Kisah Surat Tidak Layak Vaksin
Masalahnya, pertimbangan klinis ini terkadang diabaikan oleh mereka yang meminta surat tidak layak vaksin.
"Trus kalau ada apa-apa dengan ibu saya setelah divaksin bagaimana? Saya baru kehilangan, ayah saya meninggal, saudara saya meninggal, saya rasa kondisi ibu saya tidak siap.”
• Terima 59 Ribu Dosis Vaksin Covid-19, Dinkes Akan Genjot Vaksinasi di Sambas
Saya yang mendengarkan hanya manggut-manggut. Sebab ini pasien pertama saya, dan masih ada barisan antrian di hari poli yang sibuk. Dokter bedah itu kemudian kembali berbicara dengan saya, menyetujui bahwa alasan untuk tidak memberikan vaksin bukanlah karena alasan medis, tapi karena keluarga tidak mau, atas alasan pribadi.
Saya menutup telepon dan berterimakasih pada dokter bedah yang baik itu, yang telah menyempatkan diri menjawab telepon saya dari RS daerah.
Saya menarik nafas, berharap dapat menjembatani perbedaan pendapat antara kami, antara seorang dokter dan pasiennya.
Tapi waktu yang sedemikian sempit dan keramaian di depan sana yang mulai gelisah membuat saya menyadari bahwa saya membutuhkan pihak ketiga, maka saya meminta bantuan manajemen RS untuk membantu menengahi.
Bagaimana pun juga ibu itu harus dapat terbang untuk dapat dibelah dadanya, dibelah jantungnya, kemudian dilakukan perbaikan terhadap katup jantungnya.
• Wali Kota Pontianak Sebut Capaian Vaksinasi di Pontianak Saat Ini Sudah 52,6 Persen
Mengagumkan bahwa keberanian ibu tersebut dan anaknya untuk menjalani operasi besar yang sangat beresiko, tidak disertai keberanian untuk vaksin.
Malah beliau melemparkan ancaman pada kami para dokter, untuk menanggung akibat jika terjadi KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) setelah vaksin Covid 19.
Selepas pasien dan anak tersebut pergi diantar perawat saya untuk menjumpai manajemen, saya melanjutkan hari senin sibuk poli Jantung.
Pasien – pasien lama saya yang kadang telah datang sebelum terbit matahari, yang telah rela mengantri dan melewati perjalanan jauh dari tempat tinggalnya, juga berhak untuk menemui saya.
Setiap pasien akan saya tanyakan, sudah vaksin atau belum. Mereka yang telah memiliki koneksi dengan saya, mengerti bahasa saya.
Memahami bahwa anjuran vaksin adalah demi kebaikan mereka. Jika belum dilakukan karena takut atau ragu, mereka mengaku sambil meringis, dan saya tertawa, mengizinkan mereka mengulur waktu, karena saya juga sudah memahami bahasa mereka.
• Gencar Program Vaksinasi, Wakil Ketua DPRD KKU: Mudah-Mudahan Kita Terhindar dari Virus Covid-19
Selama pasien saya mengerti konsekuensi penundaan vaksin, dan selama mereka tidak memaksa saya membuatkan surat tidak layak vaksin, tentu saja saya tidak akan marah. Hanya pasien baru yang biasanya akan membuat ketegangan di poli.
Pasien yang belum terkoneksi dengan kami semua. Ini bukan pasien baru yang pertama yang mengancam saya. Pernah ada yang meminta saya bertanggung jawab jika beliau kenapa-napa setelah divaksin.
Atau bertanggung jawab jika beliau kehilangan pekerjaan karena saya tidak memberikan surat tidak layak vaksin.