Durian Kunyit Terbaik Se-Kalbar, Sutarmidji: Jangan Mudah Dicurangi

Gubernur mengingatkan Wawang dan para petani durian unggul di Kalbar agar menjaga bibit durian mereka.

Editor: Jamadin
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID/ ANGGITA PUTRI
JUARA KONTES - Gubernur Kalbar Sutarmidji secara simbolis menyerahkan hadiah utama uang Rp 50 juta kepada Wawang, petani Durian Kunyit asal Desa Kuala Dua, Kecamatan Kembayan, Kabupaten Sanggau yang menjadi juara Kontes Durian Unggul, pada Minggu (25/8). Insert: Para juara Kontes Durian Unggul, Hortikultura Festival Durian Bumi Khatulistiwa 2019. 

Wawang menyatakan, dinamai Durian Kunyit karena warna daging durian kuning seperti kunyit. Durian ini, katanya, begitu disenangi masyarakat dan para pejabat. Durian yang dijual seharga Rp 25 ribu ini telah memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh para juri.

"Saya di sini hanya mewakilkan. Selama ini Om Hero yang menggerakkan kami. Kami mendapatkan arahan dalam bertani durian. Dari pengembangan sampai pemupukan, cara menyambung, cara menempel. Itu semua kami diajarkan," ungkapnya.

Varietas Unggulan
Ketua Yayasan Durian Nusantara (YDN), Mohamad Reza Tirtawinata mengatakan, YDN terus mencari varietas durian unggulan dari setiap daerah untuk kemudian dikembangkan di daerah masing-masing.

“Melalui kontes ini, kami juga melakukan eksplorasi ke lapangan. Kalau kita mendapatkan jenis-jenis yang bagus, syarat utamanya adalah dikembangkan lagi di tempat asalnya. Saya mengusulkan para pemenang setelah diindentifikasi, induk tunggalnya yang didaftarkan. Kemudian diperbanyak ditanam di daerah asalnya. Kalau diasalnya, kita yakin habitatnya cocok. Juaranya itu tidak hanya 1 pohon tapi mungkin 5-10 hektare. Sehingga ke depannya, juara kemarin bisa ada di pasaran,” ujar Reza.

Baca: Material Jl Ayani Ganggu Penggendara, Kadishub Kota Imbau Hati-hati Melintas

Jika ingin memperbanyak benih dari populasi, lanjutnya, dibutuhkan waktu sekitar 4-5 tahun dan memakan biaya yang sangat besar.

“Kita harus menanam benih dari kecil. Butuh 4-5 tahun dan biayanya besar. Petani harus menyiramnya dimusim kemarau, harus dipupuk, dijaga dari hama. Perawatannya membutuhkan banyak waktu dan biaya,” jelasnya.

Penanaman ini, katanya, harus menggunakan teknologi top working. Pohon-pohon yang kurang bagus bisa digunakan sebagai batang bawah.

“Jadi batang dibiarkan 2-3 meter, dipangkas, tunas yang tumbuh disambung dengan durian yang juara. Nah, dengan cara itu kita sudah bisa punya banyak pohon yang bagus dan itu biayanya tidak terlalu besar. Pada dasarnya, pohon-pohon ini tanpa disiram tetap hidup seperti pada habitat dasarnya di hutan,” jelasnya.

Reza mengatakan, harus ada tim yang bertanggung jawab pada pengelolaan ini.

“Minimal sebulan 1-3 bulan sekali dipantau, difoto lalu dilaporkan. Kami Yayasan Durian Nusantara akan turut membantu memberikan bantuan. Jarak jauh sekarang tidak masalah,” ungkapnya.

Ia mengatakan, potensi pembeli durian sudah ada, tinggal bagaimana bisa menyajikan yang terbaik.

“Saya juga mau usul penyelenggaraan berikutnya disuatu tempat di mana para pembeli dari luar negeri bisa mencicipi durian yang sudah diseleksi. Sehingga bisa mewakili inilah durian kalbar yang luar biasa, agar mereka tertarik berinvestasi,” pungkasnya.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved