Antre Operasi RSUD Soedarso Pontianak Capai 4 Bulan, Sekda Kalbar Bahas Kerja Sama dengan FKUI/RSCM

Harisson mencontohkan khusus untuk pelayanan kasus urologi (bedah saluran kemih) pasien masih harus mengantre 3-4 bulan. Begitu juga untuk pasien-pasi

TRIBUNPONTIANAK/ANGGITA PUTRI
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menghadiri ramah tamah bersama Yuli Astuti Saripawan yang telah resmi menjabat sebagai Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan, Kementerian Kesehatan RI, Jumat, 6 Januari 2023. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Kalimantan Barat, Harisson menyampaikan saat ini masih banyak pasien untuk kasus-kasus tertentu yang harus mengantre beberapa lama untuk dilakukan tindakan operasi di RSUD Soedarso Pontianak. Salah satu penyebabnya karena di RSUD Soedarso sampai saat ini masih kekurangan beberapa jenis tenaga dokter spesialis dan sub spesialis khususnya untuk menangani kasus-kasus penyakit tertentu.

“Waktu tunggu pasien yang mengantre untuk dilakukan tindakan operasi pada kasus kasus tertentu sekitar 3-4 bulan karena Soedarso masih kekurangan dokter sub spesialis, “ ujar Sekda Harisson, Senin 16 Januari 2023.

Harisson mencontohkan khusus untuk pelayanan kasus urologi (bedah saluran kemih) pasien masih harus mengantre 3-4 bulan. Begitu juga untuk pasien-pasien ginekolog-onkologi (kasus kanker yang menyerang wanita seperti kanker ovarium, kanker leher rahim dll).

"Untuk pasien kanker, karena terlalu lama mengantre pas tiba gilirannya untuk dioperasi sebagian pasien sudah masuk pada stadium lanjut atau bahkan sudah meninggal," katanya.

“Hari ini saya bersama Kadiskes Provinsi dan Wadir Pelayanan RSUD Soedarso membicarakan kerja sama untuk mengatasi kekurangan tenaga sub spesialis ginekolog onkologi dengan Kepala Divisi Obsgyn dan Kepala SMF ginekolog onkologi FKUI/ RSCM di Jakarta,” tambah Harisson.

Sekda Tegur Organisasi Perhimpunan Dokter Spesialis Persulit Surat Rekomendasi Dokter Masuk Kalbar

Pada kesempatan ini juga dibicarakan kerja sama dengan SMF Urologi FKUI/ RSCM untuk mengatasi kurangnya tenaga dokter spesialis urologi di Kalbar, Dari pembicaraan tersebut terungkap bahwa dokter spesialis Urologi di Kalbar jumlah nya paling sedikit yakni hanya 1 orang kalah dengan jumlah tenaga dokter urolog yang ada di provinsi lain di Pulau Kalimantan.

Salah satu penyebab nya adalah adanya retensi dari Organisasi Perhimpunan Dokter Spesialis yang mempersulit dokter spesialis atau sub spesialis masuk ke Kalbar dengan alasan bahwa sudah penuh dengan jenis tenaga tersebut.

"Terakhir memang ada tambahan dua dokter Urologi di RS Anton Soedjarwo Pontianak," ujarnya.

Harisson lantas menyoroti Organisasi Perhimpunan Dokter Spesialis yang berdasarkan pembahasan tersebut didapatkan bahwa minimnya keberadaan dokter spesialis dan sub spesialis, dikarenakan rekomendasi masuk ke Kalbar yang dikeluarkan oleh organisasi tersebut untuk dokter yang akan masuk dan berpraktik di Kalbar dipersulit.

Surat rekomendasi tersebut sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan izin melaksanakan praktik kedokteran di wilayah Kalbar.

“Misalnya untuk spesialis bedah, harus ada rekomendasi dari IKABI (Ikatan Ahli Bedah Indonesia) Wilayah Kalbar, atau PAPDI (Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia) Wilayah Kalbar, tergantung kelompok spesialis atau sub spesialis nya,” jelasnya

Harisson mengingatkan bahwa Organisasi Profesi Dokter Sepeminatan itu, seharusnya bisa membuka pintu selebar-lebarnya kepada dokter spesialis dan sub spesialis untuk masuk ke Kalbar ini.

