Reuni Guru dan Murid SMEA 1 Pontianak Penuh Haru di Kediaman Dr Aswandi, Semua Berurai Air Mata
Derai air mata mengiringi setiap salaman tangan dengan para gurunya oleh alumni SMEA 1 Pontianak
Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Syahroni
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID, PONTIANAK - Derai air mata mengiringi setiap salaman tangan dengan para gurunya oleh alumni SMEA 1 Pontianak, lulusan tahun angkatan 1982 dan 1983 saat menggelar acara Merajut Tali Kasih Bersama Guru.
Setidaknya ada enam guru SMEA 1 Pontianak yang masih diberikan umur panjang hadir pada acara kali ini dan ini setelah melalui proses pencarian dari para alumni.
Sekolah yang kini bernama SMKN 1 Pontianak menggelar acara Merajur Tali Kasih Bersama Guru lantaran keprihatinan dengan kondisi pendidikan saat ini dimana mudah sekali peristiwa di kriminalisasinya seorang guru baik dari muridnya maupun orangtua murid.
Baca: Warnanya Bening dan Agak Manis, Ternyata Ini Miras Oplosan yang Paling Berbahaya Buat Tubuh
Satu persatu-satu guru SMEA 1 berdatangan di kediaman Dr Aswandi tempat kegiatan dilangsungkan. Jalan Pak Majid III, Danau Sentarum, Sabtu (14/4/2018).
Setiap guru yang hadir disambut dengan antusias oleh para alumni yang telah menunggu kedatangan guru mereka dan satu persatu melakukan salam serta mencium tangan para guru mereka.
Satu diantara guru yang hadir, Komsari (74) menuturkan kalau ia sangat terharu dengan acara yang diadakan oleh mantan anak muridnya ini, ia tak menyangka kepedulian mereka masih sangat kuat.
Ia bahkan tak mampu berkata-kata, seakan mulutnya bungkam sambil menyeka matanya menahan air mata yang tak terasa terus mengalir.
"Saya sangat bangga dan terharu, saya adalah guru yang garang pada siswa tapi siswa saya tidak dendam sama saya dan membuat acara ini," ucap Komsari yabg sudah pensiun hampir 20 tahun ini.
Diselenggarakannya kegiatan ini, ia menganggap kalau ini adalah bentuk kepedulian dari para mantan anak didiknya kala itu, walaupun sudah tak bertemu selama 35 sampai 36 tahun, suasana keakraban antara seorang guru dan muridnya tetap terjalin seperti didalam kelas.
Baca: Jangan Lagi Konsumsi Pisang Saat Perut Kosong, Ini Akibatnya
Ia pun sempat menyinggung dengan seringnnya penomena dimaana guru menjadi korban kekerasan baik siswa maupun orangtua siswa adalah sebuah kemunduran dalam dunia pendidikan, ia sangat prihatin dengan kejadian itu.
Pada masa lalu menurutnya hal serupa tak pernah terjadi dan guru diharapnya tetap menjaga kedisiplinan dan harga dirinya.
Guru lainnya, Erlis Alnur yang bisa sudah pensiunan ini menuturkan keprihatinannya dengan kondisi saat ini, dimana harusnya murid menghormati guru tapi sekarang malah murid yang membuat gurunya masuk penjara dan sebagainya.