Selama 2022 Kasus TBC di Kalbar Capai 9.514 Kasus, Berikut Penjelasan Kadiskes Hary Agung Tjahyadi

Hary Agung Tjahyadi mengatakan penyakit menular TBC ini adalah salah satu penyakit menular yang resiko kematiannya cukup tinggi.

Editor: Jamadin
Tribunpontianak/Muhammad Firdaus
Kadiskes Kalbar, Hary Agung Tjahyadi usai menghadiri ramah tamah bersama drg Yuli Astuti Saripawan, Jumat 6 Januari 2023. Ia mengatakan mengapresiasi drg Yuli Astuti Saripawan selama menjabat sebagai Direktur RSUD Dokter Soedarso. 

Ia mengatakan untuk menemukan kasus ini tidak hanya orang yang datang ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan, tetapi juga upaya-upaya sosialisasi kepada masyarakat.

"Agar paham disekitarnya mungkin ada orang-orang yang mempunyai gejala-gejala yang diduga TB itu segera dibawa ke Fasilitas Pelayanan Kesehatan, untuk segera diperiksa apakah TB atau tidak," imbuhnya.

Menkes: 90 Persen Terdeteksi

TBC adalah penyakit yang sudah lama disebabkan oleh patogen bakteria dan tidak pernah tertangani dengan baik. Upaya penyelesaian sudah dilakukan selama 77 tahun sejak Indonesia merdeka, vaksin dan obatnya sudah ditemukan sejak puluhan tahun lalu, tapi tidak pernah bisa tertangani dengan baik.

Kasus TBC di Indonesia diduga ada 824 ribu orang. Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin meminta 90 petsen dari jumlah itu dapat terdeteksi di tahun 2024.

“Saya minta di 2024 dari 824 ribu penderita TBC itu, sebanyak 90 pesen harus sudah terdeteksi. Kita sekarang ingin strategi surveilansnya yang baik dan benar yaitu berdasarkan by name by address, sama seperti kita dapatkan pasien-pasien COVID-19, dan lakukan itu satu setengah tahun dari sekarang. Di awal 2024 kita harus mendapatkan 824 ribu itu,” ujar Menkes Budi dalam sambutannya secara virtual di acara Indonesia Tuberkulosis – International Meeting (INA – TIME) 2022 ke 4 di Bali, beberapa waktu lalu.

Semua jajaran Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan dapat bekerja sama dengan asosiasi ahli paru untuk bisa mencapai 90 persen dari 824 ribu penderita TBC. Menkes Budi juga minta untuk fokus dan memprioritaskan pencarian 824 ribu penderita TBC itu dan mengesampingkan hal lain.

“Jangan tergoda melakukan 100 hal kegiatan lintas sektor lintas atau bikin petunjuk teknis, dan segala macam. Bereskan dahulu 824 ribu itu sampai teridentifikasi,” tegas Menkes.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr Maxi Rein Rondonuwu mengatakan TBC di Indonesia dan Global masih menjadi masalah kesehatan yang utama. Penyakit ini merupakan satu dari 10 penyebab utama kematian dunia, dan Indonesia adalah negara dengan beban TBC peringkat ke-3 tertinggi setelah India dan China.

Indonesia berkomitmen untuk mencapai eliminasi TB pada tahun 2030 dengan target insiden rate 65/100.000 penduduk dengan angka kematian 6/100.000 penduduk.

Berdasarkan Global TB Report 2021, diperkirakan ada 824.000 kasus TBC di Indonesia. Namun, pasien TBC yang berhasil ditemukan, diobati, dan dilaporkan ke dalam sistem informasi nasional hanya 393.323 atau 48 persen. Masih ada sekitar 52 persen kasus TBC yang belum ditemukan atau sudah ditemukan namun belum dilaporkan.

Pada tahun 2022 data per bulan September untuk cakupan penemuan dan pengobatan TBC sebesar 39 persen (target satu tahun TC 90 persen) dan angka keberhasilan pengobatan TBC sebesar 74 persen (target SR 90 persen). 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved