya Polres Sintang dalam mengungkap kematian korban, adapun keluarga sudah legowo, sudah ikhlas dalam menerima kematian korban tetapi kita juga sampaikan jika muncul fakta-fakta baru tentunya ini akan langsung kita sampaikan pada keluarga korban," ujar Dwi. (*)

Ikuti Terus Berita Lainnya di Sini

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved