Human Interest Story
KISAH Kakek Johar Tinggal di Gubuk Reot Kebun Karet, Hidup Sebatang Kara Tanpa Ada Penerangan
Di bawah atap seng yang miring itu lah, Johar menginstirahatkan tubuhnya dalam gelap gulita tanpa penerangan di tengah kebun karet.
Penulis: Agus Pujianto | Editor: Maudy Asri Gita Utami
Ketika itu, dia dan bapaknya sama-sama mencari kayu di hutan.
“Saya pernah kenal orang ini, 8 tahun yang lalu, waktu bapaknya masih sehat. Jadi waktu itu, pondok-pondok belum ada. Hanya satu punya saya. Mereka cari kayu untuk dijual,” katanya.
Namun setelah itu, Umi tak lagi melihat Kakek Johar.
Setelah enam tahun berselang, Umi kembali melihat Johar melintas di depan pondoknya sekitar pertengahan Maret lalu.
“Sekitar 6 tahun ndak lihat dia. Baru setelah kami mendirikan pondok ini, sekitar pertengahan maret ada lihat dia lagi,” cerita Umi.
Setelah sekian lama tak terlihat, Umi lantas bertanya Johar tinggal di mana.
Namun Johar tidak menyebut pasti tempat tinggalnya. Dia hanya nunjuk pondok di belakang.
Umi semakin penasaran. Ketika Johar kembali lewat di depan rumahnya, dia kembali memastikan tempat tinggal Johar.
Lalu, Umi dan seorang warga lain yang kebetulan panen sawit memberanikan diri mencari tahu tempat tinggal Kakek Johar di kebun karet penuh semak.
Alangkah terkejutnya Umi tak kala menjumpai tempat tinggal Kakek Johar yang hanya bekas pondok yang sudah nyaris roboh rata dengan tanah.
“Saya itu lihat pondok itu ndak mungkin bisa jadi tempat tinggal. Makanya saya ndak yakin awalnya dia tinggal di situ. Baru saya pastikan pada hari Jumat."
"Pas mereka panen sawit. Datang kami berdua ke situ. Sekali datang ke situ, memang betul tinggal di situ."
"Kami pun teduduk temenung lihat tempat seperti itu. Rasanya ndak masuk akal pondok nyaris roboh itu untuk tempat tinggal,” ujarnya.
Pikiran Umi gundah melihat Johar tinggal di gubuk yang jarak dari rumahnya berkisar 500 meter tersebut.

Dia khawatir, bagaimana bila bangunan itu roboh dan menimpa Kakek Johar ketika diterpa hujan dan angin kencang.