Warga Kalbar Disiksa di Myanmar, Manto Terus Lakukan Koordinasi dan Ikuti Perkembangan

Sementara pekerjaan yang dilakukan mereka disana adalah sebagai penipu juga yang kebanyakan korbannya berasal dari Indonesia.

Penulis: Anggita Putri | Editor: Try Juliansyah
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/Maskartini
Kepala Disnakertrans Provinsi Kalbar Manto saat ditemui di kantornya, Rabu 12 April 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Provinsi Kalimantan Barat, Manto menyampaikan berbagai antisipasi sudah dilakukan untuk mencegah terjadinya korban perdangan orang atau manusia (Human Trafficking) khususnya di Provinsi Kalbar.

Sejak awa Januari 2023, Manto mengatakan sudah mengumpulkan seluruh Kadisnakertrans di kabupaten kota se-Kalbar untuk mengingatkan jangan sampai ada warga di kabupaten kota yang menjadi korban perdangan orang atau manusia (Human Trafficking).

Menanggapi terkait adanya kasus sebanyak 10 Warga Kota Singkawang, Kalimantan Barat yang disiksa bahkan disetrum di Negara Myanmar. Manto mengatakan bahwa mereka ini termasuk Human Trafficking, akan tetapi mereka ini juga termasuk orang-orang yang mempunyai high skill dibidang ilmu informatika.

“Saya sudah mengingatkan kepada tiap kabupaten kota untuk membuat surat edaran sampai ke desa untuk berhati-hati terhadap modus Human Trafficking. Karena kita (Provinsi) susah untuk menjangkau sampai ke desa. Jadi jangan sampai warga mereka tergiur bekerja ke Myanmar, Bangkok, Laos, Thailand dan negara sekitarnya,”ujar Manto kepada Tribun Pontianak, Kamis 26 April 2023.

Sebab dikatakannya sudah banyak yang menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di negara tersebut yang mengalami berbagai jenis penipuan.

Baca juga: 10 Warga Kalbar Dikabarkan Tersiksa di Myanmar, BP3MI Kalbar Lakukan Penelusuran

Sementara pekerjaan yang dilakukan mereka disana adalah sebagai penipu juga yang kebanyakan korbannya berasal dari Indonesia.

Setelah mengumpulkan kepala dinas terkait di kabupaten kota se-Kalbar, Manto mengatakan dua hari berikutnya ia bertemu dengan Kepala Kantor Imigrasi di Kalbar untuk mengingatkan jangan mudah mengeluarkan paspor untuk orang-orang seperti ini, koordinasi juga dilakukan bersama pihak BP3MI untuk mengetahui bagaimana cara mendeteksi orang-orang yang bakal menjadi korban TPPO ini.

Manto juga meminta pihak Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) untuk mengerahkan segala kemampuan untuk mendeteksi, tetapi petugas lapangan di perbatasan mengatakan bahwa khusus korban TPPO yang di Myanmar, Bangkok, Laos dan juga Thailand ini susah dideteksi sebab mereka sangat cerdas, dan tidak terbaca indikasi atau tanda dari mereka akan menjadi PMI di luar negeri.

“Jadi mereka tidak bergerombol, tidak berkelompok, mereka berjalan sangat percaya diri sebagai calon turis yang akan melakukan kunjungan wisata ke Kuching. Jadi mereka ini cerdas, tapi kita tidak kalah akal. Secara informal saya juga meminta bantuan di Kuching untuk memeloti lagi kalau ada warga Indonesia yang secara gerombol mau pergi ke Bangkok atau Thailand itu bisa dijamin Human Traffiking, agar untuk tolong dikembalikan,”ungkapnya.

Bahkan sebelum ramadhan, Manto mengatakan ada beberapa warga asal Indonesia yang berasal dari Sulawesi Selatan, Jatim dikembalikan oleh polisi Malaysia ke Indonesia.

Terhadap 10 orang PMI dari Singkawang ini yang berada di Myanmar. Diakuinya sejauh ini ditingkat daerah tidak punya kewenangan lagi untuk mereka disana, melainkan menjadi kewenangan Konjen, maupun KBRI. Kalaupun pihak lokal yang bisa menyentuh mereka yakni dari BP3MI Pusat, namun sebatas koordinasi untuk pemulangan mereka.

“Jadi kita masih terus koordinasi. Saya juga sempat ikut pertemuan daring dengan Duta Besar Indonesia untuk Thailand untuk meminta informasi lengkap terkait mereka (10 korba). Memang mereka disana juga susah mendeteksi karena ini sindikatnya sedemikian canggih,”jelasnya.

Ia bahkan menyayangkan beberapa kasus PMI yang sudah dideportasi oleh KBRI dari Thailand ke Indonesia , namun masih ada yang kembali lagi negara tersebut, bahkan banyak kasus seperti itu yang ditemui berdasarkan informasi dari Dubes RI di Bangkok, Thailand.Hal seperti ini lah yang menjadi masalah besar.

Dikatakannya terhadap 10 orang PMI ini sudah paling bagus kalau mereka semuanya sudah berada di Bangkok, sebab modus utamanya mereka adalah wisatawan yang berkunjung lewat Bangkok, Thailand.

“Nah dari Bangkok ini lah mereka masuk ke Myanmar, Laos dan lainnya. Jadi diselundupkan ilegal lewat jalan tikus. Nah sekali mereka mau pulang status paspornya di Thailand, sehingga tidak bisa mereka kembali karena masuknya secara ilegal,”pungkasnya. (*)

Pemkot Singkawang Kirimkan Surat Permohonan Bantuan dan Perlindungan WNI ke KBRI di Yangon Myanmar

Ikuti Terus Berita Terupdate Seputar Kalbar Hari Ini Di sini

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved