6 Calon Jemaah Haji Kalbar Tertahan di Batam, Berangkat Haji Tunggu Sembuh di Kloter Terakhir
Ada enam orang ditunda berangkat, karena ada yang hamil dan sakit. Mudah-mudahan bisa berangkat, tapi masih kita upayakan
Ia mengatakan ada enam orang yang ditunda keberangkatannya. Namun ia harapkan masih bisa berangkat. Ia mengatakan lain kali kalau sudah mendapatkan porsinya harus bisa menjaga kesehatan lalu yang tidak diperbolehkan itu harus di jaga.
“Alhamdulillah Sambas tertib kedisiplinan menggunakan masker juga 100 persen. Kemarin masih ada yang maskernya digantung ke dagu kalau ini 100 persen disiplin,” ungkapnya.
Hal itulah yang seharusnya dijaga jangan sampai ada hal kecil lalu ibadahnya tidak jadi. Sebab ketika CJH ini berangkat akan berhadapan dengan aturan negara orang, bukan aturan negara sendiri.
“Maka harus betul-betul di jaga. Yang kembali tidak bisa digantikan, sayang sekali. Kedepan juga tim medis harus lebih teliti jangan sampai diagnosis ini dengan di Batam berbeda, itu jangan sampai terjadi. Bahkan ada animea, itu sebenarnya bukan tiba-tiba. Itu sudah harus terdeteksi dari dulu,” tegasnya.
Lebih Ketat
Berbeda dengan ketika sakit pilek atau batuk yang bisa tiba-tiba menyerang, tetapi kalau anemia itu prosesnya lama bukan tiba-tiba ketika mau berangkat. Ia meminta ke depan harus lebih ketat, masalah seperti ini harusnya bisa terdeteksi dari awal tidak bisa ditoleransi.
“Daripada orang sudah sampai di Batam diperiksa di sana dia mengidap penyakit yang menyebabkan tidak bisa berangkat itu akan berdampak pada psikologis jemaah. Sudah selamatan, pamitan, tahu-tahu anemia,”terangnya.
Ke depan ia tegaskan harus lebih ketat untuk keselamatan jemaah dan dalam pemeriksaan kesehatan untuk jemaah.
“Seperti kemarin hipertensi, gula darah tinggi, kaki bengkak tidak bisa jalan menggunakan kursi roda itukan ibadah pun tidak akan maksimal. Ke depan itu yang diabetes, kalau darah tinggi juga harus dijaga karena bisa naik cepat, dan turun juga cepat itu yang bahaya,” ujarnya.
Ditambah lagi situasi dan kondisi sekarang kuota haji Indonesia saja hanya separuh dari yang biasa. Sehingga, pemeriksaan semuanya harus lebih ketat, dan jangan lengah. “Bukan berarti sudah dibuka kita bisa langsung gitu aja, justru dibuka pertama setelah covid-19 mereda ini harus lebih ketat,” pungkasnya.