37 Cuitan Fadli Zon tentang Pembelian Saham PT Freeport, Saya Tak Cium Aroma Kemenangan

Wakil Ketua DPR, Fadli Zon, memberikan cuitan terkait dengan transaksi pembelian saham PT Freeport Indonesia oleh Pemerintah.

Penulis: Hasyim Ashari | Editor: Agus Pujianto
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra dan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon 

Inalum diperkirakan harus membayar beban kupon sebesar Rp1,7 triliun setiap tahun.

Ini bs menempatkan perusahaan tsb pada posisi berisiko.

25. Masalahnya, Inalum bukan satu-satunya BUMN yg harus menerbitkan surat utang global akibat beban penugasan yg sangat besar oleh pemerintah.

Sebelumnya PT PLN (Perusahaan Listrik Negara) jg telah menjual global bond senilai US$5miliar.

26. PT Pertamina tahun ini telah menerbitkan global bond Rp11,2 triliun dari target US$4 miliar.

Pada 2017 lalu, Jasa Marga jg telah melepas global bond berdenominasi rupiah senilai Rp4 triliun dgn kupon 7,5 persen.

27. Dalam catatan sy, antara 2016 hingga 2018, jumlah utang BUMN kita telah meningkat hingga 132,92 persen.

Baca: Kapal Pengakut Material PLTU 1 Kalbar Terdampar di Bibir Pantai Tanjung Gundul Bengkayang

Baca: Minta Bulog Kalbar Kelola Tata Niaga Beras dengan Baik, Sutarmidji :Jangan Sampai Sumbang Inflasi

2016, utang BUMN tercatat Rp2.263 triliun, per September 2018 jumlahnya tembus Rp5.271 triliun.

Artinya, dlm dua tahun terakhir utang BUMN kita melonjak Rp3.008 triliun.

28. Dari BUMN sektor non-keuangan, sektor ketenagalistrikan menyumbang utang sebesar Rp543 triliun, atau 28 persen dari total utang BUMN non-keuangan.

29. Kemudian BUMN sektor migas menyumbang utang sebesar Rp522 triliun (27%), sektor properti dan konstruksi Rp317 triliun (15%), sektor telekomunikasi Rp99 triliiun (5%)

Sektor transportasi Rp75 triliun (4%), dan sektor lain-lain Rp403 triliun (20%). Itu angka yg besar sekali.

30. Masalahnya, jumlah utang yg menggelembung itu berbanding terbalik dgn kinerja pendapatan BUMN.

Dalam tiga tahun terakhir, pendapatan BUMN hanya naik Rp326 triliun.

31. Padahal, pada periode 2012-2014, saat utang BUMN ‘hanya’ naik Rp824 trilun.

Total pendapatan BUMN pada periode itu mencapai Rp5.393 triliun.

Baca: Misteri Pacarnya Baru Terungkap, Sule Ungkap Sifat Kekasihnya hingga Rencana Pernikahan

Baca: Edi Suratman: Jalan Mantap Dorong Perekonomian Kota Pontianak 

Artinya, utang baru BUMN sebenarnya tdk produktif.

32. Pada saat bersamaan, kerugian BUMN tercatat terus meningkat.

Sy mencatat, memasuki September 2018 kinerja BUMN besar justru kian memburuk.

33. Hingga kuartal III-2018, PLN, misalnya, telah menderita kerugian hingga Rp18,48 triliun.

Padahal, periode yg sama tahun lalu PLN masih mengantongi laba bersih Rp3,05 triliun.

Total kerugian BUMN-BUMN besar itu kini mencpai Rp26,95 triliun.

34. Angka-angka tadi membuktikan penugasan pembangunan infrastruktur atau keperluan pencitraan yg selama ini diberikan oleh pemerintah terbukti membebani keuangan BUMN.

Masalahnya, sejauh ini kita tak pernah melihat ada mitigasi risiko, padahal kondisinya cukup mengkhawatirkan.

35. Dan terakhir, kelima, untuk transaksi yang melibatkan angka puluhan triliun semacam ini, menurut saya, BPK dan KPK harus ikut memeriksa.

36) Jangan lupa, transaksi besar ini terjadi di periode transisi kekuasaan.

Baca: Sejumlah Tokoh Masyarakat Kapuas Hulu Prihatin Pelajar Terlibat Kasus Pencurian

Baca: Kapal Pengakut Material PLTU 1 Kalbar Terdampar di Bibir Pantai Tanjung Gundul Bengkayang

Potensi moral hazard-nya sangat tinggi. Jangan sampai ada tradisi transaksi besar di setiap periode menjelang Pemilu.

37. Itulah lima catatan menyikapi transaksi pembelian 51,23 persen saham Freeport.

Sy sama sekali tdk mencium bau kemenangan atau nasionalisme dari transaksi tsb.

Itu justru adlh transaksi yg ruwet, menyimpan aroma masalah, dan menyembunyikan banyak sekali risiko. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved