Kisah Inspiratif

Kisah Musta'an Warga Singkawang, Salah Satu dari 829 WNI yang Dipulangkan dari Sudan

Seperti yang kita ketahui, terjadi pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter di Ibu Kota sekitar bandara Khartoum Sudan dari 15 April 2023.

|
Penulis: Zulfikri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Zulfikri
Ayah dari Musta'an seorang mahasiswa asal Kota Singkawang yang sedang menempuh pendidikan di Negara Sudan, Syafi'i saat ditemui Tribun Pontianak dirumahnya di Rt 14 Rw 05 Kelurahan Bukit Batu, Singkawang, Kalimantan Barat, Selasa 2 Mei 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, SINGKAWANG - Musta'an merupakan warga Kota Singkawang yang yang menjadi salah satu dari 829 warga negara Indonesia (WNI) yang di pulangkan dari Sudan.

Ia baru saja lulus dari jurusan pendidikan islam kampus internasional university of Africa (IUA) Khartoum, Sudan.

Setelah lulus SMA di Pondok Pesantren Al-Fatah Singkawang, Ia pergi ke Sudan sejak 2017 lalu, saat ini ia menjadi pengusaha makanan khas Indonesia di Sudan.

Seperti yang kita ketahui, terjadi pertempuran antara tentara Sudan dan paramiliter di Ibu Kota sekitar bandara Khartoum Sudan dari 15 April 2023.

Kepada Tribun Pontianak, Musta'an menjelaskan pada saat kejadian ia sedang tidur di kost yang berlokasi di selatan ibu kota negara.

Tepat jam 10 pagi ia terbangun dan mendengar suara riuh tembak-tembakan serta pesawat perang yang lalu lalang.

Baca juga: Anaknya Berada di Zona Perang Sudan, Syafii Berpasrah Kepada Pemerintah Indonesia

"Karena lagi puasa ya bang, pun di Sudan kondisinya panas, 40 derajat Celcius jadi saya memilih tidur setelah subuh. Daerah saya aman bang, bukan di zona merah perang, tapi kalo kampus saya itu tidak jauh dari lokasi konflik tersebut," ucapnya saat diwawancarai Tribun Pontianak melalui telepon, Selasa 2 Mei 2023.

Kepada Tribun ia menjelaskan tidak terkejut dengan terjadinya perang, walaupun ini lebih besar dari perang yang sering terjadi pada tahun-tahun sebelumnya.

"Kalau dari segi mental sih gak terlalu amat lah bang, karena pada 2019 lalu pernah terjadi perang, terus 2021 pun ada perang juga disini, tapi ini perangnya lebih besar dari tahun sebelumnya bang," katanya.

Walaupun kondisinya mencekam, ia berusaha mengantarkan makanan ke asrama kampus yang berada di dekat zona konflik. Karena pada saat itu stok pangan penipis.

"Ada durasi aman bang dari tanggal 15 sampai 20 April 2023. sekitar jam 5 sampai jam 6 sore, jadi saya masih bisa mengantar makanan," paparnya.

Namun setelah 5 hari perang, kondisinya semakin mencekam jadi tidak bisa bebas keluar lagi.

Dari tanggal 15 sampai saat ini sudah terjadi empat kali gencatan senjata.

Pada Senin 24 April 2023 H+3 lebaran, ia diberikan waktu selama 6 jam untuk berkemas dan berkumpul di lokasi pengungsian.

"Pada pukul 03:00 subuh dini hari sempat terjadi kendala pada Bus pengangkutan karena kondisi keamanan dan akhirnya kami diangkut dengan 6 bus dari 14 bus yang ditargetkan ," ucapnya.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved