KISAH Veddriq Leonardo Atlet Panjat Tebing Indonesia dari Pontianak yang Pecahkan Rekor Dunia

Kemenangan Veddriq Leonardo makin lengkap setelah memecahkan rekor dunia nomor Men's Speed dengan torehan waktu 5,208 detik. Catatan waktu Veddriq leb

Penulis: Rizki Fadriani | Editor: Hamdan Darsani
TRIBUNPONTIANAK/ISTIMEWA
Wawancara Eksklusif Tribun Pontianak bersama Atlet panjat tebing Indonesia asal Kota Pontianak, Veddriq Leonardo, yang berhasil meraih kesuksesan, dengan menjadi juara dunia dalam IFSC World Climbing Cup musim 2021 dan sekaligus memecahkan rekor dunia nomor Men's Speed dengan torehan waktu 5,208 detik, Jumat 4 Juni 2021. 

TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Atlet panjat tebing Indonesia asal Kota Pontianak, Veddriq Leonardo, meraih kesuksesan dengan menjadi juara dunia dalam IFSC World Climbing Cup musim 2021.

Veddriq Leonardo mengungguli rekan senegaranya, Kiromal Katibin, pada final IFSC World Climbing Cup seri South Lake City, Amerika Serikat, Jumat 28 Mei 2021 waktu setempat, atau Sabtu 29 Mei waktu Indonesia

Kemenangan Veddriq Leonardo makin lengkap setelah memecahkan rekor dunia nomor Men's Speed dengan torehan waktu 5,208 detik. Catatan waktu Veddriq lebih baik dari rekor yang baru saja dibuat Kiromal Katibin 5,258 detik saat menghadapi atlet tuan rumah, Darren Skolnik.

Catatan waktu 5,258 detik milik Kiromal lebih cepat 0,222 detik daripada rekor sebelumnya yang dicetak atlet Iran, Reza Alipourshenazandifar.

Baca juga: Meski Berhasil Pecahkan Rekor Dunia, Fasilitas Latihan Panjat Tebing di Kalbar Sangat Memprihatinkan

Dikesempatan kali ini, Tribun Pontianak berkesempatan melakukan wawancara eksklusif bersama Veddriq Leonardo via zoom, dari Jakarta. Berikut kutipan wawancara singkatnya.

(Update Informasi Seputar Kota Pontianak)

Tribun: Bagaimana rasanya menjadi juara dunia panjat tebing, sekaligus menorehkan rekor baru?

Veddriq: Saya bangga dapat jadi wakil Indonesia yang berprestasi, dan juga sekaligus sebagai pemecah rekor di seri 2021, karena ini merupakan event pertama yang diadakan secara offline, mengingat saat ini masih pandemi.  

Saat saya memecahkan rekor, yang pertama saya rasakan itu ialah senang dan yang kedua saya merasa tugas saya sudah selesai. Keberangkatan Tim Indonesia ke Amerika ini, sejujurnya merupakan keberangkatan Indonesia yang pertama kalinya, dan tujuan Tim Indonesia berangkat ke Amerika memang untuk memecahkan rekor, targetnya itu. Dan Alhamdulillah kesampaian.

Baca juga: Optimisme dan Tantangan Atlet Panjat Tebing Kalbar Wujudkan Prestasi hingga Tingkat Internasional

Tribun: Bagaimana respons Kiromal Katibin setelah rekornya Anda pecahkan? 

Veddriq: Rekor dunia untuk nomor speednya dipegang oleh atlet Iran, Reza Alipourshenazandifar. Rekor tersebut telah dibuat empat tahun yang lalu, dan akhirnya bisa kita pecahkan di tahun ini.

Nah ketika kualifikasi, rekan saya Kiromal Katibin berhasil memecahkan rekor tersebut dengan catatan waktu 5,25 detik, namun di final ketika saya bertemu Kiromal Katibin pada perebutan medali emas, ternyata saya berhasil lagi memecahkan rekor di 5,20 detik. 

Saat itu yang saya rasakan senang, dan Katibin juga takjub karena rekornya masih bisa dipecahkan lagi. Dia juga ikut merasa senang.

Tribun: Siapa orang pertama di Indonesia yang Anda hubungi setelah menjadi juara dunia, apa yang Anda sampaikan?

Veddriq: Sudah selesai kejuaraan, yang pertama kali saya hubungi yang pasti keluarga, orang tua dirumah. Mereka dari awal sudah mendoakan dan mendukung saya. 

Saya telpon ibu dan saya kabari, Alhamdulillah beliau sangat bangga dan gembira mendengar kabar tersebut. Meskipun sebenarnya ibu sudah tau, karena mengikuti live streaming di YouTube, tapi masih saya kabari lagi. 

Alhamdulillah saya berhasil meraih medali dan juga sebagai pemecah rekor. Yang saya ucapkan kala itu ialah, ungkapan terima kasih untuk doanya dan salam untuk keluarga di rumah yang sudah mendukung. 

Baca juga: Panjat Tebing Kalbar Ambisi Ukir Sejarah Raih Medali PON XX

Tribun: Sebelum berangkat ke AS, apakah sudah terbayang Anda akan menjadi juara dunia?

Veddriq: Memang kita sudah yakin bisa. Pikiran kita waktu itu Amerika lumayan jauh, kalau misalkan berangkat hanya untuk menjadi peserta yang tidak sampai ke final, rasanya percuma juga sudah datang jauh-jauh. Memang dari awal optimis akan menang. Tapi misi utamanya tetap memecahkan rekor.

Tribun: Kabarnya keberangkatan Tim  Indonesia ke AS sempat terkendala, apakah saat itu Anda terpikir gagal bertanding?

Veddriq: Untuk keberangkatan ke Amerika, Alhamdulillah dari tim managerial sudah mempersiapkan dengan baik dan matang. Ada sedikit masalah tapi untuk saya sebenarnya tidak. Sewaktu keberangkatan, yang membuat khawatir ialah tes Covid. Karena jika sampai Positif Covid berarti yaudah batal berangkat.

Tribun: Setelah menjadi juara dunia, Anda menjadi viral dan semakin terkenal. Apakah banyak orang tak dikenal menghubungi Anda? Untuk keperluan apa?

Veddriq: Kalau menghubungi sih tidak, tapi mungkin lebih tepatnya memberi ucapan. "Bang selamat ya sudah membanggakan Indonesia" dll,. Tapi yang lebih banyak ialah media-media yang menghubungi saya secara langsung. Namun yang menghubungi secara personal sih, tidak.

Tribun: Sejak kapan mulai kenal olahraga panjat tebing dan kapan memutuskan untuk menjadi atlet?

Veddriq: Jadi awalnya saya mengenal olahraga ini ketika duduk di bangku SMA, karena ada ekskul sispala. Kebetulan saya bersekolah di SMAN 6 Pontianak, dan waktu itu saya bergabung diorganisasi. 

Jadi diorganisasi itu, satu di antara kegiatannya ialah olahraga panjat tebing. Nah dari situ pembina saya memperkenalkan  panjat tebing

Dan ditanya, "Veddrick mau gak jadi atlet panjat tebing mewakili SMA 6 untuk mengikuti kompetisi-kompetisi antar pelajar" jadi awal ketemunya disitu. 

Baca juga: Jaga Imunitas dengan Bermain Badminton di GS Hall Arviga Ujung Pandang Kota Pontianak

Ketika baru tau panjat tebing, kita kepo. Terus ketika coba latihan ternyata olahraga ini menarik, menantang dan juga orang-orangnya membawa pengalaman baru untuk kehidupan saya. Jadi diterusin dan ternyata punya prospek bagus.

Disispala itu, saya ditunjukkan bahwa Indonesia memiliki segudang prestasi panjat tebing di kancah Internasional, jadi termotivasi. 

Tribun: Apa yang membedakan antara panjat tebing alam asli dengan panjat tebing papan ketika latihan? 

Veddriq: Kalau saya spesialisasinya di nomor speed atau kecepatan. Kalau di tebing alam itu pemanjatannya lebih pada kesulitan. Yang dituntut ialah kemampuan kita menyelesaikan suatu masalah jalur di tebing alam. Dan sensasinya berbeda, tebing alam itu lebih ekstrim. Lebih ke olahraga ekstrim kalau yang saya geluti ini lebih ke arah olahraga yang mengarah ke prestasi.

Tribun: Apa kunci prestasi yang Anda raih agar bisa menjadi inspirasi anak-anak muda Kalbar?

Veddriq: Kalau kunci sukses dari saya adalah komitmen dan konsistensi. Jadi olahraga ini awal-awalnya kan masih belum terkenal, masih belum ada pembinaan, masih belum ada seperti fasilitas yang mampuni.

Sehingga beberapa kesempatan kita memang menyadari jika ada yang tidak benar dalam latihan, misalnya kita latihan tapi tidak bisa ikut kompetisi, atau ada kompetisi tapi kita tidak punya fasilitas untuk latihan, dan komitmen untuk menjalani program-program yang telah disusun. 

Tribun: Bagaimana Anda melihat olahraga panjat tebing di Kalbar, paling pertama apa yang perlu dibenahi?

Veddriq: Ini menurut pandangan saya pribadi, untuk fasilitas panjat tebing itu dari awal pembangunan sampai sekarang memang tidak ada peningkatan atau minimal maintenance tidak terlihat, tidak ada sama sekali. 

Menurut saya itu fasilitas yang sangat minim bagi selevel daerah apalagi provinsi yang besar, namun hanya memiliki satu fasilitas dan kondisinya seperti itu, menurut saya agak sedikit miris. Saya harap fasilitasnya tidak kalah dengan provinsi-provinsi lainnya.

Tribun: Target terdekat prestasi apa yang akan Anda raih?

Veddriq: Sebenarnya saya bergabung di Pelatnas ini untuk persiapan di tahun 2024, ada olimpiade Paris 2024. Nah satu di antara agenda menuju ke 2024, ya kita mengikuti beberapa rangkaian kompetisi World Cup, dan juga ada Asean Games di depan, ada World Championship, jadi fokus akhirnya memang buat 2024. Cuma kita harus melewati tahapan-tahapan yang ada sebagai jalan menuju  ke sana.

Tribun: Motivasi dari Veddriq untuk anak muda khususnya di Kalbar untuk terus memperjuangkan mimpinya.

Veddriq: Untuk anak-anak muda khususnya di Kalbar, kalau punya mimpi memang harus diwujudkan, dan jangan ragu kalau itu memang menjadi impian kita. 

Jadi intinya, fokus, jalani dengan sepenuh hati, dan jangan lupa dibantu dengan doa, Inshaallah akan terwujud dan sukses dikemudian hari. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved