Pola Hidup Sehat

Cara Mengobati Luka Akibat Diabetes, Ada 3 Langkah Penyembuhan

Ulkus diabetikum adalah luka yang seringkali terjadi sebagai komplikasi penyakit diabetes dan bersifat merusak jaringan, khususnya pada kulit.

NET/GOOGLE
Standar emas untuk mengobati luka akibat diabetes adalah debridemen luka, manajemen infeksi, prosedur revaskularisasi jika diperlukan, serta membuka atau membongkar ulkus. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID-  Komplikasi diabetes sering sekali terjadi dialami oleh penderitanya.

Hal ini juga sangat rawan untuk mengalami berbagai komplikasi penyakit dan munculnya berbagai jenis penyakit.

Komplikasi tersebut dapat menyerang mata, persarafan, hingga dapat menimbulkan luka yang sulit sembuh.

Luka yang dialami penderita diabetes dinamakan dengan ulkus diabetikum.

Apa itu ulkus diabetikum?

Ulkus diabetikum adalah luka yang seringkali terjadi sebagai komplikasi penyakit diabetes dan bersifat merusak jaringan, khususnya pada kulit.

Luka ini paling sering menyerang kaki dan dapat menimbulkan luka kehitaman yang disebut sebagai gangren.

Perbedaan Diabetes Tipe 1 dan Diabetes Tipe 2 Secara Dasar, Gejala dan Pengobatannya

Gangguan ini terjadi sebanyak 4-10 persen pada penderita diabetes dengan angka tertinggi terjadi pada penderita berusia lebih tua.

Sebanyak 15 % penderita ulkus diabetikum diperkirakan memiliki risiko penyakit ini seumur hidup.

Mayoritas penderita ulkus diabetikum akan sembuh, namun sebanyak 10-15 % di antaranya tetap aktif, dan sebanyak 5-25 % di antara memerlukan tindakan amputasi dalam 6-17 bulan setelah penegakan diagnosis pertama.

Luka ini dapat berpengaruh kepada saraf maupun pasokan aliran darah yang mengirimkan oksigen ke jaringan.

Kondisi luka yang mengalami iskemi atau kekurangan pasokan aliran darah inilah yang seringkali mengarah kepada tindakan amputasi.

Bagaimana mengobati luka akibat diabetes?

Standar emas untuk mengobati luka akibat diabetes adalah debridemen luka, manajemen infeksi, prosedur revaskularisasi jika diperlukan, serta membuka atau membongkar ulkus.

Selain itu, pengobatan perlu didukung dengan mengontrol gula darah secara optimal serta melakukan evaluasi aliran darah dari arteri di alat gerak.

Pakai Jahe untuk Obati Penyakit Diabetes, Mampu Turunkan Gula Darah dan Kolestrol

a. Debridemen luka

Debridemen merupakan tindakan pembersihan area luka dari kotoran-kotoran maupun jaringan yang sudah mati pada luka.

Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penyembuhan dengan pembentukan jaringan baru dan mencegah terjadinya infeksi.

Jaringan yang mati harus diangkat hingga dasar luka berdarah. Meskipun begitu, penting untuk memerhatikan terjadinya iskemi atau gangguan aliran darah yang berat.

Pada debridemen luka dengan prosedur bedah, pembersihan luka dilakukan dengan menggunakan pisau bedah. Pisau ini membantu menghilangkan penebalan kulit serta jaringan mati.

Jaringan sehat, ditandai dengan warna merah atau merah muda, perlu diperhatikan dan dilindungi agar tidak terpapar kotoran dan dapat melalui penyembuhan dengan baik.

Prosedur debridemen dapat memanfaatkan agen enzimatik. Agen ini akan menghilangkan jaringan mati tanpa merusak jaringan yang sehat. Umumnya, debridemen dengan agen enzimatik diberikan untuk luka iskemi karena jika dilakukan dengan pembedahan akan menimbulkan rasa sakit yang hebat.

Setelah luka dilakukan debridemen, aliri luka dengan cairan saline atau pembersih, kemudian balut luka untuk melindungi luka dari kontaminasi benda asing maupun menyerap kelebihan cairan.

Untuk balutan ini, gunakan pembalut standar seperti kassa dengan ketebalan yang tetap membuat nyaman bergerak.

Perbedaan Diabetes dan Gula Darah Tinggi, Kenali Ciri Gula Darah yang Berbahaya

b. Manajemen infeksi

Manajemen infeksi pada luka tentu menjadi salah satu hal penting untuk mencegah pertumbuhan bakteri.

Untuk mengetahui terjadinya infeksi pada luka, dokter akan melihat tanda dan gejala, seperti adanya pembengkakan, rasa sakit di area luka, kemerahan, bau, serta adanya nanah.

Untuk mengatasi infeksi, dokter akan memberikan kamu obat antibiotic yang harus digunakan secara rutin, yakni sekitar 1-2 minggu untuk infeksi ringan dan 2-3 minggu untuk infeksi sedang hingga berat. Dengan pengobatan yang baik, risiko untuk dilakukan amputasi pada area luka menjadi berkurang.

c. Revaskularisasi

Penderita luka akibat diabetes umumnya disarankan agar melakukan pemeriksaan gangguan pembuluh darah arteri. Hal ini penting untuk mengetahui bagaimana pasokan aliran darah yang membawa oksigen ke jaringan yang luka.

Apabila terjadi gangguan pada aliran darah, perlu dilakukan tata laksana lebih lanjut untuk mencegah kematian jaringan di area luka yang dapat berakibat amputasi.

Mengapa Depresi Dapat Mempersulit Pengelolaan Diabetes? Apa Bahayanya?

d. Off-loading

Pengobatan luka dengan off-loading bertujuan untuk mengurangi beban pada kaki saat bergerak, khususnya bagi penderita ulkus diabetikum di area telapak kaki.

Pada pengobatan ini, kamu disarankan untuk menggunakan kursi roda atau kruk. Dengan mengurangi tekanan pada luka, hal ini terbukti meningkatkan penyembuhan sebesar 73-100 % .

Saat ini telah dikembangkan alat bantu jalan yang dapat dilepas dengan lapisan perban. Metode ini dikenal dengan nama total contact cast (TCC) yang tidak dapat dilepas.

Hal ini juga bermanfaat untuk memudahkan pemeriksaan luka secara rutin, mengganti balutan luka, serta mendeteksi adanya infeksi.

Umumnya, alat ini disarankan bagi penderita luka yang terletak di kaki depan atau tengah, luka iskemi berat, luka yang dalam, serta permukaan luka yang buruk.

Selain cara-cara di atas, dalam manajemen pengobatan luka ulkus diabetikum perlu didukung dengan perawatan dari tenaga kesehatan, mencakup dokter bedah, dokter spesialis diabetes. (*)

Cek Berita dan Artikel Mudah Diakses di Google News

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved