Sempat Panik Anak Masuk IGD, Syarif Abdul Hadi Andalkan Program JKN

Ia menceritakan kisah anaknya yang terpaksa harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) saat ditemui oleh Tim Jamkesnews.

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
Syarif Abdul Hadi (28) merupakan salah satu bagian dari jutaan peserta Program JKN yang turut merasakan manfaatnya. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) nyatanya telah memberikan manfaat besar kepada jutaan pesertanya, baik yang dilayani di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) maupun di Fasilitas Rujukan Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKRTL).

Syarif Abdul Hadi (28) merupakan salah satu bagian dari jutaan peserta Program JKN yang turut merasakan manfaatnya.

Warga dari kecamatan Singkawang Tengah, Kota Singkawang, Kalimantan Barat ini juga menceritakan kisah anaknya yang terpaksa harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) saat ditemui oleh Tim Jamkesnews.

"Ini anak pertama saya, umurnya masih 5 bulan. Sudah seminggu ini flu, ditambah batuk dan pilek yang tidak kunjung membaik malah semakin hari anak saya seperti kesulitan untuk bernapas. Dadanya sampai seperti naik terus dan berbunyi. Tidurnya gelisah. Sampailah di hari ini kondisinya semakin parah, rewel dan nangis terus jadi saya terpaksa bawa anak saya ke IGD Rumah Sakit Umum Santo Vincentius Kota Singkawang," ungkap Syarif Abdul Hadi.

Infeksi Pernapasan Bagian Atas biasanya disebabkan oleh bakteri atau virus.

Gejala yang sering dirasakan pada anak umumnya yaitu batuk, pilek, demam, sesak napas, mengi, demam.

Umumnya penyakit ini sering diderita pada bayi dan balita, hal ini dikarenakan pada bayi dan balita sistem pertahanan atau kekebalan tubuh terhadap bakteri atau virus masih belum terbentuk.

Syarif merupakan peserta Program JKN kelas 2 yang tergabung dalam segmen Pekerja Penerima Upah (PPU).

BPJS Satu! Meluncur, Peserta JKN Sujud Syukur

Ia yang berprofesi sebagai pekerja dari salah satu perusahaan swasta ini mengaku lega gunakan Program JKN untuk obati penyakit anaknya.

Ia mengatakan anaknya diberikan obat-obatan untuk mengurangi batuk, pilek, dan sesaknya.

Selain itu tindakan proses nebulizer atau dikenal pada masyarakat awam sebagai uap untuk pernapasan juga dilakukan terhadap anaknya.

Ia juga menyebutkan berkat penanganan yang baik yang diberikan dari dokter dan tenaga medis lainnya, sesak pada anaknya berangsur-angsur mulai membaik.

"Saya dan istri sangat khawatir terhadap kondisi anak saya. Sempat kebingungan, karena ini baru pertama kalinya anak pertama saya sakit seperti. Tapi disisi lain bimbang juga terkaitnya besarnya biaya pengobatan anak saya. Beruntung sekali saya dan keluarga kecil saya ini terdaftar sebagai peserta BPJS. Tapi alhamdulilah dari awal masuk IGD sampai mendapatkan penanganan ini sangat mudah dan cepat tindakannya," jelas Syarif.

Syarif mengatakan bahwa ia dan istri sudah sering berobat di Puskesmas terdekat, bahkan melahirkan anak pertamanya ini ia juga gunakan fasilitas program JKN.

Namun, karena ini pertama kalinya mendapatkan peristiwa terdesak seperti ini dan harus membawa anaknya ke IGD untuk dapatkan tindakan yang cepat ia juga bimbang jika tidak adanya surat rujukan maka nanti akhirnya tidak bisa tercover.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved