Breaking News

Human Interest Story

KISAH Kakek Johar Tinggal di Gubuk Reot Kebun Karet, Hidup Sebatang Kara Tanpa Ada Penerangan

Di bawah atap seng yang miring itu lah, Johar menginstirahatkan tubuhnya dalam gelap gulita tanpa penerangan di tengah kebun karet.

TRIBUNPONTIANAK/Agus Pujianto
GUBUK: Seperti inilah gubuk tempat tinggal sementara Johar di Desa Martiguna, Dusun Sungai Labi, Rt 10 Rw 04, Kecamatan Sintang, Kamis (2/7/2020) Kondisinya memperihatinkan, nyaris 80 persen bangunannya sudah roboh, rata dengan tanah. 

“Yang saya khawatir, takut pondok itu roboh nimpa dia, lalu meninggal. Ndak ada yang tahu."

"Terus orang yang punya lahan mau bersihkan lahan lalu lihat bangkai tinggal tulang. Itu yang ada dibenak saya,” ungkapnya.

Khawatir terjadi sesuatu yang tak diiingkan, Umi lantas melaporkan kondisi tersebut ke Achmadin, Ketua Rt setempat.

“Setelah dapat informasi itu, saya pun pergi ke pondok untuk memastikan. Rupanya benar,” katanya.

Setelah keberadaan Johar diketahui, beberapa warga ada yang mengulurkan bantuan.

Ada berupa beras. Roti hingga Mi instan. Tapi bantuan itu sama sekali tak disentuh. Masih utuh hingga hari ini.

Selain sembako, warga juga memberikan beberapa perlengkapan alat masak serta ember untuk menampung air hingga peralatan masak.

Kakek Johar memberikan keterangan berbeda.

Dia mengaku baru hitungan hari tinggal di gubuk tersebut.

“Baru lima hari,” katanya dengan logat bahasa daerahnya yang kental.

Perawakan Johar tinggi semampai. Tubuhnya kurus.

Tulang rusuknya tercetak jelas di kulit sawo matang. Rambut belakangnya panjang melebihi pundak.

Kakek Johar mengaku berasal dari Tebidah, Kecamatan Kayan Hulu, Kabupaten Sintang.

Dia tidak punya kartu identitas.

Johar mengaku pernah bekerja di Malaysia, tepatnya di Bintulu.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved