KISAH Perjalanan Anggita Elprija Wulandari jadi Seorang Dokter Gigi Muda di Pontianak
Drg Anggita menceritakan awal mulanya kenapa ia bisa menjadi seorsng dokter gigi dimana dikatakannya bahwa sebarnya sejak dari dulu ia berkeinginan me
Penulis: Anggita Putri | Editor: Hamdan Darsani
Kerjaannya tidak hanya terfokus sebagai dokter gigi, tapi banyak giat sosial yang ia lakukan.
“Saya benar-benar passion dengan Dokter gigi dan suka bersosialisasi juga berbisnis,”ucapnya.
Drg Anggita terhitung baru bertugas di Puskesmas sejak Januari 2021 lalu. Setelah itu membuka klinik pribadi yang sudah berdiri sejak Mei 2021 yang diberi nama Apotek Bintang, Prakter Pribadi Dokter Anggi.
“Saya sejak Mei gabung Apotek Bintang mulai beli alat nyicil satu-satu karena harganya tidah murah,”ucapnya.
Dikarenakan buka saat penerapan PPKM dan Kasus Covid-19 meningkat. Praktek pribadi malam terbatas, jadi sebelum datang dikatakannya pasien harus janjian terlebih dahulu.
Pelayanan di Apotek Bintang menyediakan mulai dari spesialis bedah, dokter umum, dokter spesialis lainnya, serta bisa melakukan perawatan luka diabetes yang merupakan inovasi baru.
“Kalau ada pasien diabetes kita bisa langsung melakukan perawatan luka. Kalau diabetes biasanya luka susah sembuh dan kita ada terapinya,”ujarnya.
Sedangkan untuk dokter giginya hanya ia sendiri, tak hanya itu ada juga pelayanan vaksin home visit.
“Vaksin Home Visit kayak vaksin pneomonia, tetanus, dan vaksin sebelum orang menikah kita bisa datang ke rumah karena saat ini sedang pandemi , kita juga ada sediakan vaksin gotong royong, dan hepatitis,”ujarnya.
Jadi Apotek Klinik Bintang terdiri dari dua lantai. Lantai pertama apoteknya, dan dilantai duanya Klinik Bintang di Jalan Tanjung Pura nomor 38, Pontianak.
Motivasi dari Gagal 10 Kali Test Masuk Universitas UGM . Akhirnya Lulus Menjadi Dokter Gigi di Universitas Airlangga
Drg Anggita mengatakan tentu perjalanannya tidak mudah bisa sampai ditahap ini, dimana awalnya benar-benar ingin menjadi dokter umum, namun ternyata takdir membawanya untuk menjadi dokter gigi.
“Dulu lulus SMA sempat nganggur setahun untuk nyoba masuk ke Unversitas UGM tapi tidak lulus. Bahkan saya sudah ikut ujian di UGM 10 kali. Lalu nyoba di swasta juga tidak lulus,”ujarnya.
Saat itu ia sempat merasa down melihat teman lain sudah masuk Fakultas Kedokteran, sejak itu dalam setahun ia sempat sampai mengurung diri.
• Ditengah Pandemi Covid-19, Gubernur Sutarmidji Beberkan Pembangunan di Kalbar Masih Tetap Berjalan
“Tapi akhirnya yang membuat saya termotivasi mungkin karena saya kurang belajar atau restu dari orang tua serta doa saya yang kurang,”ucapnya.