Harusnya lanjut Harison, mereka mempermudah dalam memberikan rekomendasi sekolah kepada dokter-dokter yang bertugas di Kalbar untuk melanjutkan pendidikan profesi spesialis atau sub spesialis.

“Cobalah Ketua-Ketua Organisasi Perhimpunan Dokter Spesialis ini untuk berpikir lebih mementingkan pelayanan kepada masyarakat, dibandingkan dengan ego atau kepentingan pribadi,”tegasnya.

Ia mengatakan harusnya mereka membuka peluang dan memberikan rekomendasi seluas-luasnya kepada dokter spesialis maupun sub spesialis yang ingin masuk ke Kalbar. Terutama yang ingin masuk ke RSUD dr Soedarso, agar kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik.

“Pak Gubernur sudah membangun gedung gedung pelayanan RSUD Soedarso yang megah dan sangat baik, tinggal sekarang bagaimana kita menyiapkan tenaga ahli yang cukup,” ungkapnya.

Ia menegaskan bahwa rekomendasi dari Organisasi ini terkesan dipersulit, karena diduga ada oknum yang khawatir nanti bertambah saingan kalau ada tambahan dokter spesialis atau sub spesialis yang masuk ke Kalbar.

Mereka ini selalu memberikan alasan bahwa dokter spesialis atau subspesialis sudah cukup di Pontianak. Sehingga enggan merekomendasikan dokter-dokter baru yang akan masuk ke Kalbar.

“Sementara disisi lain, penduduk kita kan bertambah, jumlah rumah sakit bertambah, begitu juga dengan kelas rumah sakit juga meningkat,”ujarnya.

Saat ini RS Soedarso Pontianak telah menjadi RS tipe A, yang merupakan rujukan nasional. “Kalau dokter spesialis atau sub spesialis nya kurang, jangankan menjadi rujukan nasional, melayani masyarakat Kalbar pun akan kesusahan,” tegasnya.

Sulitnya rekomendasi masuk ke Kalbar ini merupakan salah satu penyebab Kalbar kekurangan dokter spesialis atau subspesialis di Kalbar.

“Masih ada penyebab lain. Diantaranya memang produksi dokter spesialis dan sub spesialis yang masih rendah secara nasional dibandingkan dengan kebutuhan. Misalnya dokter sub spesialis ginekolog- onkologi di RS Soedarso juga hanya satu orang, sehingga pasien harus mengantri 3-4 bulan untuk tindakan operasi,” pungkasnya.

Warga Harap Dokter Spesialis di Kalbar Lebih Banyak Serta Dilengkapi Faskes yang Memadai

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat, Harry Agung menyampaikan bahwa pihak RSUD Soedarso Pontianak akan terus berupaya meningkatkan mutu layanan kepada masyarakat. Maka managemen RS dalam hal ini, dibantu oleh Dewan Pengawas RSUD Soedarso yang berupaya untuk mengurai masalah yang terjadi di RS yang langsung dirasakan oleh masyarkaat.

Dengan mengurai masalah yang dirasakan oleh masyarakat dan berupaya mencari solusi yang tepat. Sehingga masalah yang dirasakan masyarakat mudah-mudahan bisa diatasi.“Beberapa masalah yang terindentifikasi yang dirasakan masyarakat adalah rentang waktu tunggu. Dimana lamanya waktu tunggu operasi pada beberapa kasus tertentu,” ujarnya kepada Tribun Pontianak.

Khususnya untuk pelayanan kasus-kasus Urologi (bedah saluran kemih) pasien masih harus mengantri 3-4 bulan. Begitu juga untuk pasien-pasien ginekolog-onkologi (kasus kanker yang menyerang wanita seperti kanker ovarium, kanker leher rahim dll).

Kemudian terkait waktu tunggu pasien yang masuk IGD untuk mendapatkan kamar, waktu tunggu layanan rawat jalan.

“Ini yang sedang kami upayakan satu persatu untuk mencari solusi sehingga ada perbaikan dalam upaya meningkatkan mutu layanan RSUD Soedarso yang langsung dirasakan oleh maayarakat,” katanya.

Salah satu masalah utama dalam permasalah lamanya waktu tunggu tadi, dijelaskannya memang ketersediaan tenaga kesehatan khususnya tenaga spesialis termasuk pada bidang tertentu, tetapi ada juga kaitannya dengan ketersediaan tenanaga perawat yang dirasa masih kurang dalam upaya meningkatkan jumlah layanan keperawatan khususnya untuk menambah jumlah tempat tidur.

“Karena dengan menambah jumlah tempat tidur, kita harus imbangi dengan rasio tenaga perawat yang rasional atau mencukupi untuk melayani pasien tersebut,” jelasnya.

Oleh karena itu, pihak RSUD Soedarso akan terus berupaya mencari dan menambah jumlah tenaga dokter spesialis dan sub spealis khusunya urolog dan onkologi, dan juga tenaga spesialis lainnya dengan melakukan kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi sebagai sentra produksi untuk layanan spesialis dan sub spesialis tersebut.

“Tahun ini kami juga menambah tenaga perawat mudah-mudahan bisa dilakukan setelah kami mendapatkan legalitas dasar hukum. Maka penyesuaian rasio antara pasien dan perawat harus seimbang dan RS Soedarso dapat menambah TT dan flow Pasien lebih cepat dalam pelayanan rawat inap khsusnya,” katanya.

Sebagai RS rujukan utama tingkat provinsi Kalbar. Maka RSUD Soedarso menjadi pilihan bagi masyarakat Kalbar untuk mendapatkan pelayanan rujukan tertinggi di Kalbar.

Sehingga dengan pengembangan jenis layanan unggulan dan pembangunan fisik gedung yang semakin baik dalam memberikan pelayanan . Maka kepercayaan masyarakat semakin meningkat.

“Sehingga dalam kurun waktu setelah diresmikan jumlah masyarakat Kalbar yang memilih Soedarso sebagi tempat layanan rujukan semakin meningkat. Oleh karena itu perlu diimbangi dengan adanya rasio jumlah tenaga kesehatan baik itu dokter, medis, para medis penunjang maupun tenaga perawat yang memadai untuk memberikan pelayanan,” jelasnya.

Maka dari itu, seluruh jajaran RS berupaya terus menerus meningkatkan mutu layanan kepada masyarkaat dengan mengurai permasalahan dan mencari solusi terbaik.

Harapan Warga

Menyoroti karena minimnya keberadaan dokter spesialis dan sub spesialis di Kalimantan Barat, sejumlah warga berharap dokter spesialis yang ada di Kalimantan Barat lengkap dan berharap faskesnya memadai.

Seperti yang disampaikan oleh salah seorang warga kota Pontianak, Dion. Ia mengatakan untuk kasus mengantre tergantung dokter spesialis, karena kalau untuk operasi tidak semua dokter spesialis melakukan tindakan.

"Soal nunggu operasi sih paling untuk dokter bedah, URO, OT dan Obgyn," katanya.

Dengan adanya hal tersebut ia berharap Kalimantan Barat akan semakin banyak tenaga medis yang lebih baik agar dapat segera menjangkau pasien.

"Harapannya bisa lebih banyak dokter spesialis dan juga faskesnya harus memadai," katanya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sinta yang berharap untuk dokter spesialis lengkap agar dapat menangani pasien lebih cepat.

"Tentu kami sebagai warga berharap dokter spesialis di Kalbar ini lengkap, karena kalau ada pasien yang memang sedang dalam keadaan darurat bisa langsung ditangani tanpa menunggu lama," ujarnya.

Di sisi lain ia juga mengaku ngeri jika terdapat pasien yang dalam keadaan darurat harus mengantre untuk mendapatkan tindakan.

Cek berita dan artikel mudah diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved