Hut ke-72 RI, Sejumlah Napi Lapas Pontianak Dapat Remisi

Kalapas klas II A Pontianak, Sukaji menuturkan pada perayaan 17 Agustus 1945 ke-72, sejumlah napinya mendapatkan remisi dari pemerintah.

Pihak Lapas, menurutnya selalu berusaha untuk meminimalisir hal tersebut.

"Kita menangani manusia, manusia memang luar biasa akalnya banyak jadi kami sendiri tidak luput dari pembicaraan media sosial yang lebih banyak tidak benar," katanya.

Ia pun memohon agar media sosial jangan dipakai untuk hal yang tidak mengenakan apalagi instansi pemerintah.

Menurutnya, menangani narkoba memang harus seluruh masyarakat Indonesia, tidak cukup diserahkan kepada pemasyarakatan saja.

"Kami sudah seperti tong, semua dilempar kesini, ada teroris lempar ke sini, sedangkan ilmu yang disiapkan untuk penanganan terpidana yang bersifat umum, dan kejahatan kriminal," ujarnya.

Ia pun menganologikan, jika menyelesaikan narkoba, yang narkoba sendiri seharusnya direhab, walaupun narkoba dipandang sebagai korban, kenyataanya, kata dia, pihak Lapas tidak bisa apa-apa hanya mengurung saja.

"jadi jika kita punya penyakit kulit kita garuk saja, tidak diobati maka seperti itu. Bagaimana kita harap bisa berkurang kenyataanya penemuanya semakin besar," bebernya.

Untuk peredaran narkoba di Lapas, Ia pun tidak bisa mengatakan menampik hal tersebut, kemungkinan tersebut menurutnya bisa terjadi.

"Yang jelas kita selalu berusaha dengan kemampuan kita tampa dukungan masyarakat, negara dan pemerintah tidak bisa kita bergerak jika hanya diserahkan begitu saja," katanya.

Bahkan, belum lama ini pihaknya pun berhasil menangkap narkotika 2ons dipantatnya anak kecil, didalam sel sekitar 2 bulan yang lalu.

"Itukan luar biasa. Kami mendapat penghargaan, namun tidak cukup begitu, karena hal tersebut bergerak setiap hari," katanya.

Jika disebut ada peredaran didalam, menurutnya, mereka para bandar ditangkap didalam termasuk juga pecandunya didalam, jadi resiko masuknya barang tersebut luar biasa.

"Yang jelas mereka memakai, dan bandar-bandar bisa saja menyimpan narkobanya dimana-mana, atau dikampungnya dengan berbagai cara. Hal itu sama-sama kita antisipasi, semua elemen termasuk media harus mendukung agar masyarakat tau bahayanya narkoba," ungkapnya.

Untuk razia mendadak, dari dulu Ia mengaku pihaknya telah siap, namun memang belum pernah karena mesti melihat keselamatan dari semuanya.

"Tidak bisa dipaksakan kecuali semuanya siap dan ada yang disasar," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved