Penutupan Lokakarya Buku Cerita Daerah, Balai Bahasa Kalbar Kukuhkan Komitmen Pelestarian 

Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian lokakarya tiga hari yang mempertemukan penulis, penerjemah, ilustrator, penelaah, dan psikolog...

Editor: Mirna Tribun
TRIBUNFILE/ISTIMEWA
PENUTUPAN - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Penutupan Finalisasi Produk Penerjemahan Buku Cerita Berbahasa Daerah Tahun 2025 pada Jumat, 7 November 2025. 

Ringkasan Berita:
  • Kegiatan Lokakarya Finalisasi Produk Penerjemahan Buku Cerita Berbahasa Daerah Tahun 2025 ini menegaskan komitmen Balai Bahasa Kalimantan Barat dalam menjaga keberlangsungan bahasa daerah melalui karya sastra anak.
  • Proses menerjemahkan bukan hanya soal bahasa, tetapi juga tentang mentransfer rasa dan makna. Kami berterima kasih atas dedikasi para penulis, penerjemah, penelaah, dan ilustrator

TRIBUNPONTIANA.CO.ID, PONTIANAK  - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Penutupan Lokakarya Finalisasi Produk Penerjemahan Buku Cerita Berbahasa Daerah Tahun 2025 pada Jumat, 7 November 2025.

Kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian lokakarya tiga hari yang mempertemukan penulis, penerjemah, ilustrator, penelaah, dan psikolog anak untuk memastikan kualitas buku cerita anak berbahasa daerah yang akan diterbitkan.

Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat, Uniawati, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta.

“Proses menerjemahkan bukan hanya soal bahasa, tetapi juga tentang mentransfer rasa dan makna. Kami berterima kasih atas dedikasi para penulis, penerjemah, penelaah, dan ilustrator,” ujarnya.

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini akan terus dilanjutkan pada tahun-tahun mendatang dan hasilnya akan diajukan untuk mendapatkan ISBN sebelum dicetak dan didistribusikan secara cuma-cuma seperti 5 karya sebelumnya yang telah diedarkan di sekolah dengan AN rendah di Kalimantan Barat.
 
Dalam kegiatan penutupan, Ria Fitriati, guru SDN 21 Sungai Raya sekaligus salah satu penulis terpilih, mengungkapkan rasa syukur dan bahagianya dapat ikut serta dalam kegiatan ini.

 “Saya tahu seleksi ini dari kepala sekolah. Ini benar-benar pertama kalinya saya menulis dan tidak menyangka bisa lolos. Walaupun tulisan saya masih kasar, saya senang bisa belajar. Ternyata menulis itu asyik walau banyak tantangannya,” ujarnya.

Ria menambahkan bahwa pengalaman ini memberikan semangat untuk terus menulis dan membuka pandangannya tentang pentingnya memperhatikan psikologi anak dan tata bahasa, terutama saat menulis dalam bahasa daerah.

 “Lokakarya ini bukan akhir, tetapi awal dari perjalanan panjang melestarikan bahasa dan budaya kita. Mari terus menulis, menerjemah, dan berkarya,” pesan Ria Fitriati menutup kesan kegiatannya.

PENUTUPAN - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Penutupan Finalisasi Produk Penerjemahan Buku Cerita Berbahasa Daerah Tahun 2025 pada Jumat, 7 November 2025.
PENUTUPAN - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menyelenggarakan kegiatan Penutupan Finalisasi Produk Penerjemahan Buku Cerita Berbahasa Daerah Tahun 2025 pada Jumat, 7 November 2025. (TRIBUNFILE/ISTIMEWA)


 
Sebagai penerjemah, Iin Parlina menuturkan bahwa proses penerjemahan menuntut kerjasama erat antara penulis dan penerjemah agar pesan tetap tersampaikan dengan baik.

“Kami harus menurunkan ego. Penulis punya pesan tersendiri yang ingin disampaikan. Jadi, komunikasi dan kesepakatan itu penting agar buku yang dihasilkan benar-benar berkualitas,” jelasnya.

Ia menilai kegiatan tatap muka seperti ini sangat membantu untuk memastikan keselarasan antara bahasa, makna, dan nuansa daerah yang ingin dihidupkan dalam buku.

Dalam kesempatan yang sama, ilustrator Budi Kurniawan turut berterima kasih kepada Balai Bahasa atas kesempatan untuk berpartisipasi.

 “Kami menerjemahkan bahasa tulisan menjadi bahasa visual. Akan sangat membantu bila ada panduan atau deskripsi dari penulis, terutama hal-hal yang menyangkut budaya daerah,” katanya.

Menurutnya, keterlibatan ilustrator dalam pelestarian bahasa daerah merupakan bentuk kolaborasi penting agar cerita menjadi lebih hidup dan bermakna bagi anak-anak.

Penelaah, Dr. Yusriadi, menilai karya para peserta menarik dan mencerminkan kekayaan bahasa daerah di Kalimantan Barat.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved